Mia terdiam saat semua orang membicarakan tentang pernikahannya dengan Varell. Begitupun dengan Varell, ia hanya tersenyum tipis tanpa mengiyakan ataupun menolak.
Kini Mia sudah berada di dapur sendirian untuk membuat teh saat Varell datang menghampirinya.
"Aku akan menjelaskan semuanya dengan orangtuaku nanti."
Maya menoleh saat mendengar suara Varell yang kini berada disebelahnya.
"Kita bukannya mau menikah besok, jadi untuk sekarang biarkan mereka mengira kita sepasang kekasih agar ayahmu juga menganggap demikian." Jelasnya hati-hati, wajah Mia yang tanpa ekspresi membuatnya khawatir.
"Tersenyumlah, semua akan baik-baik saja." Varell tersenyum sambil mencubit lembut pipi Mia yang kini mulai menunjukan senyumnya.
"Baiklah tuan patah hati." Balas Mia, ia mencubit hidung Varell dan tersenyum, mereka kemudian tertawa bersama dan menghela nafas berat secara bersamaan.
Kini mereka kembali tertawa seakan mereka tidak memiliki beban apapun.