Berjalan dan terus berjalan dengan badan yang sempoyongan khas seperti orang yang sedang mabuk alice menuju jembatan yang ia tinggalkan tadi. Di belakangnya leon berjalan santai beberapa meter dari alice. Mengikuti kemana gadis itu akan pergi. Saat itu waktu menunjukkan sekitaran pukul dua dini hari jadi tidak banyak orang yang berlalu lalang, leon bisa dengan jelas melihat punggung alice dari balik gaun hitam super ketat dan terbuka yang alice pakai. Punggung rapuh yang sangat indah.. tapi terlihat banyak memar berwarna kebiruan hampir keunguan pada punggungnya,
Dari mana kau mendapatkan bekas memar itu alice? Apa yang sebenarnya kau alami selama ini?
Ingatan leon kembali pada tiga bulan lalu, pertemuan pertamanya dengan alice… saat itu dia dalam kondisi yang mendesak dan berusaha bersembunyi di sebuah toserba. Saat itu alice sedang berada di meja kasih sambil memejamkan mata karna kantuknya. Tanpa di sengaja sambil bersembunyi di balik rak rak etalase toko, leon memperhatikan alice yang tertidur di meja kasir. Merasa dia tidak di kejar oleh segerombolan orang lagi, leon mengambil sebotol minuman secara acak dan ternyata kopi dan akan membayar. Dia melihat raut wajah alice yang terkejut saat melihatnya, wajar saja karna leon menutupi mukanya dengan masker hitam dan juga topi serta jaket hitam yang ia kenakan seakan dia seorang pencuri. Tapi saat itulah hatinya tiba-tiba hangat karna melihat alice yang terkejut dan ekspresi salah sangka alice yang begitu menggemaskan. Dan sejak saat itu dia selalu rutin membeli kopi yang sebenarnya dia hanya ingin melihat alice. Leon sendiri tidak tau apa yang sedang dia lakukan. Bahkan mereka tidak mengenal satu sama lain, tapi dia selalu ingin mengunjungi alice dan melihat wajah menggemaskan alice terus dan terus.
Membayangkan kejadian 3 bulan lalu, membuat leon lengah dan alice sudah mulai menajuh dari pandangan leon, alice tiba di jembatan itu lagi. senyum tersirat di bibirnya sambil sedikit tertawa bahagia ia berkata "ayah.. bunda.. alice datang, tunggu aku" sambil berusaha memanjat dinding jembatan tersebut, dia merentangkan tangannya.. angin malam menerpa lembut seluruh tubuhnya yang hangat karna pengaruh alcohol yang diminumnya tadi. Beberapa detik kemudian alice melompat tapi seperti ada yang aneh dia seperti di tarik dari belakang dan mendarat di dua tangan kokoh.
Ah..! bugh… alice perlahan membuka matanya, samar-samar dia melihat tubuhnya sudah berada di gendongan seorang pria.
"ayah!!!!" alice memeluk erat leher pria itu dengan hangat seakan kerinduannya terbayarkan sekarang.
leon menatap khawatir pada alice
untung aku tidak terlambat alice... kalau tidak aku akan kehilanganmu dan apa ini? Ayah? kau memanggilku ayah?Sepertinya kau memang sedang mabuk berat dalam benak leon.
Wajah leon berubah menajadi hangat dan jantungnya berdetak tak menentu karna menyadari di gendongan tangannya sekarang ada gadis dengan pakaian sexynya yang memperlihatkan sedikit belahan dadanya sedang menggantungkan tangannya di leher leon dengan manjanya. Wajak gadis itu juga mendekap dada bidang leon dengan begitu hangat. Tidak pernah leon merasa begitu gugup saat bersama wanita walau dengan sheren yang sering menggodanya. Namu kini dengan alice… seakan darah panas mengalir di seluruh tubuhnya.
"hei… alice? Sepertinya kau benar-benar mabuk" senyum nakal leon tergambar jelas dengan suara yang menggoda.
Mendengar perkataan itu alice mengira bahwa ayahnya tau sebelum dia mengahiri hidupnya dia sempat minum minuman beralkohol. Hal itu pasti tidak disukai ayahnya. Alice takut ayahnya akan marah dia kemudian megangkat kepalanya mencoba menatap muka leon yang di kiranya ayahnya, kedua tangan alice berpindah memegang pipi leon.
"ayah… aku tidak mabuk.. he he…."
"ayah kau semakin tampan sejak di surga…" sesekali suara cegukan terdengar saat alice berbicara
Leon hanya menatap alice dengan dalam, jantungnya semakin berdegup kencang saat alice menyentuh pipinya dan menatapnya. Mata leon sedikit menyipit dengan alis yang tertangkat. Dia tersenyum tipis dan mecoba bersikat tenang kembali.
"ayo kita pulang?"
"ayo!" alice bersuara keras layaknya anak yang manja kepada ayahnya.
"tapi ayah harus menggendongku.. oke" tangannya mulai memeluk pinggang leon erat.
"karna kakiku sakit"
"hmm…" jantungnya masih terus memompa darah panas karna sikap alice jadi dia hanya bergumam dan melihat ke arah kaki ramping alice,
Sambil melihat telapak kaki alice penuh luka-luka yang mengerikan leon mulai melangkah berjalan dengan tubuh alice yang berada di kedua tangan kokohnya itu. Menggendongnya dengan kuat.
Siapa yang melakukan ini padamu alice? Aku akam membalas mereka semua.
"ayah~" lagi-lagi suara manja khas orang yang mabuk di ucapkan alice
'hm..?" leon bergumam, suaranya begitu maskulin dan dalam seperti ada kehangatan di dalam kata-katanya.
"aku ingin di gendong di belakang punggung ayah.. sama seperti dulu kita bermain di taman bersama ibu~" rengek alice yang masih mengira leon adalah ayahnya
"oke gadis kecil" leon merasa gemas dengan tingkah alice jadi dia sedikit menggodanya seperti seorang ayah menggoda anak perempuannya. dia menurunkan alice perlahan dan mulai berjongkok memunggungi alice seolah memberi aba-aba agar alice segera naik ke punggungnya.
"yeay…"
Hupm… alice dengan sikap seperti anak umur 10 tahun yang senang melihat punggung ayahnya dan segera melompat.
Dengan lompatan alice itu leon sedikit terkejut, dia merasankan bagian depan tubuh alice menempel ke punggungnya. Sesaat muka leon mulai memanas kembali.
"gadis pintar"
perlahan leon menegakkan tubuhnya, tangannya memegang bagian paha alice yang tidak tertutup gaun mininya itu lagi.
Kulitnya Begitu lembut…
alice mulai memejamkan matanya dan merebahkan kepalanya disisi kanan leher leon.. leon bisa merasakan nafas hangat alice di lehernya, tangan alice mulai meraba tubuh depan leon tanpa di sadarinya, gugusan otot-otot mulai terasa dalam rabaan tangan alice.
"ayah… kenapa badan ayah begitu kencang sekarang? Bahkan punggung ayah jadi semakin enak untuk di peluk.." alice mengeratkan pelukannya
Leon semakin berfikit tidak menentu. Untung alice segera menghentikan rabaan tangannya itu, kalau tidak akan ada sesuatu yang akan menegang di suatu tempat pikir leon.
Belum sempat menjawab alice mulai bertanya lagi
"apakah di surga ayah melalukan workout?"
Seketika mendengar perkataan alice leon sedikit tertawa geli.
Betapa lucunya gadis ini dikala mabuk, pikirnya.
"hm em..." gumaman leon menjawab pertanyaan konyol alice, dia tau alice sedang mabuk dan hanya bertingkah seperti gadis lugu.
"ayah.. dimana bunda? Kenapa dia tidak bersama kita sekarang?"
" Apa dia marah padaku karna aku tidak menepati janjiku"
"Hm?" leon mengeryitkan dahinya,
"bunda bilang aku harus terus hidup dan mencari kebahagiaanku sendiri"
"tapi … aku malah memilih untuk menemui kalian sekarang… apakah bunda marah yah?"
Leon hanya terdiam sambil terus berjalan. Setelah percakapan itu alice tertidur di bahu leon. Mereka menikmati jalan sepi itu dengan ketenangan sesekali alice mengencangkan pelukannya pada leon namun tetap tertidur.
Aroma ayah sangat enak.. sekarang aku bisa beristirahat dengan tenang, ayah akan selalu bersama kami.