Hans mengangguk, ia pun mengajakku berkeliling tempat tinggalnya,Yuka juga ikut denganku.Hans menunjukkanku kamar yang nantinya akan aku pakai.
"Baiklah,Matsu ini kamarmu sekarang,maafkan kami,karena hanya ada 1 ranjang dan tempat ini sangat berdebu".
"Ya tidak apa-apa, aku bisa menambahkan hal lain setelah aku tinggal disini lebih lama".
"Baguslah kalau begitu! "
Setelah itu ia mengajakku ke dapur.Sesampainya disana ia membuatkanku sebuah makanan,Hans membutuhkan waktu untuk menyiapkannya,saat menunggu, aku mengobrol dengan Yuka.
"Hei,Yuka?"
"Ada apa kak? " Ia menghadapku
"Umurmu sekarang berapa? " Tanyaku
"9 Tahun! " Ia menunjukkan angka 9 dengan jari-jarinya yang mungil itu.
"Wah, kalau kakak 10 tahun nih"
"Ohh gitu ya kak? , kalau gitu kita cuma beda 1 tahun ya kak? " Matanya bersinar
"Iya" Aku mengangguk
"Makanan sudah siap! " Kata Hans
"Terima kasih Tuan Hans! "
1 Jam kemudian, aku pergi ke kamarku untuk beristiharat di ranjangnya,setelah aku berbaring, kulihat jam dinding yang berada di atas pintu kamarku, jarum menunjukkan pukul 11,aku merasa bosan, jadi aku memutuskan untuk pergi jalan-jalan ke luar.
"Tuan Hans! , aku ijin pergi ke luar ya, aku ingin melihat-lihat tempat baru ini."
"Ya, baiklah! hati-hati ya!." Ia melambaikan tangannya
"Di sisi lain pintu ini, ada sebuah dunia baru yang menunggu untuk dijelajahi, baiklah, ayo kita keluar!." Kataku dalam hati
Setelah kubuka pintu itu,sinar matahari yang panas segera menyinari tubuhku.Aku tidak dapat melihat apapun karena cahaya matahari yang sangat terang, setelah itu aku menutupi mataku dengan dengan lenganku, setelah itu, kulihat sebuah jalan yg diseberangnya terdapat jajaran rumah dan toko,aku pun langsung berjalan-jalan, toko-toko itu menjual berbagai buah-buahan, baju dan berbagai hal lainnya, tetapi yang paling menarik perhatian ialah toko yang menjual alat-alat sihir, pedang, armor bahkan ramuan-ramuan, aku pun berhenti di sebuah toko yang bernama, 'Sunday Store', rupanya toko itu hanya buka pada hari minggu saja, tetapi dari luar aku melihat berbagai barang yang menarik perhatianku, sebuah pedang pendek, ukuran pedang itu lebih besar sedikit dari pisau biasa, toko itu ternyata juga menjual berbagai hal, layaknya toko kelontong, seandainya aku bisa memiliki tokoku sendiri nantinya, karena menurutku memiliki toko itu sangat keren.Kulanjutkan perjalananku, aku sampai ke sebuah perempatan yang di tengahnya terdapat patung dan sebuah tulisan,'Distrik 119',rupanya itu nama tempat ini.Setelah berbelok ke kanan aku melihat ada suatu bangunan yang bernama 'Akademi Assasin 119',bangunan itu ada di ujung jalan yang gelap, tidak kusangka ada sekolah yang mengajari seni-seni membunuh, sepertinya aku harus melihat bagian dalam bangunan itu, tetapi aku tidak bisa masuk begitu saja.Ada sebuah jendela kecil di sisi kirinya,aku pun pergi mengintip bagaimana isi dari akademi itu,dan yang kulihat adalah, tidak ada, hanya warna hitam, aku tidak bisa melihat kedalamnya aku merasa agak kecewa setelah tidak dapat melihat isi akademi itu. Saat aku akan pergi dari tempat itu,ada sebuah monster yang mencegahku, monster itu sebesar lampu penerangan jalan,tubuh besar dan kekar, seluruh tubuhnya memiliki rambut berwarna hitam ,cakar yang besar, serta mata kuning yang menyala-nyala serta rahang yang besar dengan giginya yang tajam, monster itu menggeram kepadaku, dan bersiap-siap untuk menerjangku, tidak ada jalan lagi untuk lari, monster itu berlari menujuku, aku harus melakukan 1 dari 2 hal yang ada di pikiranku, yaitu lari atau melawan, monster itu sudah didepanku,siap untuk membunuhku.