Chereads / help you kill you / Chapter 14 - Perjanjian yang Harus Ditepati

Chapter 14 - Perjanjian yang Harus Ditepati

"oke.. kau tidak bisa mengingkarinya sekarang" dengan nafas panjang alice mulai menuturkan syarat-syarat yang ia ajukan.

"pertama… kalian tidak akan membunuh seseorang yang terlibat dalam masalahku demi aku, bila hal itu diperlukan aku sendiri yang akan melakukannya…"

"oke…"

Sambil menelan ludah alice melanjutkan perkataanya

"kedua kau akan mengajariku hal yang aku perlukan untuk bertahan hidup dan menjaga diriku, misalnya cara menggunakan senjata api, bela diri"

"tentu saja, dan starat yang ketiga?"

"baiklah kau sudah berjanji akan mengabulkannya kan?!" alice memastikan sekali lagi

"iya, aku berjanji" dia memeluk alice,pelukan pria ini begitu hangat bahunya yang lebar, tubuhnya yang proporsional dan aroma maskulin darinya sangat pas menjadi tempat bersandar dan pelukan bagi kaum wanita. Alice memejamkan matanya , menelan airludahnya dan mulai mengatakan syarat kertiganya sebelum dia berubah pikiran.

"jika semua masalahku selesai, dan aku mengetahui siapa di balik kehancuran keluargaku, berjanjilah kau…" alice menghentikan sejenak kata-katanya

"berjanjilah kau akan mengahiri hidupku, aku hanya ingin dirimu satu-satunya yang membunuhku"

Seketika leon menjadi kaku, tubuhkanya seperti tersambar petir karna kata-kata alice, raut muka yang tadinya teduh berubah menjadi kemarahan. Leon menarik alice dari pelukannya menatapnya dalam

"alice! Apa kau sudah gila!"

Sebenarnya alice tau jika leon akan marah dia tidak bisa menahan air matanya, alice menangis tapi dia mencoba menahan dan tegar seakan tidak ada yang salah dengan permintaan ketiganya ini.

"mereka mati karna aku leon! Menurtmu apa aku bisa hidup dengan tenang setelah semua ini berahir!"

"aku hanya hidup untuk membalaskan dendam kedua orang tuaku! Dan kemarin kau dengar bahwa paman jo bilang demi diriku ayah dan bunda mengorbankan semuanya bahkan nyawa mereka!"

"dan ketika ayah dan bunda meninggal mereka tidak mengatakan apapun padaku!"

"menurutmu aku masih bisa hidup?" suara alice mulai lirih dia menagis merasakan sakit didadanya karna perasaan bersalahnya.

"rasa bersalah ini akan selalu ada di hatiku leon! Kau tau itu… aku hanya hidup untuk membalaskan dendam mereka!"

Leon menjadi panik dengan apa yang di katakan alice. Mata coklat indahnya mulai menggelap pupil matanya membesar. Dia tidak tau harus berbicara apa sampai ia ingat perkataan alice saat dia mabuk.

"bukankah bunda menyuruhmu untuk menemukan kebahagiaan mu sendiri!"

Alice tersentak dia berhenti bernafas dan menatap leon

"kebahagiaan? Hahaha bebahagiaanku hanyalah membuat mereka yang menyakiti kami menderita selamanya!"

" Selama hidup ayah bunda hanya menderita dan semua itu karna aku! Aku tidak berhak bahagia leon dan walaupun kebahagiaan itu datang aku akan tetap memilih menebus kesalahanku ini dan mati bersama mereka." Alice menghapus kasar air mata di pipinya dengan tangannya. Dia mencoba meyakinkan leon lagi.

"leon… Kau sudah berjanji akan menepati syarat ini leon! Berjanjilah!!!" alice mencengkram erat baju leon. Dia ingin leon menyetujuinya

Leon masih tidak percaya dengan yang dikatakan gadis ini, dia tidak menjawab lagi tubuhnya mematung

Untuk apa aku menyelamatkanmu jika aku harus mengahirinya sendiri juga, bahkan setelah kau tau perasaanku yang sebenarnya kau tetap ingin mengahiri hidupmu!

Maafkan aku yang dahulu datang terlambat alice, jika saja waktu bisa di ulang aku pasti akan melindungi keluarga kecilmu dan tidak akan membiarkan seseorang atau bahkan semut menyakiti kalian. Sekarang aku sudah terlanjur berjanji padamu. Apalagi yang bisa kulakukan aku akan menuruti permintaanmu itu. Tapi selama waktu berjalan aku akan membuatmu jatuh cinta padaku dan bahagia bersamaku. Hingga pada saat itu tiba kau akan merubah keputusanmu itu.

Dengan berat hati leon menuruti keinginan alice, dia menarik napas berat.

"baikalah,… aku berjanji, tapi jika kau berubah pikiran kau harus memberitahuku! Dan jangan sampai siapapun menyakitimu. Kau milikku sekarang!" leon memeluk alice dengan erat.

"baiklah" alice membalas pelukan leon.

Maafkan aku leon aku tidak akan merubah pikiranku meskipun kau memohon. Di hatiku saat ini hanyalah kebencian dan rasa bersalah, ini yang terbaik.. meskipun aku hidup, jauh di dalam hatiku aku sudah lama mati dengan rasa bersalah ini. Bunda.. ayah.. aku akan menemukan kebenaran yang selama ini kalian sembunyikan dariku dan membalas mereka semua yang melakukan ini dan hingga saat itu tiba aku akan menyusul kalian di surga.

Beberapa menit setelah alice mengucapkan ketiga syarat itu leon tidak melepaskan pelukannya sama sekali. Darahnya masih mengalir panas dan detak jantungnya masih secepat saat pertama kali dia mendengar syarat ketiga alice. Disisi lain alice yang beberapa hari ini mengalami hal-hal yang tidak dia duga dan menghadapi banyak fakta sekaligus dia tertidur di dekapan leon dengan wajah di penuhi airmata. Tubuh alice memang tidak separah tiga hari lalu tapi tetap saja dia masih lemah dan itu membuatnya tertidur nyenyak di dekapan leon tanpa dia sadari.

Beep..beep.. hp leon tiba-tiba bergetar ada sebuah panggilan masuk dari seseorang yang sangat dia kenal. Dia mengangkat panggilan telfon itu dengan alice masih di pelukannya.

"halo.."

"apa kau yang menyuruh dean menghubungi JO Grup?" suara lelaki itu berat dan menakutkan, orang yang mendengarnya sudah bisa memastikan bahwa orang di balik telfon ini bukan orang sembarangan. Tapi leon tidak bergeming seakan sudah biasa dengan kalimat ketus pria ini.

"berikan JO grup padaku…" suara leon tenang namun menyiratkan keseriusan mendalam

"hahaha… ini seperti bukan dirimu yang biasanya" dia tau bahwa leon adalah orang yang selalu waspada dan tidak mudah meminta sesuatu tanpa pemikiran panjang. apalagi JO grup hanya perusahaan kecil yang tidak ada artinya bagi Xing grup. Namun orang dibalik telfon ini tidak terlalu memperdulikannya karna ini adalah kesempatan untuknya memulai pertukaran. Dia tau bahwa leon tidak mudah untuk di perintah atau menuruti kemauannya. Bahkan dulu saat meminta leon membunuh mentri saja lelaki itu harus merelakan leon keluar dari xing grup dan mengawasi xing grup dari luar sesuai keinginan leon.

"apa yang papa inginkan?" leon tau tidak mungkin mendapatkan JO grup tanpa pertukaran.

"bereskan seseorang untukku.. aku akan mengirimkan informasinya segera ke hpmu"

"baiklah" leon menutup telfonnya.

"apa kau mendengarnya?" leon menatap kamera cctv di ruang tamu itu

Ketahuan! Batin Kevin "maafkan aku bos, aku mendengarnya"

"rahasiakan apa yang kau dengar tentang alice hari ini dari dean. Dan hubungi dia, bersiaplah ada yang harus kita bereskan"

"baik bos" Kevin dengan tidak enak hati menjawab. Tadinya dia hanya penasaran apa yang di lakukan bosnya dan alice dirumah berdua oleh sebab itu dia meretas cctv ruang tamu bosnya. dia tidak menyangka akan mendengar perjanjian yang mengerikan dari gadis itu kepada bosnya.

Leon menggendong alice yang masih tidur lelap ke kamar. Setelah itu dia masuk ke suatu ruangan yang didalamnya penuh dengan senjata-senjata api lengkap dengan pelurunya. Dia mengambil salah satu shotgun dengan tembakan jarak jauh yang akurat menaruhnya di dalam tas hitam kemudian pergi dengan mobil sportnya.