Gadis itu cukup kerepotan saat berjalan-akibat gaunnya yang panjang dan bertumpuk-tumpuk. Saat di koridor hotel, para wartawan langsung menghadangnya dengan mengajukan ribuan macam pertanyaan yang cukup mengejutkannya.
"Nyonya, bagaimana tanggapan anda dengan kabar bahwa Tuan telah memiliki seorang kekasih?" Tanya salah satu wartawan padanya.
Deg
Apa katanya?
"Tuan dikabarkan telah menjalin hubungan dengan seorang gadis dari keluarga biasa!" Sambung wartawan lainnya.
Jadi... laki-laki itu sudah punya kekasih? Pantas dia enggan hanya untuk menatapku. Pikirnya
"Lalu apa yang akan Anda lakukan? Oh, mari para pemirsa kita lihat tanggapan dari Mrs. Candy!"
Tubuhnya yang mungil hampir tenggelam dalam kerumunan wartawan. Ia benar-benar merutuk dalam hati. Ia merasa begitu frustasi. Sudah gaun yang dikenakannya sesak di bagian dada kini pasokan oksigennya semakin berkurang―semakin banyak orang memadati koridor hotel.
Lalu kemana pria itu ? Astaga aku bisa gila.
Namun beruntungnya karena Kevin-sepupunya datang menertibkan para wartawan yang tidak henti-henti memotret.
"Kubilang juga apa!" Ujar nya menatap Candy khawatir.
"Thanks!" dan membiarkan Candy lari menerobos kerumunan wartawan dan masuk ke dalam lift.
Ia hanya menghembuskan nafas dan menekan tombol angka sembilan. Penat, lelah, haus dan lapar bercampur jadi satu. Gadis cantik itu menatap cincin yang berkilauan di jarinya sambil melepas tudung dan sarung tangan. Termenung, entah apa yang dipikirkannya.
TING!
Candy tersentak mendengar denting bel―pintu lift terbuka. Ruangan bertuliskan 'private room' berpintu merah tepat di depannya. Candy segera keluar dari lift menuju ruangan itu.
Memikirkan betapa empuknya ranjang hotel sekelas Marriott Executive Soul membuatnya makin tidak sabar untuk segera masuk ke ruangan. Tidur dengan nyaman; hal itu sudah terbayang jelas di benaknya.
Candy meraih pegangan pintu dan membukanya, samar-samar dia mendengar seseorang sedang tertawa.
Terlihat dia sedang duduk menyelonjorkan kaki jenjangnya. Ia menyipitkan matanya. Aah, ternyata dia tidak sendirian. Dia bersama seorang gadis.
Ya, seorang gadis.
Suaminya sedang merangkul gadis berambut Coklat Muda yang tidak dikenalnya. Raut wajahnya pun terlihat bahagia.
Kesan dingin yang melekat pada pribadi itu musnah sudah. Tatapan sinis yang Candy dapatkan sudah jauh berubah, hangat.
Oh, dia berselingkuh. Terang-terangan, pula.
Candy tahu, sangat tahu jika pernikahan ini hanyalah alat bisnis semata. Gadis itu juga sudah mendengar kabarnya jika suaminya telah mempunyai seorang kekasih dan kabar itu terbukti benar.
Tampaknya, keinginan Candy untuk tidur dengan nyaman itu tidak bisa terlaksana.
Candy sama sekali tidak mempermasalahkan pria itu untuk berselingkuh. Sama sekali tidak. Candy memang tidak memiliki perasaan sedikitpun pada Suaminya.
Saat ini yang ada di dalam pikirannya hanya satu-ingin beristirahat! Candy mengembuskan nafas kesal.
Tapi bisakah dia bersikap sopan terhadap keluarganya terutama Daddy nya dengan tidak membawa gadis itu masuk? Hal itu bisa dilakukan di lain waktu bukan?
Candy masuk dan menutup pintu sehingga timbul bunyi debaman yang cukup keras. Kedua orang itu sepertinya menyadari ada orang lain yang masuk. Mereka terdiam sejenak. Candy melipat tangannya di depan dada dan bersandar ke pintu.
Terpaksa dia beristirahat disini, karena kamar ini memang sudah di reservasi khusus untuk mereka. Jadi, saat ia akan tidur di kamar lain, para pelayan akan melarangnya keras. Tidak ada pilihan lain. Diluar sana masih banyak wartawan.
Pria itu mengalihkan tatapannya pada gadis cantik yang tadi masuk dan sekarang sedang tersenyum. Terdengar ia menghembuskan nafas berat. Gadis cantik yang sudah berubah status menjadi istri sahnya.
Aktris yang diincar oleh banyak pria.
Pernikahan yang dilaksanakan tanpa memikirkannya yang sudah memiliki kekasih benar-benar membuatnya kesal setengah mati pada keluarganya.
Kenapa harus Ia yang jelas tidak menyukai gadis itu? Ia mendengus sebal, memilih mengacuhkan Candy dan terus bercengkrama dengan kekasihnya. Berharap gadis itu cepat pergi dari ruangan ini.
"Oh, ini selingkuhanmu? Salam kenal." Nada suaranya lembut namun tegas.
Senyuman gadis itu benar-benar memikat hati. Raut wajahnya tenang, seolah tidak terjadi apa-apa. Gadis bermata hitam itu meneguk ludah. Kenapa gadis ini malah mengajaknya berkenalan?
Bukannya pergi, Candy malah maju ke arah pria di hadapannya. Pria itu tertegun sejenak. Mencerna kalimat Candy berusaha menutupi rasa terkejutnya dengan tetap memasang wajah datar.
"Mau apa kau?" Tidak disangka, dia akan ketahuan selingkuh secepat ini. Gadis bermata coklat ini benar-benar cerdas. Istrinya ini langsung mengetahui gadis yang dirangkulnya adalah selingkuhannya.
Kenapa dia tidak bertingkah sewajarnya? Kenapa tidak menangis?
Candy melangkah pelan menuju gadis yang duduk tepat di sebelah Suaminya. Mata jelinya mengamati tajam dari ujung kaki hingga ujung rambut gadis itu.
Merasa diperhatikan seperti itu, gadis itu-selingkuhan suaminya- terdiam dan menunduk tanpa melihat orang di depannya.
"Tubuh dan Dadamu mencolok sekali," kata nya sambil menilai penampilan gadis yang menunduk di depannya.
Gadis itu mengepalkan kedua tangannya mendengar kalimat Candy. Tapi mengingat gadis ini adalah istri kekasihnya, tak urung dia menjadi takut juga. Dia berada dalam posisi yang tidak menguntungkan.
"Siapa namamu?" tanya Candy santai sambil menyibakkan rambut panjangnya ke belakang.
"J-j..jessi"