"Dan setelah itu kamu meninggalkanku."
Bagas tidak bisa mencegah kepergian Agnes yang berlalu meninggalkannya menuju kamar mandi.
Selalu saja, masa lalu menghantui hubungan mereka.
Perpisahan itu menghantuinya, menyakitinya, melukai harga dirinya, menenggelamkannya pada kekecewaan. Agnes tidak kuasa menahan air matanya lagi.
Ia menangis dibawah kucuran shower yang membasahi tubuhnya.
Cinta itu adalah luka, luka yang menyakitkan yang tidak pernah sembuh walaupun ia menutupinya dengan kebencian.
Ia benci ketika hatinya berdebar karena perlakuan lembut Bagas kepadanya, ia benci ketika ia tidak bisa mengabaikan Bagas dan selalu saja membantunya, memperhatikannya, ialah satu-satunya pria yang ia lihat, satu-satunya pria yang dicintainya sekaligus satu-satunya pria yang ingin segera ia singkirkan dari hidupnya.