Dika tersentak mendengar ucapan kak Ana. Ini jelas bukan seperti sepupunya yang sudah dekat sejak kecil.
Apa? Jadi dia ingin kak Winda mati? Inikah rencana intinya? Bagaimana bisa kak Ana begitu kejam? Tidak, kak Ana pasti salah bicara, atau aku yang salah dengar.
Seketika Dika melepas kak Ana dan menjaga jarak. Dika terkejut dengan apa yang ia dengar. Hal tersebut membuat Ana sadar jika sepupunya menjaga jarak dengannya.
"Jangan menjauh, aku tidak akan melukaimu. Tidak akan …" kata Ana dengan menyeringai. Tatapannya mengerikan, seperti orang yang mempunyai maksud tertentu.
"Kak Ana, sadarlah. Kak jangan bertindak gegabah."
"Kenapa kamu takut? Mendekatlah …" katanya lembut tapi terdengar mengerikan karena tatapan kak Ana yang menyembunyikan maksud tertentu.
"Kak Ana, kita bicara baik-baik. Kak Ana tidak harus seperti ini. Apa yang kak Ana lakukan ini tidak baik. Kakak tidak boleh seperti ini. Sadarlah, kak."