Chereads / help you kill you / Chapter 9 - mine

Chapter 9 - mine

Suara air mengalir terdengar samar dari kamar mandi, setelah hampir 25 menit, pintu kamar mandi terbuka, wangi segar mulai merebak di seisi ruangan, alice mengarahkan pandangan pada pusat wangi tersebut. Dia melihat sosok pria tampan dengan handuk kimono berwarna putih yang ia kenakan dan handuk kecil di tangan kanannya mengusap keras rambutnya yang hitam basah, waktu berasa sangat lambat bagi alice. Dia seakan melihat seorang model yang sangat maskulin berjalan perlahan ke arahnya.

Wajah alice menghangat, jantungnya bedebar keras dan sesekali meneguk air liurnya yang bahkan tidak ada.

Leon tanpa rasa bersalah hanya jalan dengan santainya ke arah alice.

"ada apa?" masih dengan handuk ditangannya dia merasa bingung karna alice menatapnya seakan leon melakukan kejahatan yang besar terhadapnya.

"hah?... tidak ada apa-apa" alice menundukkan pandangannya. Leon kemudian duduk di samping kaki alice, memegangnya dan menaruh kaki itu di atas pahanya. Dia mengamati setiap detail luka di telapak kaki gadis kecil itu. Alice yang sedari tadi terhipnotis ketampanan pria itu hanya bisa diam. Dia masih mengamati leon yang setampan malaikan, melihat tubuh leon yang masih menyisakan air di badannya dan juga dada bidangnya yang sedikit terlihat dari belahan kimononya.

"ahh!…" alice terkejut dengan rasa sakit yang baru saja dia rasakan dia mengalihkan pandangannya kearah rasa sakit itu berasal. Ternyata tangan dingin leon menyentuh luka di telapak kakinya

"apa sakit sekali?" nada bicaranya sendu

"em" alice mengangguk

"aku akan mengobati lukamu, tapi sepertinya kau harus mandi terlebih dahulu… " leon mengamati wajah alice yang penuh dengan bekas jejak airmata dan mascara yang meleleh dari mata alice. Sedikit senyum nakal terjuntai di wajah pria tampan itu.

"apa?... ada yang salah dengan wajahku?" melihat reaksi leon pasti ada yang salah di wajahnya pikir alice.

"tidak.. wajahmu begitu cantik hehehe"

Alice terkejut… apakah barusan dia menggodaku?

"nah oke!" leon menyela keheningan itu

"apakah tubuhmu sudah membaik dengan infus ini?"

"ya..sudah tidak sakit lagi"

"oke kalau begitu saatnya untuk membersihkan tubuhmu" leon segera menggendong alice dan membawanya kamar mandi.

Alice sedikit terkejut dengan tindakan leon tapi dia mencoba untuk tenang. Mungkin karna kakinya yang sakit leon menggendongnya pikir alice. Dia juga merasa badannya sangat kotor beberapa hari ini tidak mandi.

Sesampainya di dalam kamar mandi leon menurunkan alice, alice mencoba berdiri dengan kakinya yang terluka. Di hadapannya sudah ada bathtub berwarna putih dengan air mengisi setengah dari bathtub itu dan juga busa sabun yang berada di atasnya. Aroma mawar yang menangkan tecium disekitar mereka.

"oke .. silahkan mambersihkan dirimu tuan putri,… atau kau perlu bantuan untuk melakukannya?" lagi-lagi leon menggoda alice dengan wajah tampannya itu.

"tidak perlu" muka alice memerah dia mengalihkan pandangannya dari leon.

"oke… aku akan menunggu di luar" leon berjalan keluar dan menutup pintu perlahan.

Alice melihat pintu ditutup dia merasa lega… ahirnya dia punya waktu untuk sendiri. dia membuka gaun hitam ketatnya itu. Dan melihat di kaca besar di dinding kamar mandi itu. Melihat setiap memar dengan jelas di hampir sekujur tubuhnya. Melihat lelehan eyeliner di wajahnya dan juga memar di pelipis matanya. Oh wajahnya sungguh mengerikan.. seperti pelacur yang mengis semalaman.

cih.. inikah yang dia lihat dan katakan cantik tadi.. owh melihat wajah mengerikan ini masih tidak berteriak saat melihatnya saja sudah sangat hebat, tapi pria tadi dapat berkata aku terlihat cantik?! Apa dia buta.

Alice menggerutu sambil membersihkan wajahnya di wastafel di depan kaca itu. Kemudian dia mulai memasukkan tubuhnya di bathtub, tubuhnya nerasakan segarnya air dengan sedikit nyeri di luka-luka yang terbuka. Namu aroma mawar membuatnya relax.

Dia memejamkan matanya menikmati tubuhnya yang terendam, beberapa menit kemudian perlahan kepalanya ikut terbenam ke dasar bathup.

Di luar kamar mandi leon menunggu alice. Dia baru menyadari bahwa di kamar mandi tadi hanya ada satu kimono mandi dan itu sudah ia kenakan. Leon dengan segera keluar ruangan dan mengambil satu handuk kimono berwarna putih di lemari persediaan dan kembali ke sisi luar pintu kamar mandi

Knock knock…

Kenapa tenang sekali dan tidak ada yang menjawab ketukanku?

"alice.. alice! Alice!!" leon diam sesaat

"alice… aku ingin memberi handuk, apa kau sudah selesai? Apa aku boleh masuk?" tidak ada jawaban

"alice… kau baik-baik saja?"

"bisakah kau menjawabku? Kalau tidak aku akan masuk kesana!"

Perkataan leon hanya di jawab hening…

Dia memutuskan untuk masuk, dengan hati yang cemas dia membuka pintu segera berlari kearah bathtub. Didapatinya tubuh alice yang terbenam seutuhnya di antara busa-busa tebal sabun mandi.

"alice… apa kau gila!" leon menarik pundak alice dari dalam bathtub, kepalanya keluar dari dalam air, alice yang terkejut akan tarikan seseorang membuka matanya dan mulai menarik nafas dalam-dalam.

"ahh…." Dilihatnya leon mencenkram pundaknya dengan sangat kuat, mata coklat indahnya menggelap di telan pupilnya yang membesar ekspresi wajah maskulin menyeramkan sekaligus cemas tanpa ada senyum di bibir. Baru ini dia melihat leon seperti iblis tampan yang sedang marah.

"apa kau sudah gila! Kau mau mencoba bunuh diri lagi!"

Alice terdiam sesaat sampai satu kata terucap tanpa dia sadari

"maaf"

Leon mendekap alice napasnya mulai kembali normal, emosinya berganti menjadi kecemasan

"gadis bodoh… jangan lakukan ini lagi, oke!"

"em" alice menjawab lirih

"bisakan kau keluar sekarang?"

"tidak ! bagaimana jika kau melakukan ini lagi!"

Apa maksud perkataan pria ini!? Apa dia ingin mengawasiku di dalam sini? Oh tidakk… Tapi wajar saja dia melakukan itu dia mengira aku akan bunuh diri lagi tadi. Aku tidak bisa memberitahunya kalau tadi aku ketiduran dan tidak sengaja membenamkan kepalaku, itu sangat konyol dan memalukan. Aih… bagaimana ini! Oh alice ayo berfikir berfikir

Alice yang masih dalam dekapan leon bekerja keras memikirkan cara agar leon mau meninggalkannya sendiri.

"tidak, aku tidak akan mekukannya lagi. Kau bisa menungguku diluar, aku akan menghitung angka satu, dua dan seterusnya dengan keras… itu bisa membuatmu tau kalau aku masih hidup di dalam sini kan."

Leon memikirkan sejenak ucapan alice. Ide yang bagus

"oke.. tapi jika kau melakukannya lagi maka aku tidak akan memaafkanmu! Mengerti" leon perlahan mulai melepaskan dekapannya, namun alice tiba-tiba berteriak

"jangan bergerak! kumohon"

"kenapa?" leon menghentikan gerakannya

"sebelum kau pergi… kamu harus pejamkan matamu dan langsung berbalik jangan menoleh kebelakang lagi… oke!" muka alice memerah begitupun leon. Dia baru menyadari bahwa gadis yang dia peluk tidak menggunakan pakaian sama sekali. Karna panik leon sampai tidak menyadarinya.

"baiklah"

Leon memberi aba-aba, memejamkan matanya dan segera meninggalkan alice

"mulailah berhitung"

"satu.. dua.. tiga.. empat…" dan setrusnya alice menghitung hingga iya selesai mandi dan mengenakan handuk kimononya mandinya.

"aku sudah selesai" alice keluar dengan wajah segar.

Sejak menunggu alice mandi, leon sudah mengenakan pakaian kasualnya, kaos oversize dengan celana celana pendek, dia terlihat begitu sporty.

Leon melihat kearah alice dan mematikan panggilan telfonnya.

"kemarilah… biar aku obati lukamu…" leon membuka kotak p3knya yang dari tadi di sampingnya…