Dinda sedang memikirkan jawaban yang tepat, agar tidak menyinggung big bosnya itu.
"Saya, rasa bisa lain waktu. Saya-" ucapanya sengaja dipotong oleh Dias.
"Bagaimana jika nanti kamu pulang lebih awal dan pergi menemuin Bulan sebentar, baru kau pergi menemui Fani," usul Dias.
"Saya tidak bisa. Bos pasti paham jika saya tidak mau para rekan kerja sama menggunjingkan tentang saya di belakang. Saya benar-benar minta maaf. Untuk hari ini tidak bisa."
"Bagaimana kalau hanya makan siang bersama?" Dias masih tidak mau menyerah, sebisa mungkin dia membuat Dinda tidak mampu berkata tidak.
"Saya benar-benar minta maaf, tapi saya sudah ada janji bertemu Dika saat makan siang nanti," Dinda menggigit bibir bawahnya.
Upsh astaga, kenapa aku kelepasan bicara? Bos Dias kan kurang suka jika aku dekat dengan Dika. Duh, semoga saja dia tidak marah. Aku mohon monster labil jangan kambuh.