Apa?! Aku tidak percaya. Lihat, dia begitu perhitungan seperti ini denganku setelah apa yang aku lakukan untuknya semalam. Astaga, aku kira dia sudah berubah tapi ternyata sama saja. Ada apa denganmu Dinda kenapa monster labil satu ini bisa sampai suka menyiksamu. Apa karena dirimu terlalu mudah untuk disiksa? Huft aku tidak punya pilihan selain menerima tawarannya itu. Aku tidak mau mengambil resiko dengan terhambat datang ke kantor. Kenapa dia suka sekali memaksa? Argh, menyebalkan. Gerutu Dinda dalam hati.
"Baiklah, aku terima tawaranmu."
"Ok, aku akan minta Bian untuk meminjamkan bajunya. Oh ya, karena aku sedang berbaik hati pagi ini. Aku izinkan kau mandi di kamar mandi pribadiku."
"Hah?!"
Dias menyembunyikan senyumnya melihat ekspresi terkejut Dinda. Ide jahilnya tiba-tiba muncul. Dias melangkah lebih dekat, sangat dekat hingga tubuh mereka berdua nyaris menyatu sama lain.
"Kenapa? Terkejut?" ucap Dias dengan nada lembut.