"Ambil saja sendiri, kan kau sudah tau tempatnya. Sok sok'an ijin, biasanya juga kau langsung comot" kata Dinda dengan suara sedikit sendu sambil menyeka air matanya yang tidak terkendali telah mengalir melintasi pipinya.
'Untung saja Fani sudah pergi dari sampingnya, kalau tidak ia akan merasa malu bahkan bisa juga kena ejekan Fani. Aku memang anak manja tapi tidak cengeng sebenarnya. Hanya untuk hal sensitif tertentu yang bisa membuatku begini' pikir Dinda dalam hati.
"Hahaha, aku kan tamu. Sepatutnya kau yang melayaniku".
Dinda segera berdehem, coba menormalkan suaranya dan segera menjawab ucapan Fani.
"Iiiddiih ... melayanimu, emang kau ini putri kodok?" jawab Dinda ngasal.
"Ah dasar kau Din, nggak bisa cari putri lainnya apa? Kan banyak kerajaan bergengsi di dunia ini, bahkan di negeri dongeng banyak tuh putri-putri cantik. Masa iya putri kodok" mulut Fani sudah mengerucut, memprotes ucapan Dinda.
"Hahaha".