Chereads / Masa Muda Yang Tak Muda / Chapter 135 - Salah Paham

Chapter 135 - Salah Paham

Tiba di rumah sakit siang itu dia langsung mengecek ke bagian resepsionis namun pasien bernama kinan telah di perbolehkan pulang sesaat setelah ia di periksa.

Mendengar itu adam sedikit lega karena berarti kinan tidak dalam kondisi parah, namun dia kesal karena setelah bertanya siapa walinya kinan saat di bawa ke rumah sakit tadi adalah Bayu, dia langsung menggerutu dan mencoba memanggil kinan kembali via telpon, namun kinan kembali menolak panggilannya dan dia mematikan kembali ponselnya.

Adam menyesalkan di saat tersulit kinan bukan dirinya yang menemani dan menolongnya, tetapi pria lain, yaitu bayu, pria yang selalu berada satu langkah lebih depan darinya.

Adam langsung melaju menuju rumah kinan dengan kecepatan tinggi. Tiba di depan rumah kinan bayu melihat gerbang rumahnya sedikit terbuka maka ia memutuskan untuk langsung masuk ke sana karena mungkin kinan dalam kondisi lemas jadi dia berpikir tidak perlu menekan bel.

Saat dia membuka gerbang, dari celah pintu gerbang yang sudah terbuka sedikit adam sudah bisa melihat apa yang sedang terjadi di dalam.

Segera ia membuka gerbang dengan cepat dan betul saja, apa yang dia lihat tadi sebelum membuka gerbang adalah benar.

Kinan sedang berusaha melepas kemeja adam dan berada sangat dekat dengan pria itu.

Adam benar-benar di buat kesal karena melihat adegan itu, adegan dimana kinan tidak seharusnya melakukan hal itu disaat situasi hubungannya dengan adam sedang dalam masa kritis seperti saat ini.

Pikiran adam langsung berjalan sesuai dengan yang dia lihat tanpa bertanya atau melihat lebih jauh apa yang sebenarnya terjadi di sana antara bayu dan kinan.

"Apa yang sedang kalian berdua lakukan??????".

Adam menarik lengan kinan dan membawa kinan ke posisi dekat dengannya.

Bayu yang terkejut langsung menaikan kemejanya dan memakai kaca matanya.

" Tunggu ini tidak seperti yang kau lihat barusan, kinan sedang melakukan..

...".

Belum selesai bayu menjelaskan situasinya, adam sudah kembali berbicara dengan nada yang jauh lebih keras.

"Apa yang coba kau jelaskan padaku, keluar kamu sekarang juga dari rumah ini dan jangan pernah berada dekat dengan kinan lagi !!!??".

Kinan yang mendengar adam terus berbicara tanpa mau mendengarkan penjelasan orang lain langsung menepis dan melepaskan tangan adam yang memegang lengannya dengan sangat keras karena sedang dalam keadaan emosi tinggi.

"Lepaskan tanganku !!!! apa yang kau katakan barusan????? kau memintanya untuk keluar dari rumahku?????? kau tahu ini rumahku bukan???? dan dia sahabatku,,,, apa hakmu mengusirnya dari sini, bahkan kami sudah terbiasa bersama disini. Kamu siapa????? apa kedatanganmu kemari untuk mengirimkan surat undangan pernikahanmu?????? Jika benar, letakan di atas meja undangannya dan segera keluar dari rumah ini !!!!".

Kinan dengan nada sinis dan tegas mengusir adam dari rumahnya dengan penuh keyakinan.

Terdengar sedikit rasa sakit dalam nada bicaranya, namun dia bertahan untuk tidak meneteskan air mata di hadapan adam.

"Apa maksudmu kinan???? aku akan menjelaskan semua yang terjadi kemarin padamu? kenapa kau tidak memberiku kesempatan untuk itu. Dan apa yang aku lihat tadi itu sangat tidak pantas dan kau melakukannya di rumahmu??????".

Adam merasa dirinya benar dan tidak terima dengan perlakuan kinan yang malah mengusirnya dari rumah, bukannya mendukung adam untuk meminta bayu pergi dari rumah itu dan mereka berdua bisa menyelesaikan masalah yang terjadi setelahnya.

"Kau ingin aku beri kesempatan??? kau ingin aku bertanya terlebih dahulu padamu soal apa yang terjadi kemarin???? dan yang aku lakukan barusan dengan bayu tidak pantas untuk di lakukan????? Apa kau tahu apa yang sedang aku lakukan? apa kau bertanya padaku apa yang sedang terjadi sebenarnya tadi? apa kau memberikan kesempatan saat bayu mencoba untuk menjelaskannya padamu bahkan sebelum kamu bertanya".

"Jangan menganggap dirimu paling benar dan paling menderita. Aku tahu masalah soal hubungan kita ada di restu ayahmu yang kaya raya itu, dan pamanmu, pamanmu yang sangat baik hati mengenalkan mu pada gadis cantik, berpendidikan, dan dari keluarga terhormat itu, aku bangga padanya karena bisa mendapatkan gadis berkualitas tinggi itu untukmu. Apapun yang aku lakukan bahkan sampai aku mati, mungkin aku tidak akan pernah sebanding dengan keluarga gadis itu, apa lagi dengan keluargamu".

Kinan merasa tidak perlu ada yang dibicarakan lagi dengan adam karena sebenarnya kinan sudah tahu dan paham apa akar masalah dari hubungannya dengan adam selama ini.

Meskipun mereka saling mencintai, kinan sudah ragu soal pernikahannya dengan adam akan berjalan lancar. Ayah adam yang pasti tidak akan tinggal diam dengan keputusan putranya itu suatu saat akan bertindak dan malam kemarin adalah puncaknya.

Kinan tahu akan terjadi sesuatu terhadap hubungannya suatu hari nanti, namun dia sama sekali tidak menyangka bahwa pertunangan adam dengan gadis lain yang akan mengguncang hubungan mereka. Bahkan diberitahukan pada malam itu bahwa adam akan segera di nikahkan dengan gadis yang sekarang sudah menjadi tunangannya itu.

Fakta bahwa adam akan segera dinikahkan dengan gadis lain membuat kinan benar-benar sakit hati.

Awalnya jika dia memang harus berpisah mungkin kinan akan menerimanya dan akan berusaha menjadi gadis yang pantas untuk adam suatu hari nanti.

Kinan mengikuti keinginan adam untuk menikah karena ingin adam bahagia dan puas dengan usahanya demi mempertahankan hubungan mereka berdua.

Dia tidak ingin jika akhirnya nanti harus berpisah, tetapi baik kinan ataupun adam tidak melakukan usaha apapun untuk mempertahankan hubungan itu, mungkin hanya penyesalan yang ada pada akhirnya.

Kinan berkorban terus bertahan demi adam meskipun sakit hatinya sulit untuk di lupakan karena hinaan semua orang di pesta peresmian kantor adam. Dia tetap berada disamping adam meskipun tahu pasti mendapatkan perlakuan buruk dari pak gunawan dan keluarganya, bahkan terburuknya adalah jika sampai menikah dengan adam, mungkin dia akan di usir dan tidak dianggap sebagai menantu di dalam keluarga itu.

Kinan masih tetap dengan tekadnya menikah dengan adam walaupun kadang keraguan muncul, manusiawi rasa takut itupun ada. Namun kembali lagi dia ingin adam bahagia.

Mereka berdua sudah sama-sama berusaha untuk mempertahankan hubungan itu.

Namun pada akhirnya adam akan menikah dengan gadis lain, itu adalah akhir dari semuanya.