Hari berikutnya di kampus, pagi ini matahari terasa meredup karena mendung. Dinda pun merasakan hal yang sama, hatinya sedang ditutupi oleh awan mendung. Dinda berjalan tak bersemangat menuju ruang kelas perkuliahan bersama dengan Fani.
"Hei, bersemangat lah. Tidak ada gunanya kamu terus bersedih dan tidak ada gunanya juga kamu terus menghindarinya kamu tidak bisa terus-terusan bersikap seperti ini kamu harus menghadapinya jadi kamu bisa menentukan sikap mu selanjutnya. Sadarlah Dinda, pria baik itu tidak hanya Pak Niko seorang, masih ada pria baik lainnya di luaran sana. Kamu tahu dari artikel yang pernah aku baca seorang wanita akan lebih bahagia jika bersama dengan pria yang mencintainya. jadi sebaiknya kamu tidak memaksakan diri untuk mendapatkan pak Niko. Bukalah matamu mungkin saja ada pria baik di luaran sana yang juga mencintaimu" kata Fani coba menasehati sahabatnya.