Dinda mampu merasakan hembusan hangat dari nafas Dias, karena posisinya yang lebih rendah dari Dias.
"Please, beri aku kesempatan untuk menjelaskan ini semua. Beri aku waktu. Setelah itu, aku tidak akan memaksamu lagi. Ok?" kata Dias lembut.
Astaga, tutur katanya yang lembut seperti ini. Pandangannya yang teduh, membuat aku nyaris lupa diri. Wanita mana coba yang tidak meleleh diperlakukan lembut seperti ini oleh orang setampan Dias. Bahkan pria ini nyaris tidak pernah terlihat bersikap lembut kepada wanita manapun.
Andai saja, Dias bersikap seperti ini sejak awal. Mungkin aku telah jatuh hati padanya sejak lama. Astaga Dinda, pesona pria dewasa yang lembut sungguh mendomnasi minatmu.
"Kau maukan mendengarkan penjelasanku?" kata Dias lirih.
Dinda reflek menganggukan kepalanya, pandangannya tidak lepas dari mata Dias. Seolah dua mata coklat itu telah menghipnotisnya.