Kini lelaki yang berada disampingnya tidak lain adalah seniornya yang kemarin menghukum kinan karena datang terlambat.
Dia sudah memperhatikan kinan bahkan disaat kinan berada di gerbang kampus, saat kinan membetulkan tali sepatunya yang lepas. Seniornya langsung menyadari bahwa itu junior yang ia hukum kemarin melihat dari sepatu yang kinan kenakan, masih sepatu kets yang sama dengan tali dari masing-masing sepatunya berbeda. Itu tidak mudah untuk di lupakan.
Memang orang-orang yang akan mengingat kinan adalah orang-orang yang hanya memiliki moment-moment tertentu dengan kinan. Jika tidak, mereka tidak akan mengingat kinan karena kinan juga tidak akan berhubungan secara sengaja dengan mereka.
"Hari ini kamu datang terlambat lagi, apa kamu memang suka terlambat dalam setiap kesempatan?" seniornya berusaha memberikan kode agar kinan mengingat moment saat dia datang terlambat dan di hukum olehnya.
Kinan kaget, dia mendengar suara yang berbeda dari sebelumnya, sebelumnya kinan merasa suara itu sangat sopan dan penuh kehati-hatian. Tapi, suara ini terdengar berani, percaya diri, dan sedikit angkuh. Meskipun kinan terlihat tidak menyimak, namun dia bisa mendengar dengan jelas suara orang yang berbicara padanya dan terekam begitu saja dalam ingatannya.
Kinan kaget dan memberikan respon yang membuat orang disekitarnya kahet, Dia berdiri dan kemudian pindah ke kursi kosong yang lain dengan berbicara "tolong untuk tidak berbicara denganku, maaf".
Semua yang mendengar kata-kata kinan kaget, karena yang kinan perlakukan seperti itu adalah seniornya.
"apakah dia sudah benar-benar gila", beberapa orang mulai berkomentar, seniornya yang malu karena diperlakukan sinis oleh kinan bangkit dari kursinya dan pergi begitu saja dari kerumunan orang itu.
"dia pasti sangat malu" para wanita tak henti terus membicarakan kinan dan perlakuan tidak sopannya pada senior.
Segera kabar itu tersebar, semakin kuat citra kinan yang angkuh dan sombong menyeruak di kalangan mahasiswa dan mahasiswi, baik anak baru maupun senior.
Hari-hari kinan setelah itu terus berjalan seperti biasa, tanpa teman, sahabat, dan terlalu berlebihan jika berpikir kinan memiliki pacar. Itu tidak mungkin.
Sikap tertutupnya membuat orang sulit untuk bisa masuk ke dalam hatinya. Tapi setelah beberapa bulan waktu berjalan, ada yang bisa membuat kinan mau menjawab pertanyaan orang lain, dan orang lain itu adalah bayu. Lelaki cupu yang bahkan meskipun dia sangat ramah tetapi tetap tidak ada yang mau berjalan bersamanya di kampus.
Bayu terlalu mencolok dalam segi pakaian dan kacamatanya, dia akan membuat orang yang berada disampingnya menjadi kurang nyaman terlebih lagi jika bayu sudah bicara dan merasakan malu yang berlebihan dia akan gagap meskipun tidak separah orang gagap kebanyakan.
Hari itu kinan pergi ke perpustakaan, kecantikan kinan yang dulu tidak pernah terpancar, namun kini semua orang melihatnya dengan mata terbuka, kinan tetap menjadi perhatian di kalangan mahasiswa baik senior ataupun mahasiswa baru, karena ciri khas kinan gadis sombong dan angkuh, maka dengan mudah semua orang mengingat kinan dan itu jadi nilai plus karena semakin banyak orang yang menyadari kecantikan di balik gadis sombong itu.
Pada saat kinan mulai mencari buku di lorong perpustakaan, dia melihat seorang lelaki yang sedang duduk di lantai menikmati buku yang sedang dia baca, dengan terus membetulkan posisi kaca matanya yang terus merosot karena dia menunduk untuk membaca bukunya.
Kinan meraih buku yang berada tepat di samping lelaki itu, dimana ia menyandarkan tubuhnya. "ah maaf, apa aku mengahalanginya" bayu yang kaget karena seseorang tiba-tiba menghampirinya dan sedikit kesulitan mengambil buku karena terhalang sebagian tubuhnya, dia langsung bergeser sambil meminta maaf.
Setelah bayu mengangkat kepalanya dia mendapati gadis berambut pirang, panjang, terurai dan memiliki mata yang sayu tepat berada di hadapannya sekarang.
"Kinan?"
Bayu menyebutkan nama kinan, yang membuat kinan kaget adalah saat bayu menyebutkan nama kinan, bayu menggenggam pergelangan tangan kinan. Sontak kinan menepis tangan bayu dari lengannya.
"apa yang kamu lakukan, lepaskan tanganku" kinan berusaha melepas genggamannya.
Bayu spontan melakukan itu tanpa ia sengaja dan dengan segera menarik tangannya kembali dan meminta maaf "ah maaf, aku kaget karena kamu ada disini", dengan sedikit gagap adam meminta maaf pada kinan.
"kenapa kamu harus kaget, setiap hari aku berada di perpustakaan ini" sambil membalikkan badannya kinan berlalu menuju meja baca di depan sana.
Bayu segera mengikutinya, namun karena kinan menyadari hal itu, ia memutuskan untuk meninggalkan perpustakaan dan meletakkan buku yang tadi dia ambil dari rak buku.
Bayu menyadari kalau kinan benar-benar menghindar dari semua kontak secara langsung dengan semua orang, tanpa terkecuali. Telah beberapa minggu ini bayu terus memperhatikan pergerakan kinan yang selalu menghindari keramaian dan mengacuhkan banyak orang yang mengajaknya sekedar berbincang.
"Maaf" selalu itu saja yang kinan ucapkan saat orang sengaja menyapanya. Mungkin menurut dia itu sopan, tapi bagi sebagian orang itu aneh.
Kesekian kalinya bayu menyerah untuk terus mencoba mendekati kinan. Saat keluar dari perpustakaan kinan langsung pergi ke toilet di ujung lorong fakultas sastra, disana ada banyak sekali orang.
"apa yang membuat toilet menjadi begitu ramai, apa yang sedang mereka lakukan disana".
Karena terlalu banyak orang disana, kinan memutuskan memutar balik arahnya dan pergi mencari toilet lain. Tapi saat dia mulai berjalan, semua orang berlari menuju arah toilet tadi.
"ayo cepat, ayo cepat,,,, " semua orang berhamburan berlari menuju arah yang berlawanan dengan kinan.
Kinan yang bingung akan kejadian itu menghentikan langkahnya. Ia ikut penasaran dengan apa yang sedang terjadi disana.
Tapi sekali lagi, kinan malas berurusan dengan hal-hal yang terlalu berisik dan melibatkan banyak orang.
"Aku akan tahu nanti, tidak perlu sekarang, terlalu banyak orang disana".
Kinan melanjutkan langkahnya tanpa menengok lagi ke belakang. Tak lama kinan melihat lelaki yang tak asing baginya ikut berlari bersama beberapa orang lain menuju toilet itu.
Karena sudah beberapa kali mereka saling bertemu namun tidak pernah terjadi perbincangan antara mereka karena kinan selalu menghindar.
Kinan melanjutkan langkahnya, dia hanya melirik ke arah bayu lalu kemudian berlalu begitu saja karena lelaki itupun tak melihat kinan disana.