"Oh, bukankah itu Glass? Mau apa kau datang kesini?"
"Sudah jelas aku sudah mengalahkan musuh dan datang mencarimu."
L'Arc bicara pada Glass seolah mereka saling mengenal satu sama lain.
Mungkinkah? Aku sudah mempertimbangkan kemungkinannya sebelumnya, tapi apa mereka betul-betul punya hubungan? Dari yang terlihat, mereka kayaknya rekan.
Sial! Aku dan Filo sudah hampir menang! Dengan adanya Glass, lenyap sudah semua kemungkinan menang.
"Naofumi, kan? Kita sudah bertemu sebelumnya."
Dia menyapaku dengan tenang dan berbicara dengan sopan.
"Aku gak berharap bertemu denganmu lagi."
"Aku terkesan kau bisa sampai sejauh ini melawan L'Arc. Dan dari penampilan perisaimu, kau masih belum serius."
"Apa?! Dia gak serius?"
L'Arc terkejut.
"Tepat. Saat dia bertarung serius, dia menggunakan perisai yang sangat berbeda dengan perisai yang dia pakai sekarang."
"Oh, kalo gitu kurasa aku betul-betul gak punya kesempatan menang."
Bukannya aku gak bertarung serius. Tapi karena Shield of Wrath tumbalnya terlalu besar terhadapku.
"Heh. Orang ini menggunakan serangan yang mengabaikan pertahanan—aku gak bisa menggunakan perisai terbaikku karena hal itu."
"Jadi begitu."
Glass membuka kipasnya dan mengacungkannya padaku.
"Kalau begini kurasa aku akan ikut bertarung."
"Aku betul-betul lebih senang gak melawanmu, tapi kurasa aku gak punya pilihan."
Aku melangkah ke depan dan menyiapkan perisaiku.
"Kalau boss gelombang juga dihitung, maka ini adalah ronde ketiga."
Sejujurnya aku jengkel. Aku gak mau terus bertarung tanpa henti.
Tapi para pahlawan lain gak ada yang berguna, dan sang ratu gak bisa membantu. Gimana caranya aku melawan mereka bertiga ini tanpa adanya dukungan?
"Ha!"
Dia membuka kipasnya dan mengayunkannya padaku. Serangannya mengalir layaknya air.
Berdasarkan apa yang kulihat pada saat kami bertarung sebelumnya, aku gak perlu terlalu kuatir kecuali aku menggunakan Shield of Wrath.
Aku mengangkat perisaiku dan memblokir serangannya. Soul Eat diaktifkan dan menguras SP Glass...
"Apa? Perisai itu!"
Mengetahui perisai yang sedang aku pakai, Glass melompat jauh ke belakang.
Apa yang terjadi? Glass bersikap seolah itu adalah pertama kalinya dia terluka.
Dan serangannya terasa jauh lebih lemah daripada yang sebelumnya. Apa yang terjadi?
Aku memakai Soul Eater Shield. Perisai ini memiliki efek serangan balik bernama Soul Eat yang mencuri SP musuh.
Kalau musuh gak punya SP, maka yang dicuri adalah kekuatan sihir mereka.
"L'Arc, kau paham, kan?"
"Ya."
L'Arc melangkah maju dan Glass membuka kipasnya lebar-lebar.
"Circle Dance Break! Tortoise Shell Shatter!"
Aku merasa seperti dia bergerak lebih lambat dari yang sebelumnya juga.
Aku menggunakan Air Strike Shield untuk memblokir serangannya.
"Naofumi, aku datang!"
L'Arc memutari skillku dan bergerak mendekat untuk menggunakan serangan yang mengabaikan pertahanan miliknya.
"Gak semudah itu!"
Sebelum dia mengenai aku, Filo menutup jarak dan meraih gagang sabit miliknya, menggagalkan serangan itu.
Itu cerdas. Kalau dia memegang gagangnya maka dia bisa merusak kendali L'Arc terhadap bilahnya.
"Nona Glass! Tak ada pilihan lain!"
Therese mengeluarkan sebuah permata dan melemparkannya pada Raphtalia.
"Semua kekuatan yang terkandung dalam permata, dengarkan permohonanku dan tunjukkan dirimu. Namaku Therese Alexanderite. Aku adalah temanmu. Pinjamkan cahaya terakhirmu padaku! Serahkan dirimu demi masa depan kita! Shining Stone, Shrinking Explosion!"
"?!"
Raphtalia berlari menjauh dari Therese.
Itu adalah tindakan yang tepat. Sesaat setelahnya, terjadi ledakan yang memekakan telinga dan hembusan angin yang kuat.
Apa permata itu meledak?
Sihir miliknya sangat aneh. Dari apa yang kulihat sampai sekarang, sihir milik Therese bekerja dengan menggunakan permata.
Kalau dia meledakkan permata, apa itu artinya kami menang?
"Tuan Naofumi!"
Therese menggunakan moment ledakan untuk berkumpul dengan L'Arc dan Glass.
Raphtalia melakukan hal yang sama, berlari kearah aku dan Filo.
Dengan bersamanya kami lagi, cuma ada satu hal yang harus dilakukan.
"Shooting Star Shield!"
Sebuah medan kekuatan muncul disekitar kami.
"L'Arc, cepat tunjukan luka-lukamu."
"Maaf, Therese..."
Therese menggunakan sihir untuk menyembuhkan tangan L'Arc yang terluka.
"Kau jauh lebih kuat daripada terakhir kali kita ketemu. Kau benar-benar seorang pahlawan."
"Aku tau."
"Ini sulit untuk menyebutnya sebuah pertarungan yang adil. Tapi aku tak akan menahan diri sekarang."
Glass membuka kipasnya dan bersiap menggunakan skill. Itu adalah skill yang mengalahkan ketiga pahlawan lain dalam satu serangan saat kami bertemu sebelumnya. Aku ingat itu.
Disaat yang sama, Therese bersiap menggunakan sihir.
Kayaknya ini buruk. Apa mereka mau menggunakan skill kombo?
"Semua kekuatan yang terkandung dalam permata, dengarkan permohonanku dan tunjukkan dirimu. Namaku Therese Alexanderite. Aku adalah temanmu. Kalahkan mereka dengan badai es! Shining Stone, Bizzard!"
"Bentuk kombinasi. Reverse Hail Snow Moon Flower!"
Layaknya bunga sakura yang teriup angin, angin itu membawa pedang-pedang es dan membentuk badai ganas.
"Shield Prison!"
Aku menggunakan Shield Prison didalam medan kekuatan Shooting Star Shield untuk melindungi kami.
Sesaat setelah Glass mengeluarkan serangannya medan kekuatannya hancur. Shield Prison berguncang diterpa angin dan es.
Aku bisa merasakan kekuatan serangan itu dari guncangan perisai disekitar kami. Anginnya reda tepat saat efek Shield Prison habis.
"Dia selamat dari skill kombo kita?"
"Kami sudah lebih kuat daripada saat kita bertemu sebelumnya. Jangan lupa itu."
"Nampaknya aku telah meremehkanmu."
Kurasa aku melihat ekspresi cemas melintas diwajahnya. Memang. Pertarungan ini terasa sangat berbeda daripada yang sebelumnya.
Kalau kami bisa bertahan dari serangan Glass, itu merupakan bukti bahwa kami telah jadi jauh lebih kuat daripada terakhir kali kami bertemu.
Tapi ada sesuatu yang bahkan lebih menarik daripada itu. Aku harus tau kenapa Glass tampak begitu terintimidasi oleh Soul Eater Shield.
Tampak seperti dia melompat ke belakang kayak ketakutan karena serangan baliknya.
Baiklah, sekarang giliran kami untuk menyerang.
"Raphtalia, Filo, ini akan sulit, tapi cobalah jauhi Therese dan L'Arc dan fokuskan serangan kalian pada Glass. Kalau kalian gak bisa sepenuhnya menghindari mereka, biarkan saja beberapa dari serangan mereka lewat. Jangan kuatir, aku akan melindungi kalian."
"Baik."
"Gimana denganmu?"
"Gak usah kuatir padaku."
"Oke!"
Kami setuju pada rencana itu dan mulai menyerang.
"Shooting Star Shield!"
Lihat, medan kekuatan ini juga mencegah siapapun yang bukan anggota party memasukinya. Jadi kami gak perlu mememojokkan dan menahan mereka, tapi dengan menjaga anggota partyku tetap aman didalam medan kekuatan ini, kami bisa dengan bebas fokus pada penyerangan.
Tapi kalau serangan musuh melampaui apa yang bisa ditahan medan kekuatan tersebut, maka medan kekuatan ini akan langsung hancur. Jadi kami harus terus waspada.
Raphtalia dan Filo menggunakan medan kekuatan ini sebagai perisai dan menarik serangan Glass dan L'Arc.
Glass menyerang secara terus-menerus, ketidaksabarannya semakin terlihat jelas.
Akhirnya, Ada suara keras saat medan kekuatan tersebut mencapai batasnya dan hancur.
"Sekarang! Circle Dance Form, Tortoise..."
"Hya!"
Filo mengambil ancang-ancang dan mencakar kipas Glass dengan ganas.
"Kau! Menjauhlah!"
Glass mengayunkan kipasnya berusaha menghempaskan Filo.
Sekarang!
"Air Strike Shield! Change Shield!"
Aku mengubah Air Strike Shield menjadi perisai yang telah kugunakan sejal awal—Soul Eater Shield.
Serangan Glass diarahkan pada Filo, tapi skill milikku lebih cepat. Serangannya menghantam perisai.
"Apa?! Tidak..."
Serangan balik Soul Eat diaktifkan, dan Glass segera menghindarinya.
Ternyata betul!
Hal itu telah memastikannya. Glass lemah terhadap serangan Soul Eat.
"Raphtalia!"
"Ada apa?"
"Apa kamu punya pedang sihir?"
"Punya."
"Kali ini itu adalah kartu as kita. Kerahkan semua kekuatanmu dan tikamkan pedang itu pada Glass!"
Kami gak punya cara lain untuk menggunakanya, jadi kami mungkin harus menggunakannya saat kami bisa.
"Dimengerti! Hyaaaaaa!"
"Gak semudah itu!"
L'Arc melesat mendekat untuk menghadang dia.
"Jangan lupa aku masih ada disini!"
Filo menyerbu dan menghentikan gerakan L'Arc. Sekarang gak ada yang menghalangi Raphtalia.
Aku mengikuti dia, mendukung dia dari belakang.
"Nona Glass!"
Therese menyilangkan tangannya dan merapal mantra.
"Semua kekuatan yang terkandung dalam permata, dengarkan permohonanku dan tunjukkan dirimu. Namaku Therese Alexanderite. Aku adalah temanmu. Hentikan mereka dengan dinding api! Shining Stones, Flame Wall!
Sebuah dinding api yang berkobar muncul melindungi mereka.
Aku mengangkat perisaiku dan terus berlari ke arah dinding itu.
Medan kekuatan mencapai batasnya. Udara dipenuhi dengan suara retakan—dinding itu pasti sangat kuat.
Tapi itu gak cukup.
"Aku...Aku tak bisa menghentikan mereka!"
"Lebih baik jangan meremehkan kami!"
L'Arc dan yang lainnya memang sangat kuat, itu luar biasa.
Sejujurnya, kurasa mereka mungkin lebih kuat daripada high priest, dan dia punya sebuah replika senjata legendaris.
Tapi mereka gak cukup kuat untuk menghentikan aku.
Serangan terbaik mereka adalah serangan yang mengabaikan pertahanan dan serangan yang setara dengan pertahanan. Setelah aku menemukan cara menanganinya, aku tau gimana mengalahkan mereka.
Tetap saja, kalau mereka punya kesempatan untuk menyerang kami dengan serangan jarak dekat, kami mungkin gak akan bisa memegang kendali pertarungan lagi.
Kami harus menyelesaikannya sebelum L'Arc punya kesempatan untuk mengganggu!
"Raphtalia!"
"Baik!"
Dia mempererat genggamannya pada pedang sihir miliknya dan menusukkannya pada Glass.
"Tak semudah itu!"
Glass membaca jalur pedangnya dan memblokir dengan kipas miliknya.
Ini pernah terjadi pada pertempuran yang sebelumnya, dan kipas itu mematahkan pedang milik Raphtalia.
"Kurasa tidak!"
Tapi pedang sihir gak punya bilah fisik yang bisa dihancurkan.
Raphtalia menghentikan kekuatan sihir miliknya tepat sebelum bilahnya mengenai kipas tersebut, dan bilahnya lenyap. Mempertimbangkan dari timingnya, Raphtalia berputar dan kemudian bilahnya muncul lagi—ditikamkan kearah perut Glass.
Tapi pedang itu tak bisa menikam dia. Apa kekuatan serangannya terlalu rendah?
"Apa?!"
Glass tak bisa berkata apa-apa.
Sesaat, bilah pedang sihir itu berkilauan.
"ARRRRGHHHHH!"
Raphtalia berteriak saat dia memfokuskan semua sihir miliknya pada bilah tersebut. Bilahnya berkilauan dan berderak lalu menikam Glass.
"TIDAAAAAAAAAAAAAAK!"
Glass memegang bilah yang berkilauan itu dan mencoba mencabutnya. Tapi Raphtalia semakin fokus, menekan pedangnya lebih dalam lagi sebelum melepaskan pegangannya dan melompat menjauh.
Bilah tersebut berkilauan lagi dan kemudian meledak menghasilkan cahaya yang membutakan mata.
"Whoa!"
Cahaya itu sangat terang hingga sulit untuk membuka mataku.
Aku berlari kearah Raphtalia dan menggunakan perisaiku untuk memblokir cahaya tersebut.
"Glass!"
L'Arc berteriak pada Glass dan mencoba membebaskan diri dari Filo.
Area ini dipenuhi dengan asap. Sekuat itulah ledakan sihir tadi.
Kami menyerang Glass pada titik lemahnya. Kuharap itu akan mengakhiri pertempuran.
Asapnya menghilang.
Huff....
"Ini...."
Huff...
"Gak ada yang perlu dikuatirkan...."
Glass masih berdiri. Dia memegang perutnya dan bernafas berat. Dia tampak seperti dia akan pingsan sewaktu-waktu.
Sial! Serangan itu masih belum cukup.
Tapi serangan itu telah memberi banyak damage. Kalau saja ada waktu untuk serangan lanjutan, sekaranglah saatnya.
"Nona Glass. Kita harus mundur untuk sekarang ini."
"Tidak.... Masih belum. Aku tak boleh mundur!"
"Glass! Sialan! Minggir!"
"Hei!"
L'Arc mengibaskan Filo dan berlari ke Glass.
"Filo, apa kau baik-baik saja?"
"Yup!"
Baiklah, kami masih bisa bertarung.
Kami telah menyudutkan Glass. Sekarang meski mereka menggunakan sihir pemulihan, dia tetaplah kelelahan.
Dan aku masih punya Shield of Wrath kalau aku membutuhkannya.
Sebagai upaya terakhir aku bisa memakainya di waktu yang tepat dan menggunakan Iron Maiden.
Setelah meningkatkannya, skill Air Strike Shield memiliki defense yang lebih tinggi dari yang sebelumnya.
Jadi mungkin bisa diasumsikan bahwa kekuatan serangan Iron Maiden juga sudah meningkat. Kalau aku bertahan dengan Soul Eater Shield, maka aku juga bisa mendapatkan kembali SPku yang hilang. Dan aku bisa meminum Soul-Healing Water dan menggunakan skill tersebut secara terus-menerus.
"Glass. Tetap diam."
Apa? Sesuatu yang kayak Soul-Healing Water menetes dari sabit milik L'Arc dan jatuh pada Glass.
Cuma begitu saja, tapi penampilan aneh segera muncul pada wajah Glass. Dia tampak lega.
"Pemulihan energi secara cepat?!"
Glass sama terkejutnya seperti aku. Apa yang terjadi?!
"Naofumi, kau memang luar biasa. Kau gak memberi kami ruang untuk bertindak, kan? Aku ingin bertahan kayak gini, tapi kau memaksaku menggunakan kartu as ku."
L'Arc terus menuangkan Soul-Healing Water pada Glass.
Rona wajah Glass segera kembali memerah sehat.
Aku gak bisa menjelaskannya, tapi dia tampak lebih kuat daripada yang sebelumnya.
"L'Arc, apa ini?"
"Kalau aku meminumnya, itu mengisi kembali kekuatan skillku. Tapi kalau buatmu, itu adalah alat peningkatan yang sangat kuat."
"Oh ya. Aku paham."
Glass kembali berdiri. Dia menyimpitkan matanya kearahku.
Aku punya firasat buruk soal ini.
"Aku maju."
Glass berkata begitu, dan kemudian dia berada tepat didepanku—bahkan sebelum aku sempat berkedip!
Apa dia melakukan teleport? Tidak, dia cuma bergerak sangat cepat hingga aku gak bisa mengikuti pergerakannya.
Untungnya perisaiku sudah dalam posisi berada diantara kami.
"Hyaaa!"
Serangan terkuat dihantamkan pada perisaiku. Aku merasakan getarannya di tanganku.
"Sial!"
Serangan itu sangat kuat hingga tanganku kayak mati rasa.
Apa yang terjadi? Aku bisa menahan serangan terkuatnya beberapa saat yang lalu!
Yang L'Arc lakukan cuma menuangkan Soul-Healing Water pada dia—kenapa dia tiba-tiba jadi sekuat itu?
Gak mungkin Glass seorang manusia. Dia pastinya mahluk lain. Serangan balik Soul Eater Shield juga sangat efektif terhadap dia.
Itu artinya dia menjadi semakin kuat saat SP miliknya ditingkatkan atau semacamnya.
"Tuan Naofumi!"
"Master?!"
Menganggap bahwa Glass hampir menembus defense'ku, Raphtalia dan Filo berlari mendekat.
"Tunggu! Tetap di belakang! Jangan menurunkan kewaspadaan!"
Glass sangatlah kuat. Aku memblokir serangannya dengan perisai terbaikku, namun dia hampir menembus pertahananku. Kalau dia mendaratkan serangan langsung pada Raphtalia atau Filo, kemungkinan mereka akan mati. Kurasa mereka juga gak cukup cepat untuk menghindari serangan Glass.
Tapi Filo gak mau nurut. Dia sudah melewati aku, menggunakan serangan tercepat miliknya.
"Haikuiku!"
Filo menyerbu kearah Glass, dan cakarnya diayunkan secara terus-menerus.
"Ugh...."
Glass mencoba untuk menepis serangan-serangan Filo, tapi Filo telah berkembang sangat kuat. Tak mampu menepis serangan-serangan itu, Glass terpaksa melompat mundur.
"Circle Dance, Tortoise Shell Break!"
Kipas milik Glass mulai bersinar. Dia mengarahkan serangan yang mengabaikan pertahanan pada bahuku.
"Argh!"
Rasa sakit menjalar melalui bahuku. aku menahannya, berusaha mendapatkan kembali ketenanganku.
"Aku datang, Naofumi! Rasakan ini!"
L'Arc mengayunkan sabitnya. Itu adalah serangan yang melampaui pertahanan.
"Shooting Star Shield!"
Medan kekuatan muncul tepat waktu untuk menghentikan sabit miliknya.
Lalu medan kekuatan tersebut hancur— namun serangannya tak mampu melewatinya.
"Sialan. Kau gak mau menyerah begitu saja, kan? Aku sudah menggunakan kartu as ku, tapi kau masih saja berdiri!"
"Kami masih belum kalah!"
Tapi kami kehabisan pilihan.
"L'Arc, tahan. Aku akan mengakhiri ini menggunakan seluruh kekuatanku."
"Oke!"
L'Arc dan Therese menjauh sejauh yang mereka bisa dari Glass.
Apa yang dia rencanakan?!
"Tarian Kehampaan."
Kipas miliknya menjadi sangat besar, lalu kipas lain terwujud disebelahnya.
Dia menutup kipas tersebut, dan kipas-kipas itu melepaskan pedang-pedang energi.
Lalu dia mengangkat kipas yang terlipat itu keatas kepalanya.
Terbentuk garis melingkar seolah kipas itu mengambang di udara, bersinar layaknya bulan. Itu sangat indah, namun aku gak boleh terkesima. Aku mengangkat perisaiku dan mempersiapkan diri.
Dia mengayunkan kipasnya dengan kuat.
"Moon Break!"
"Ah!"
Aku segera mengubah perisaiku menjadi Shield of Wrath dan mengangkatnya keatas kepalaku.
Jarak diantara aku dan Glass cukup jauh, tapi pedang yang tak terhitung jumlahnya menghujani aku dari atas.
Aku gak bisa menghindarinya. Serangan itu sangat cepat!
Aku melakukan apa yang aku bisa untuk memblokirnya dengan perisaiku, tapi aku gak bisa menahannya lebih lama lagi. Raphtalia dan Filo berada dalam bahaya!
"Raphtalia! Filo! Menjauh dari sini!"
"B...Baik!"
"Oke!"
Mereka berlari ke kanan dan kiri, menjauh dariku.
Perisaiku menerima hujaman tanpa henti dari pedang energi. Aku merasa seperti perisainya akan hancur setiap saat.
"Ugggggghhhh...."
Serangannya selesai. Perisainya bertahan.
Tapi aku segera menyadari bahuku terkena serangan.
Meskipun perisainya bisa bertahan dari serangan itu. Serangannya berakhir. Pedang-pedang itu tak lagi memghujani aku.
Aku mengamati kerusakannya. Lautnya terbelah jadi dua.
Dia itu sekuat apa sih? Aku sendiri terkejut aku bisa selamat.
Huff… huff…
Huff… huff…
Aku dan Glass sama-sama kelelahan.
Shiled of Wrath mulai bersinar.
"Giliranku sekarang!"
Sial. Sakit. Sakit sekali!
Kutukan api hitam diaktifkan, membakar semuanya.
Api hitam keluar dari tanah dan berputar-putar disekitarku.
"L'Arc! Therese! Menjauh!"
"Baik!"
Gak akan kubiarkan mereka kabur! Aku segera memperluas apinya, membakar seluruh area.
Glass membuka kipasnya untuk bertahan.
"Arrrrggghhhh!"
Apinya akhirnya padam, tapi Glass masih berdiri, kelelahan karena semua upaya yang dilakukan.
Seranganku sangatlah kuat. Gimana bisa dia selamat?!
Apa aku harus menggunakan Iron Maiden?
Masalahnya adalah apakah aku bisa menggunakan Change Shield (Serangan) tanpa istirahat.
Sebetulnya, dia mungkin bisa menghancurkan Iron Maiden. Serangan Glass sangat kuat hingga hampir menghancurkan Shield of Wrath. Aku gak yakin dia gak bisa menghancurkan Iron Maiden.
Glass mulai menggunakan serangan kuat pembelah laut itu lagi.
"Glass! Itu terlalu berbahaya! Hentikan!"
"Kalau kita tidak mengalahkan dia sekarang, dia akan semakin kuat! Meski aku tak bisa selamat, kita harus mengalahkan dia. Kalau tidak... Apa kau paham apa yang aku katakan?"
"Aku juga merasakan hal yang sama."
Aku mengulurkan tanganku dan bersiap menggunakan Shield Prison.
"Tuan Naofumi!"
"Master!"
"Jangan mendekat!"
Kalau mereka terkena serangan ini, mereka sudah pasti akan mati. Glass terlalu kuat.
Setelah baku serang ini, siapa diantara kami yang tetap berdiri?
"Yang mulia ratu... fueeee..."
"Apa?!"
Tiba-tiba, entah gimana caranya, sang ratu berdiri di belakang Glass. apa beliau memanfaatkan kekacauan dari kutukan api untuk menyelinap mendekat? Ada seseorang memakai kigurimi tupai berpegangan pada sebuah tong yang mengapung di laut.
tangan sang ratu direntangkan, dan beliau menggunakan sihir untuk menerbangkan tong itu kearahku.
"Tuan Iwatani! Terima ini!"
Sebuah tong? Kenapa? Tong tesebut terbang dan mendarat diantara aku dan Glass.
Sesaat aku berpikir beliau cuma mencoba membuat pengalihan. Namun kemudian aku mengetahui tong itu.
"Itu... Shooting Star Shield!"
"Apa itu?!"
Medan kekuatan muncul, aku melompat ke belakang ke tempat Raphtalia dan Filo berada.
Glass masih mempersiapkan serangannya lalu tong rucolu tersebut meledak dahsyat.
Kami bertarung diatas Inter-Dimensional Whale, dan disitulah tong tersebut meledak.
Seluruh area segera dipenuhi dengan aroma rucolu dan kabut merah yang tebal.
"Ini... Ini adalah...."
Glass gak bisa melihat di dalam kabut merah tebal itu. Dia menutupi wajahnya dengan tangannya dan terhuyung-huyung ke kanan kiri.
"Raphtalia, Filo, apa kalian paham?"
"Ya!"
Ini berbahaya, tapi inilah satu-satunya kesempatan kami.
"Ini...."
"Hya!"
"Yah!"
Kami bergerak didalam kabut, dan bermanuver ke belakang Glass. Raphtalia dan Filo berada di bagian depan tepat di perbatasan medan kekuatan dan menyerang Glass dari belakang.
"Argh!"
Setelah menyerang, kami mundur untuk bersembunyi didalam kabut.
Setiap kali Filo menjulurkan wajahnya keluar medan kekuatan, dia mengendus udara dan menampilkan wajah gak nyaman.
"Bau sekali! Kalau mereka berada diluar sana, mereka gak akan menyukainya!"
"Sialan...."
"Ugh... Keluar kalian!"
Aku bisa mendengar L'Arc berteriak. Mereka gak bisa menyerang kami karena gak bisa menemukan kami di dalam kabut.
Ada suara cipratan air. L'Arc dan yang lainnya menyelam ke air. Mereka berenang. Mereka naik ke atas lambung kapal yang terbalik. Kalau mereka menggunakan Soul-Healing Water lagi pada Glass untuk penyembuhan dan peningkatan kekuatan, pertempurannya gak akan menguntungkan kami lagi.
"Aku gak menduga serangan seperti itu. kelihatannya ini buruk."
"L'Arc! Kita selesaikan sekarang!"
Aku masih punya Iron Maiden.
Dan aku masih punya Blood Sacrifice, tapi aku gak bisa menggunakannya disini. Kalau aku menyerang L'Arc dengan Iron Maiden, kurasa itu akan mengakhiri pertempuran.
"Masih belum selesai."
Therese berdiri disamping L'Arc.
Mungkinkah aku bisa menggunakan Iron Maiden pada mereka berdua secara bersamaan...?
"Masih belum!"
Sebuah tornado muncul dan kabutnya menghilang. Glass berdiri disana, terengah-engah. Dia memegang kepalanya dan terhuyung-huyung.
Sialan, mereka sangat tangguh! Ayolah. Apa yang bisa mengakhiri ini?
Kami mencoba strategi demi strategi, dan gak ada yang mampu menghabisi mereka.
Aku gak punya pilihan lagi. Aku harus menggunakan trik terakhirku.
"Glass, aku yakin kau paham. Aku harus mengakhiri ini!"
Aku sedang berpikir apakah harus menggunakannya pada Glass atau L'Arc. Mereka berdua sangat kuat. Tapi serangan L'Arc lebih rumit, jadi aku memutuskan untuk fokus pada dia terlebih dahulu.
"Shield Prison!"
"Oh!"
L'Arc terjebak didalam Shield Prison.
"Hentikan!"
Glass segera mulai menyerang kurungan tersebut dengan serangan jarak jauh sedangkan L'Arc menyerangnya dari dalam.
Kurungan itu tidaklah cukup kuat untuk bertahan dari kedua serangan tersebut, dan hancur.
Sial. Butuh waktu yang sangat lama untuk menggunakan serangan Iron Maiden.
Pertama, aku harus menjebak mereka didalam Shield Prison, menggunakan Change Shield (serangan), dan kemudian baru aku bisa menggunakan Iron Maiden. Tapi kalau itu butuh waktu terlalu lama hingga mereka bisa menghancurkan Shield Prison, aku gak bisa menggunakan Iron Maiden.
"Nyaris saja!"
Aku gak punya pilihan lain. Aku harus terus menggunakannya kutukan api. Tapi untuk menggunakannya, aku harus bertahan dari serangan mereka. Yang terburuk, aku harus menggunakan Blood Sacrifice dan membunuh mereka berdua secara bersamaan.
Tiba-tiba aku mendengar suara "beep".
00:59
Angka tersebut muncul di bidang pandangku.
Aku ingat sesuatu seperti ini terjadi saat kami melawan Glass sebelumnya. Dia segera mundur setelah hitungan waktu tersebut muncul.
Akankah dia kabur lagi? Gak akan kubiarkan.
Kami sudah hampir menang. Waktunya mengakhiri semua ini!
"Sepertinya tak ada pilihan lain, kan L'Arc?"
Dalam sekejap, Glass berada tepat didepanku.
"Jangan.... Nona Glass!"
Dia membuka kipasnya.
Saat Therese melihat dia, dia menutupi mulutnya dengan kedua tangannya. Dia terlihat ketakutan. Apa yang terjadi? Setelah semua serangan itu, apa ini artinya mereka masih punya kartu as?
"Glass!"
L'Arc murka. Dia berlari ke belakang Glass dan menahan Glass menggunakan tangannya.
"Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!"
"Jangan lakukan itu. Kau bahkan gak tau apa yang akan terjadi!"
"Berpikirlah L'Arc. Pikir tentang seberapa kuatnya dia. Kita harus siap mengerahkan segalanya kalau kita mau mengalahkan dia."
"Tapi Glass..."
L'Arc berbisik pada telinga Glass. Glass tiba-tiba tampak sangat terkejut.
L'Arc dan Therese mengangguk.
"Baiklah. Kalau begitu kita akan mundur hari ini."
Dia mengangguk. Apa yang sudah dikatakan L'Arc?
Aku gak peduli apa strategi mereka. Aku gak boleh membiarkan mereka kabur kali ini.
"Kalian pikir aku akan membiarkan kalian?"
"Cobalah hentikan kami. Naofumi, lain kali kami yang akan jadi pemenangnya."
Glass segera menggunakan sebuah serangan jarak jauh, memenuhi area dengan angin kencang.
Apa? Para prajurit yang ada di kapal tertiup angin tersebut.
"Kayaknya kalian menang kali ini. Naofumi. Aku gak suka nama itu. Apa bocah gak masalah buatmu?"
"Kenapa?!"
L'Arc sama sekali gak kelihatan kuatir. Dia melambaikan tangan pada kami saat mereka melompat masuk ke retakan.
"Aku undur diri. Selamat tinggal."
Therese mengeluarkan sebuah sihir, menyelamatkan para prajurit dari angin tersebut. Lalu dia melemparkan sebuah permata dan permata itu meledak, menghasilkan ruang bagi dia untuk kabur.
"Tunggu!"
Kami mengejar mereka, tapi mereka sangat cepat. Kami gak bisa mencapai mereka sebelum mereka sampai di retakan.
Sesaat aku ragu. Aku bertanya-tanya apakah kami harus mengikuti mereka. Tapi sudah terlambat. Retakannya tertutup.
"Sialan! Padahal sedikit lagi!"
Mereka berhasil kabur.
Kami sudah jadi sangat kuat hingga aku betul-betul menganggap kami akan mengalahkan Glass kali ini. Tapi kami gak berhasil mendaratkan serangan penghabisan.
Lain kali kami ketemu, kami akan bertarung lagi.
Mereka memiliki sangat banyak trik.
Aku terengah-engah—kelelahan. Yang bisa kulakukan hanyalah mengamati kehancuran yang disebabkan oleh gelombang.
****