Bos Dias selalu punya cara untuk menindasku. Jika dipikir-pikir dari mana dia memiliki sikap seperti itu? Sedangkan kalau dilihat-lihat dari gadis manis ini yang katanya adalah adiknya dan kedua orang tuanya semua terlihat seperti orang baik. Ah, jangan-jangan bos Dias ini adalah anak pungut, makanya dia sangat berbeda dengan keluarganya. Dinda jadi sering berasumsi sendiri, karena sering mendapatkan penindasan dari bos Dias.
"Ini untukmu" Dias mencairkan suasana dengan memberikan kotak besar kepada Bian.
"Untukku? Benarkah? Kakak tidak pernah seperti ini, selalunya kakak hanya memberiku kartu kredit dan membiarkan aku membeli barang-barang yang aku suka. Mana pernah Kakak memberiku kado secara langsung seperti ini. Hemm aku jadi curiga" Bian menatap kakaknya lekat-lekat. Iya sedang menyelidiki apakah ada sesuatu yang aneh dari apa yang dia berikan ini.
"Kau ini banyak protes. Bilang Terima kasih pun tidak. Sini kembalikan jika kamu tidak mau."