Beberapa saat kemudian setelah selesai makan mereka menuju salah satu toko buku yang juga menjual perlengkapa lukis di mall itu
Wah toko ini sangat lengkap, tapi jika aku terus bersama ketiga pria tampan ini pasti sangat tidak nyaman untuk melihat-lihat, karna mereka terlalu menjadi pusat perhatian em… aku harus memikirkan sebuah cara,
"kak apa yang kamu cari? Kami bisa membantu" Tanya dean dengan semangat membara
"em.., oh iya!" teriak alice seperti mendapat sebuah ide
"kau mengagetkan kami kak," teriak Kevin yang memegang dada kirinya seakan jantungnya hampir copot.
"eh hehehe maafkan aku"
"sudahlah, lagipula permainanku juga game over, oke apa yang bisa kami bantu kak?" Tanya Kevin dengan nada datarnya sesekali membenarkan letak kacamatanya.
"oke, kalian bisa tolong pergi ke bagian kanvas dan belikan aku beberapa buah kanvas dengan ukuran beragam, aku akan melihat-lihat jenis cat yang akan aku gunakan, bagaimana?" ujar alice dengan senang
"hm.. oke" "kalian pergilah aku akan menemani alice" kata leon sambil menggandeng tangan alice
"ehem, maksudku bertiga termasuk dirimu leon" jelas alice
"eh, bukankah maksudmu dean Kevin dan tom?" Tanya leon
"hehe tidak, tom bisa bersamaku.. kamu dean dan Kevin bisa pergi membeli kanvas di ruang sana" tunjuk alice
"tapi.." sanggah leon
"ehh.. sudah pergi saja ikuti dean dan Kevin, nanti kita bertemu disini oke" alice mendorong pelan punggung pria tampan itu supaya dapat segera menyusul dean dan Kevin yang berjalan menjauh.
"Yaa baiklah, tapi jika kamu terlalu lama aku akan menyusulmu oke!" teriak leon yang menjauh dan dib alas senyum lembut alice
"ayo tom kita pergi,"
"ayo kak"
Fyuh.. ahirnya aku bebas, setidaknya aku dapat melihat-lihat kuas dan cat dengan leluasa..
"tom, kakak akan melihat-lihat, kamu juga bisa melihat-lihat tapi jangan terlalu jauh dari kakak ya"
"iya kak" senyum tom menjawab alice dengan patuh
Bagus! Baiklah mari kita lihat dari sini.. wah cat ini sangat bagus.. wah ini cat keluaran baru… ahh aku merindukan kalian anak-anakku! Teriak alice dalam hati sambil memeluk beberapa kuas dan cat.
15 menit tidak terasa alice asik menjelajahi etalase demi etalase berisi cat dan kuas lukis dan sudah banyak jenis cat dan kuas di keranjang yang ia tenteng sedari tadi dan dia baru menyadari tom tidak ada di dekatnya
"dimana tom?" sepertinya aku terlalu bersemangat dengan cat dan kuas hinggga melupakannya
"tom? Kamu dimana? Tom?" alice bejalan tergesa-gesa sambil mencari tom di antara etalase-etalase, dia semakin gusar karna si bocah lelaki itu belum dia temukan, dia mempercepat langkahnya dan tidak memperhatikan langkahnya
Bruk.. auw.. cat dan kuas berjatuhan
"maafkan saya, apa anda tidak apa-apa?" Tanya alice yang segera merapikan barang-barang milik pria yang ia tabrak tadi,
"ya, tidak apa-apa" jawab pria itu sambil mengambil beberapa barangnya yang terjatuh, suaranya terdengar samar dan sedikit terkejut.
"ini" alice memberikan cat dan kuas milik pria yang ia tabrak tadi, dan dengan cepat pria itu mengambilnya dan pergi. Alice yang sedari tadi berfokus mengambil barang-barang pria itu tetiba mematung melihat tangan pria yang ia tabrak.
Tangan itu! Tahilalat di tangan kanan pria itu, seperti aku pernah melihatnya dan perasaan apa ini? Kenapa jantungku berdetak semakin kencang dan perasaan ketakutan apa ini! Siapa dia? Aku tidak sempat melihat wajahnya dengan jelas.
Alice masih duduk membeku di lantai, keringat dingin keluar dari dahinya, tangannya gemetaran. Dia mencoba mengingat sesuatu tapi tidak ada yang muncul di ingatannya, seperti ada sebuah peti yang terkunci rapat diingatannya saat ini.
"alice!" suara berat dan khawatir membangunkan alice dari pikirannya yang berkecambuk.
"leon" panggil alice pelan
"apa yang terjadi? Kenapa kamu gemetaran dan terduduk disini? Dan juga barang-barang berserakan ini?"
"hah?" alice mencoba mencerna pertanyaan leon.
"ta..ta di. Aku mencari tom dan tidak sengaja menabrak seseorang dan terjatuh. Saat aku memberikan barang-barangnya aku tidak sengaja melihat tahilalat kecil di tangan pria itu dan ntah mengapa aku jadi ketakutan"
"apa?.. seperti apa orang itu? Apa dia menakutkan?"
"ntahlah aku tidak melihat wajahnya tadi, tapi aku merasa ada sesuatu aaahhh" alice memegang kepalanya
"kepalaku sakit, sudah lupakan saja mungkin hanya perasaanku saja"
"bagaimana dengan tom? Kita harus mencarinya!" teriak alice gusar
"tenang saja, dia bersama dean dan Kevin. Mereka sudah menuju lobi, ayo kita susul mereka"
"syukurlah, ayo" jawab alice lega sambil mengelap keringat di dahinya. Leon membantu alice berdiri dan mereka meninggalkan mall menuju rumah tom.
Didalam mobil
"kak wajahmu terlihat pucat, apa terjadi sesuatu tadi?" Tanya Kevin
"…"
"kak?" Tanya Kevin lagi yang mulai curiga begitupula dengan tom yang duduk di pangkuan Kevin.
"em? Apa?" alice sadar dari pemikirannya
"tidak terjadi apa-apa, kakakmu hanya lelah" sahut leon
"alice sebaiknya kamu tidur saja dulu nanti ketika sampai di rumah tom aku akan membangunkanmu" saran leon sambil memegang kepala alice dan sedikit mengarahkan ke paha kekar pria tampan itu. Alice yang masih memikirkan kejadian tadi hanya menurut pada leon dan merebahkan kepalanya dipangkuan pria itu. Dia mulai menutup matanya walau ia tidak yakin akan bisa tidur saat ini.
Siapa pria itu? Kenapa hatiku selalu mengatakan untuk menjauhinya? Tapi kenapa? Alice kumohon ingatlah sesuatu kumohon!
Bebrapa saat kemudian
"alice, kita sudah sampai" bisik leon sambil mengusap lembut rambut alice
"ah iya" oh aku ketiduran! Aroma tubuh leon yang segar tanpa sadar membuatku nyaman dan tertidur. Baiklah alice untuk kejadian tadi kita pikirkan nanti saja, sekarang kita harus fokus pada tom! Yakin alice dalam hati.
"ini.. minumlah dulu" leon menyodorkan sebotok air mineral dan langsung diminum alice, setelah alice meminumnya leon kemudian meminumnya juga.
Eh.. apa yang dia lakukan? Ini terlihat seperti ciuman tidak langsung. Wajah gadis itu merona.
"ada apa?" Tanya leon dingin
"tidak ada apa-apa.. ayo masuk" alice tersenyum kecil memikirkan kekonyolan yang barusan dia pikirkan.
"benar ini rumahmu tom?" Tanya dean mewakili semua pemikiran mereka-mereka
"iya, ayo masuk.. ada ayah di dalam"
Rumah ini tidak jauh beda dengan rumah reot milik kak alice, gumam dean
"ayah aku pulang!~" teriak riang bocak lelaki itu
"oh tom anakku sayang selamat datang!~" suara lelaki dewasa dari salah satu ruangan.
"ayah ada yang ingin bertemu denganmu, mereka teman-temanku"
"benarkah? Suruh mereka masuk"
"em" angguk tom senang,
"kak, ayo masuk ke kamar ayah, karna kakinya patah dia belum bisa pergi kemana-mana untuk saat ini, jadi kaliah saja yang menemuinya di kamar"
"tentu saja, ayo.. " jawab dean dengan riang.
"halo paman!~ kami datang untuk menjenguk" sapa riang dean di ikuti Kevin yang membawa sekeranjang buah dan vitamin. Kemudian leon menyusul dengan wajah dinginnya menganggukkan kepalanya sedikit seperti memberi hormat.
"wah aku tidak menyangka tom memiliki teman pria-pria dewasa yang tampan dan gagah seperti kalian"
"maaf aku tidak bisa menyambut kalian diluar" senyum pria paruh baya itu.
"tidak apa-apa paman" dean tersenyum cerah sambil mengamati tubuh pria itu
Untuk pria seumurannya dia terlihat gagah dan sehat, pasti patah tulang yang dialaminya karna perbuatan seseorang dan bukan karna kecelakaan belaka.
"oh ya saya dean, ini Kevin dan ini bos kami leon serta gadis yang cantik itu kak alice" dean menunjuk alice yang berada persis di depan pintu ruangan,
"kak?" dean baru menyadari alice hanya diam terpaku dari tadi, matanya terbelalak tidak berkedip sedikitpun memandang pria yang berbaring di tempat tidur reot itu dari tadi.
Ayah tom yang juga baru menyadari kehadiran alice saat dean memperkenalkannya tiba-tiba ikut terkejut dan menatap dalam alice.
"kamu!?" kata pria itu gugup
"k.a.u"