Dilain tempat siang menjelang sore itu dean memasuki sebuah restoran cepat saji,
Tring.. suara bel terdengar ketika pintu dibuka.
"selamat datang.." sapa salah seorang waiter. Sella tolong kamu layani pelanggan yang baru masuk, kami semua sibuk disini, pinta salah satu waiters senior yang dijawab anggukan sella, dia meninggalkan mesin kasir dan menghampiri seorang pelanggan di pojok ruangan samping jendela, dia dapat melihat jelas punggung pria itu dari kejauhan. Seperti punggung yang familiar, dimana aku pernah melihatnya ya? Hmm.. sella berusaha untuk mengingat
"selamat sore tuan, bisa saya catat pesanan anda" sapa sella ramah "eh! Dean?!"
"hai..." sapa dean dengan senyum tipis bibirnya yang semerah delima,
"a..a..apa yang kamu lakukan disini? Kamu sendirian? Dimana alice?" tanya sella gugup, dia tidak menyangka akan bertemu dean sendiri di sini, pipinya sedikit merona dan jantungnya berdegum kencang, tatapan pria tampan itu begitu menggoda dan juga senyumnya yang sangat manis dengan kulit putih pucatnya juga bibir semerah delima, dean bisa di kategorikan sebagai pria cantik, terkadang sella merasa iri dengan paras dean yang melebihinya.
"tentu saja untuk makan, apa tidak boleh?" goda dean dengan senyumannya
"eh tapi.. kenapa disini" sella terlihat gelagapan sambil melihat sekitar dengan panik, sekilas dia melihat pak bams sang menejernya yang mulai tidak senang dengan sikap gelagapan sella, menyadari itu sella segera menenangkan dirinya dan bersikap seperti biasa, dia tidak mau berurusan dengan pak bams, semenjak tangan pria gendut itu patah tempramennya sangat buruk melebihi wanita yang sedang menstruasi. Lebih baik untuk tidak mencari gara-gara dengan pria gendut itu.
"apa tidak boleh? Baiklah kalau begitu aku akan pergi" dean dengan sedikit cemberut perlahan mulai berdiri
"eh tidak! Bukan begitu maksudku, kamu jangan marah.. ayo duduk.. duduk"
"hm..(tersenyum senang) oke, hmm mari lihat makanan apa yang enak disini" dean membuka buku menu yang ada dimejanya tadi
"hm... oke, aku mau makanan yang kamu pilihkan saja"
"apa?.. baiklah, ada lagi?" tanya sella
"dua porsi.."
"apa Maksudmu? Eh.. ehem.. maksud anda pak?" sella hampir lupa dengan statusnya saat ini adalah waiters
"aku pesan dua porsi, untukku dan untukmu"
Sella tekejut, dia mulai berfikir dean sedang menggodanya. Dengan sedikit melihat sekitarnya yang dirasa aman sella mendekatkan bibirnya ketelinga dean.
"apa kamu sudah gila? Kamu ingin aku dipecat? Aku tau kamu adalah temannya leon dan leon adalah kekasih sahabatku, tapi jika kamu membuatku jadi pengangguran hari ini maka aku tidak segan-segan untuk.." belum selesai sella berbisik namun dean menyela
"makan malamlah bersamaku"
"hah!" teriak sella yang dapat di deangar semua orang di dalam restoran
"sella apa ada masalah?" tanya pak bams dengan nada lembut tapi terlihat kesal
"eh tidak ada apa-apa pak" jawab sella dengan senyum terbaiknya dan meminta maaf pada seluruh pelanggan karna terkejut dengan teriakannya. Dia kemudian kembali menatap dean yang sudah cekikikan sedari tadi karna melihat tingkah sella.
"hei apa maksudmu?" tanya sella sepelan mungkin.
"makan malamlah denganku sebagai gantinya, jika tidak kamu harus menemani diriku makan disini sekarang.. bagaimana?"
Apa yang harus kulakukan! Pria tampan yang begitu menggoda ini mengajakku makan, tidak ada alasan untukku menolak bahkan semua wanita akan mengajak dean terlebih dahulu sebelum pria ini mengajaknya, tapi ini bukan saat yang tepat untuk bermain cinta apalagi dengan pria setampan dean. Aku harus fokus untuk mendapatkan nilai terbaik dikampus dan dengan begitu aku bisa bekerja diperusahaan bagus dan menjadi kaya hahaha gumam sella.
Tapi meski ingin menolak, yang terpenting sekarang adalah mengamankan kerja part timenya dulu
"hm.. baiklah, tapi aku yang akan tentukan waktunya, karna aku tidak mau mengganggu kuliahku hanya karna ini" ucap sela terpaksa menyetujuinya
"hm.. tentu" jawab dean dengan ceria
"baiklah tuan, jika tidak ada yang dibutuhkan lagi saya permisi untuk menyiapkan pesanan anda" sella pergi meninggalkan dean dan menghampiri bagian dapur
"pesanan meja no 5" ucapnya pada chef wanita dihadapannya
"hei hei.. aku melihat pelanggan meja no 5, dia tampan sekali dan kamu berbicara cukup lama, apa kamu mengenalnya?" tanya wanita itu,
"tidak.."
"hei hei jangan berbohong, kenalkan dia padaku.. ya. Please!~~" rengek chef itu
"ih.. aku tidak mengenalnya, kalau kamu mau kamu bisa mengantarkan pesanan ini ke dia langsung nanti" jawab sella sedikit kesal
"loh kenapa?"
"jam kerjaku sudah selesai, aku mau ke kampus sekarang, ada tugas yang harus kuselesaikan" jawab sela sambil melihat jam ditangannya yang menunjukkan pukul empat sore.
"baiklah~~~~" wanita itu terlihat sangat senang.
5 menit kemudian, makanan sudah siap, chef wanita itu mengantarkan makanan ke meja dean.
"ini pesanan anda tuan~"
"terimakasih, oya kemana gadis waiters tadi?"
"jam kerjanya sudah selesai lima menit yang lalu, apa ada masalah tuan?" tanya wanita itu sedikit curiga,
"em,.. tidak. Trimakasih kamu boleh pergi"
Hahahaha... baru kali ini ada wanita yang rela meninggalkan pria setampan aku, gumam dean sedikit tersenyum. Tanpa disadari semua pelayan disana meleleh akibat senyumannya itu.
"beruntung sekali kita beberapa minggu ini, sudah dua malaikat tampan dari surga yang mengunjungi restoran kita" bisik salah satu gadis waiters kepada teman waiternya
"kamu benar, meski pria yang bersama alice dulu lebih tampan dan berkarisma serta dia memiliki aura iblis sekaligus malaikat disaat yang bersamaan, namun pria ini juga tidak kalah, dia tampak begitu cantik dan juga palyboy, aku menyukainya juga!~" jawab waiters lainnya dan semua mengangguk setuju.
---nite bar---
"bos, sepertinya mereka sudah mulai mabuk parah" kata kevin dengan cemas, dia dapat melihat alice dan lea yang terkulai lemah seperti orang mengantuk. Kepala mereka terkulai di atas meja, mata mereka terpejam, dan dengan suara cegukan sesekali terdengar dari mulut para gadis itu. Leon mengikuti arah pandangan kevin dan menaruh berkas-berkas yang diperiksanya tadi saat menunggu.
"ya kau benar, ayo kita bawa mereka ke kamar.. mereka perlu istirahat" leon dan kevin berjalan mendekati kedua gadis itu.
"alice bangun, ayo aku antar kamu ke kamar" kata leon pelan yang sedikit berhasil mengusik alice, gadis itu sedikit membuka matanya.
"hm..." dia mencoba memfokuskan matanya melihat leon
"ayah~" kata alice yang membuat kaget kevin sedangkan leon memejamkan matanya sedikit kesal, gadis ini mulai lagi.. apa dia akan selalu mengira aku ayahnya ketika mabuk.
"eh siapa dia kak? Ayahmu? Halo om.. aku lea calon adik ipar alice.. kakakku sangat tampan dan kaya, kamu harus merestui mereka ya~" jawab lea dengan sempoyongan dan matanya yang masih terpejam,
"pfffttt" kevin menahan tawanya dan menggendong lea naik ke punggungnya meninggalkan leon dan alice.
"mau kemana kita tikus tanah...?" tanya lea meski masih menutup matanya dia bisa mengenali kevin dari parfum pria ini.
"..." kevin tidak menjawab dan menaiki tangga.
"hei.. jawab aku" bisik lea dekat sekali dengan teliga pria itu membuat kevin sedikit geli.
"aaawwh" kevin merasa sesak karna tiba-tiba gadis mabuk yang digendongnya di punggung mengeratkan pelukan tangan dan kakinya pada tubuh kevin.
"aih.. lepaskan aku dasar medusa.. aku tidak bisa bernafas"
"hehehe, jawab aku.. kita mau kemana.. jangan macam-macam padaku hahaha"
Dasar wanita mabuk ini.. dia masih bisa membuliku walau sedang mabuk arrgg...
"siapa yang akan macam-macam denganmu, dengan wanita medusa sepertimu arrgg ayolah lepaskan cengkamanmu ini!"
"hahahha.. aku akan memakanmu hahaha" lea tertawa puas meski terlihat mabuk, sedangkan kevin dengan sempoyongan menahan sakit menaiki tangga namun sekilas kevin tersenyum senang.
Dilain tempat alice yang mengira leon masih ayahnya dia mulai bergelantungan di leher leon.
"ayah kamu kembali lagi... aku bermimpi sangat panjang tadi, aku tinggal dengan pria tampan dan dia memiliki segalanya"
"benarkah" jawab leon tersenyum
Tapi aku sedih bagaimana dia akan hidup jika aku meninggalkannya suatu hari nanti? Haruskah aku menjauh atau mencari penggantinya?
"yaa...." jawab alice yang langsung kembali tertidur. Dengan tenang leon menggendong alice di pelukannya. Membawanya ke kamar kosong dilantai dua, kamar itu semula untuk leon dikala leon menginap didalamnya lengkap berisi pakaian leon dan juga meja kerja disamping jendela. Ruangan itu akan dibiarkan kosong selama leon tidak menginap.
Saat leon akan merebahkan alice ke ranjang disaat itu alice tanpa bisa menahan perutnya yang bergejolah sedari tadi mengeluarkan isi perutnya di punggung kokoh pria yang menggendongnya
"hoekk.. uhuk uhuk.."
Lagi!? Teriak leon dalam hati seakan mengalami dejavu.