Chereads / Masa Muda Yang Tak Muda / Chapter 4 - Memilih Pergi

Chapter 4 - Memilih Pergi

"Selamat siang Ibu Ranti, ini saya wali kelas Kinan, ibu bisa ke sekolah sekarang? Kinan jatuh pingsan di sekolah, saya rasa dia harus di bawa pulang untuk istirahat".

suara wali kelas Kinan dari ujung telepon membuat ibu Kinan seakan tidak memiliki tenaga bahkan hanya untuk berdiri.

"Apa lagi ini?", hanya itu yang ada di benak ibu Kinan, seraya sambil berlari memanggil Pak Didi agar segera menyiapkan mobil.

Keysa berlari dari ruang TV melihat ibunya panik berteriak memanggil supir.

" ada apa bu? kenapa ibu panik sekali?", Keysa tanpa tahu apa-apa ikut panik.

"Kamu tunggu di rumah sebentar lagi adik-adikmu pulang, telepon mereka agar pulang naik taksi, ibu akan menjemput kinan di sekolah, dia pingsan, ibu akan langsung membawa dia ke Rumah Sakit untuk diperiksa jadi ibu tidak bisa menjemput mereka", sambil terburu-buru ibu menjelaskan kepada Keysa apa yang harus dia lakukan.

Di dalam mobil ibu menangis, ada keinginan dia untuk menelpon ayah Kinan untuk mengadukan keadaan ini, tapi sesaat dia tersadar bahwa situasi saat ini sudah sangat berbeda, dia harus belajar mengemban semua masalah anak-anak sendiri, dia tidak ingin lagi melibatkan mantan suaminya untuk semua masalahnya dan anak-anak, dia bersikeras ingin membuktikan bahwa dia ibu yang kuat dan mampu menjadi ibu yang bisa diandalkan oleh anak-anaknya tanpa ayah mereka.

Mobilpun terparkir di depan sekolah Kinan, segera wali kelas Kinan mendorong kursi roda dari dalam sekolah untuk membawa Kinan ke mobil ibunya.

"Kinan masih sangat lemas, tadi sudah dilakukan pertolongan pertama di ruang UKS sebaiknya bawa dia ke rumah sakit untuk diperiksa lagi bu, karena tadi juga di mimisan".

Wali kelas Kinan mencoba untuk memberitahukan kondisi Kinan saat itu ke ibunya.

"Baik bu terimakasih, mungkin Kinan kecapean, saya akan bawa dia sekarang, sekali lagi terimakasih bu".

Mobil melaju dengan cepat menuju rumah sakit terdekat dan Kinanpun akhirnya diperiksa oleh dokter.

Setelah beberapa tes kesehatan akhirnya dokter menjelaskan bahwa Kinan hanya kelelahan dan kurang tidur, di tambah lagi dia sedikit demam.

Ibu langsung terdiam dan berpikir betapa buruknya dia sebagai ibu bahkan anaknya demampun dia tidak tahu.

"Aku terlalu sibuk dengan kesedihanku sendiri, dengan rasa sakitku sendiri, hingga lupa dengan anak-anak yang sangat membutuhkan kekuatanku". Ibu memeluk Kinan sambil bergumama dalam hatinya.

"Kinan tidak apa-apa bu, Kinan hanya kelelahan saja, apa ibu tidak dengar tadi kata Om dokter" Kinan berusaha menghibur ibunya dengan mengatakan bahwa dia baik-baik saja.

Itu semakin membuat ibu sedih karena melihat putri kecilnya bahkan berusaha menahan sakitnya demi membuat ibu tenang

"Sedangkan apa yang aku lakukan?, aku hanya perduli dengan rasa sakitku sendiri", hati Ibu Kinan terasa seperti di sayat-sayat saat itu.

Tidak menunggu lama ibu dan Kinan tiba di rumah, sambil di gendong Pak Didi, kinan di baringkan di kamarnya, dan kakak-kakaknya sudah menunggu di rumah sedari pulang sekolah tadi.

"Bagaimana keadaan Kinan bu? apa kata dokter?" Keysa langsung menanyai ibu dengan pertanyaan  berantai.

"Kak aku baik-baik saja, kakak tidak perlu khawatir, dokter bilang aku hanya kelelahan saja, aku bahkan langsung di perbolehkan pulang ke rumah tanpa harus di infus apalagi di rawat".

Sambil tersenyum kecil Kinan menjelaskan keadaannya agar semua kakaknya yang khawatir dari tadi bisa sedikit lebih tenang.

Ibu meminta Keysa dan adik-adiknya keluar agar Kinan bisa istirahat di kamar.

"ayo kita keluar, biar Kinan tidur untuk istirahat, dia baru minum obat, dia akan tertidur"

Ibu dan yang lain keluar bersamaan dan menuju ruang TV untuk membicarakan rencana Keysa yang tadi pagi mereka diskusikan.

Ibu dengan perlahan menjelaskan rencananya untuk pindah rumah.

"jika kalian setuju, ibu akan memberitahu Kinan, akan lebih baik juga untuk Kinan menempati rumah baru, semalaman bahkan dia tidak tidur, hari ini dia pingsan di sekolah karena kelelahan dan kurang tidur, ibu yang salah, semalam ibu pikir Kinan tidur karena di menutup matanya, tapi ibu melupakan satu hal, kinan kita tidak seperti anak-anak seusianya, ibu melupakan bahwa dia pasti ikut menangis semalaman, dia menahan semuanya sendiri dengan tetap memejamkan matanya agar ibu tidak khawatir, maafkan ibu, mulai hari ini ibu akan tetap fokus kepada kalian semua, ibu juga akan menjadi ayah kalian sekaligus, jadi kalian tidak perlu takut, tidak perlu khawatir mulai saat ini, kita harus saling berpegangan dan saling mendukung satu sama lain, kita harus saling menjaga dan saling menghibur jika ada yang sedang bersedih, kalian mengerti?, ibu harap Kayla dan Genta bisa lebih dewasa, kalian berdua harus bisa mengendalikan kebiasaan kalian dan mulai menata semuanya menjadi lebih baik lagi, ibu tidak ingin kejadian seperti Kinan terulang lagi, kita harus saling memperhatikan satu sama lain mulai saat ini, jangan bergantung pada orang-orang di luar sana, siapapun itu, bahkan ayah kalian sekalipun, biarkan ia hidup bahagia dengan keluarga barunya dan kita bahagia dengan keluarga kecil kita ini, ayah memang bukan di takdirkan untuk kita, karena itu Tuhan memberikan jalan seperti ini kepada kita, hapus air mata kita semua mulai hari ini dan tersenyum kembali seperti sebelumnya, kita bisa jika kita selalu bersama-sama, ibu percaya kalian semua sudah dewasa dan paham dengan keadaan kita sekarang".

Ibu menutup pembicaraan sore itu dengan memeluk semua anaknya.