Chereads / Tate no Yuusha no Nariagari / Chapter 87 - Chapter Bonus Extra - Filolial yang menakutkan

Chapter 87 - Chapter Bonus Extra - Filolial yang menakutkan

"Whoa... Monster itu kuat!"

"...."

Fitoria melawan para monster saat mereka bermunculan dari gelombang.

"Haruskah kita mundur?"

"Apa menurutmu kita bisa mundur?"

Fitoria melangkah mundur dan menendang seekor monster saat monster itu muncul dari gelombang.

"Guuuuah!"

Dia menendangnya dengan kuat. Tapi monster itu betul-betul keras. Monster itu tidak benar-benar tumbang, namun kembali menghilang kedalam gelombang.

Kalau itu adalah monster normal, maka akan tewas ditempat. Tapi nampaknya monster itu selamat.... kurasa.

Sepertinya monster itu terbentuk dari energi murni. Fitoria berpikir tentang menggunakan senjata miliknya, namun monster itu nggak cukup kuat untuk menahan serangannya.

Gelombangnya semakin mereda, dan retakannya mulai tertutup.

Ini adalah salah satu gelombang dari jam pasir naga yang dikelola oleh Fitoria.

Itulah tugas Fitoria, untuk menghadapi gelombang yang terjadi di area-area yang tak bisa dimasuki oleh manusia.

Itulah yang diminta para pahlawan masa lalu pada dia.

"Fiuh...."

"Fitoria! Kami telah berhasil menekan mundur para monster!"

Salah satu Filolial bawahannya berlari mendekat dan memberi hormat sebelum menyatakan bahwa semua monster telah di kalahkan.

"Bagus."

Fitoria menatap tempat dimana gelombang itu terjadi.

Kenapa keempat Pahlawan Suci tidak datang melawan gelombang?

Fitoria betul-betul harus mencari tau tentang itu... Jika tidak, bagaimana bisa dia melindungi dunia?

Dia mendengar dari bawahannya bahwa para Pahlawan telah di panggil. Tapi tidak tampak mereka melakukan sesuatu.

Untuk saat ini, Fitoria cuma bisa berfokus melawan monster yang ada di wilayahnya, tapi jika para Pahlawan tidak menghentikan gelombang yang terjadi di wilayah-wilayah yang dihuni manusia, maka dia tidak akan bisa melakukan segalanya sendirian.

Kalau mereka sudah dipanggil, apa yang mereka lakukan?

Siapa yang tau?

"Ini buruk!"

"Hm?"

Saat Fitoria mengelilingi dunia secara sembunyi-sembunyi, dia bertemu seorang gadis muda yang aneh. Para nawahan yang dia percayakan untuk mengantar gadis itu baru saja kembali.

"Apa kalian mengantarkan dia dengan selamat?"

Itu adalah seorang gadis muda yang sangat ingin berteman dengan Fitoria hingga dia pergi menuju sebuah sarang naga. Fitoria harus bertarung untuk melindungi dia.

Itu adalah hal yang sangat langka jaman sekarang. Biasanya para manusia hanya ingin mengendalikan semua mahluk hidup yang ada disekitar mereka.

Mereka menggunakan para Filolial seolah mereka adalah alat, dan menolak mengakui bahwa ada kekuatan diluar sana yang jauh lebih kuat daripada mereka sendiri.

Fitoria telah melalui saat-saat di masa lalu ketika dia harus berurusan dengan mereka. Itu sangat merepotkan.

Sang Pahlawan mengatakan, seraya dalam keadaan sakratul maut, bahwa mereka semua harus bekerja sama untuk melindungi dunia. Tapi manusia telah melipaknanyau, dan mereka mencoba menjauh dari Fitoria dan yang lainnya....

Kalau tidak ada para Pahlawan, maka gak ada gunanya melindungi manusia.

"Ah, aku... aku lupa!"

Haaaah... kenapa teman-temannya Fitoria gak ada yang punya ingatan yang baik?

Fitoria menepuk keningnya.

"Apa yang kalian lupakan?"

"Kami... kami..."

"Kami... apa? Apa? Kalau kalian gak bisa mengerjakan tugas kalian, aku akan menyingkirkan kalian."

Dibuang dari clan Fitoria layaknya kalimat kematian bagi seekor Filolial. Fitoria bertanggung jawab atas semua Filolial liar.

Jika kau ditendang dari klan Fitoria, kau bukan lagi seekor Filolial.

Yang menanti mereka adalah kematian yang mengenaskan. Sekuat itulah perlindungan Fitoria.

"Ja...Jangan! Apapun tidak apa-apa asal jangan itu! Ku mohon ampuni kami!"

"...Dan? Apa yang kalian lupakan?"

"Ah iya... Kami melihat seseorang diluar sana yang sepertimu!"

Fitoria merasa bulu di kepalanya bergerak.

Jika seekor Filolial tumbuh menjadi bentuk Filolial Queen, seperti Fitoria, itu artinya seorang Pahlawan membesarkan dia.

Itu artinya bahwa ada bukti kalau penerus Fitoria telah lahir.

Dan itu artinya para Pahlawan betul-betul telah kembali.

"Seperti apa penampilannya? Apa warnanya?"

Hal pertama yang harus Fitoria cari tau adalah seperti apa Filolial itu.

"Um.... dia berwarna putih! Dan ada air yang keluar dari mulutnya."

"Bukan begitu! Dia merah! Dan dia punya banyak tangan!"

"Dia merah muda! Dan dia punya banyak kepala!"

"Apa kalian yakin dia adalah seekor Filolial?"

Fitoria mencoba membayangkan Filolial Queen yang selanjutnya itu. Dia berwarna merah, putih, dan pink, dan punya kepala serta tangan yang banyak.

Akan menakutkan kalau diserang mahluk semacam itu.

"Uh...."

Fitorie memegang kepalanya dan perlahan-lahan duduk.

Mahluk yang mereka gambarkan tidak terdengar seperti seekor Filolial!

Tapi mungkin hal semacam itu bisa terjadi kalau seorang Pahlawan membesarkan dia. Seorang Pahlawan telah membesarkan Fitoria, dan dia terlihat berbeda dari para Filolial normal lainnya.

Apa itu maksudnya bahwa itu adalah yang diinginkan sang Pahlawan? Atau mungkin dia adalah sejenis persilangan.

Fitoria gak mau menemui seekor Filolial Queen yang punya tangan dan kepala yang berjumlah banyak.

Dia gak mau sesuatu seperti itu menjadi ratu juga. Dia gak mau makhluk seperti itu mengambil alih tugasnya.

Dan selain itu, Fitoria tidaklah menakutkan sepeti itu.

Kalau dia seperti Fitoria, dia mungkin akan mirip dengan Fitoria. Itu akan aneh kalau dia adalah sejenis mahluk lain.

"Apa yang harus kita lakukan, Ratuuuuuuu?"

Seekor bawahan bertanya.

Lebih baik dipastikan dulu.

"Hmm....."

Fitoria cuma mulai bertanya-tanya apa yang para Pahlawan lakukan, jadi ini mungkin waktu yang tepat untuk berkunjung.

"Aku akan pergi menemui kandidat Filolial Queen ini. Ayo bersiap!"

"Roger!"

Dan dengan begitu Fitoria berubah ke wujud seekor Filolial normal, dan pergi menuju Melromarc, tempat dimana para bawahannya mengatakan bahwa mereka melihat Filolial Queen baru itu.

"Apa yang harus kita lakukan?"

"Manusia akan curiga kalau mereka melihat kita bersama-sama seperti ini. Ayo berpencar dan mencari Pahlawan itu."

"BAIIIIIIIIIIKKKK!"

Setelah memberi perintah pada para bawahannya, Fitoria memulai penyelidikan.

Ide terbaik yang dia miliki adalah bertanya pada Filolial yang sudah dijinakkan.

Para Filolial yang sudah dijinakkan menghabiskan sebagian besar waktu mereka bersama para manusia, jadi mereka seharusnya tau kegiatan para manusia.

Mereka berbeda dari para Filolial liar.

Jadi Fitoria pergi ke peternakan Filolial, memasukkan kepalanya di pagar, dan menanyai Filolial terdekat.

Filolial itu sangat hitam, dan memiliki penampilan jahat di matanya.

Apa itu sebuah papan nama yang ada di lehernya? Dalam bahasa manusia, itu tertulis: BLACK THUNDER.

"Hei."

"Huh? Apa-apaan itu? Kau pikir kau bisa begitu saja berbicara pada Black Thunder?"

Filolial hitam itu menggerutu saat dia memperhatikan Fitoria naik turun.

"Kau cantik juga. Kau bilang apa? Kalau kau mau bersamaku, aku bisa meminta masterku untuk menjadikanmu selirku."

Sepertinya si Filolial hitam itu gak betul-betul memahami hubungan Filolial.

Dari dalam kandang itu, Filolial lain yang lebih tua buru-buru berlari mendekat.

Fitoria harus menunjukkan posisi mereka.

Dia mengangkat satu kalinya dan mengubah bentuk kalinya, sehingga kakinya menjadi sangat besar dengan cepat, menamparkannya pada Filolial itu.

"Waduh...."

"Kau gak boleh berbicara pada nona cantik seperti itu. Ingat itu baik-baik, dan itu akan menjadi akhir darimu."

Whooops. Pukulan itu menghasilkan suara yang cukup bagus. Lebih baik dia menggunakan sihir pemulihan.

"Ahhhhhhhhhhhhhhhhh!"

Black Thunder lari sambil melipat ekornya diantara kakinya.

"Kau adalah sang Ratu! Harap redakan amarahmu...."

Filolial yang lebih tua itu menundukkan kepalanya.

"Baiklah. Lagipula aku nggak marah. Tapi aku harus menunjukkan bahwa Filolial itu butuh didikan."

"Aku yakin dia sudah dapat pelajaran."

"Bagus...."

Fitoria menerima beberapa makanan dari Filolial tua itu. Makanan itu nggak betul-betul enak.

Tapi itu adalah makanan yang sudah lama sekali tidak dia rasakan, dan itu membuat dia merasa nostalgia.

Selama bertahun-tahun dia lupa bahwa manusia tau bagaimana caranya membuat makanan yang lezat.

Sang Pahlawan masternya Fitoria biasa membuatkan makanan untuk dia sepanjang waktu. Rasanya sangat enak.

"Aku mendengar bahwa seorang Pahlawan datang kesini bersama seekor kandidat ratu. Apa kau pernah mendengar tentang mereka atau melihat mereka?"

"Tentang itu...."

Filolial tua itu menjelaskan pada Fitoria semua yang dia dengar tentang para Pahlawan sejak mereka dipanggil.

Pahlawan Perisai melakukan tindakan kejahatan dan dalam pelarian? Dia bersama seorang gadis berambut biru?

Tapi semua itu adalah suatu konspirasi?

Hmm....

"Dan apa itu ada hubungannya dengan kandidat ratu?"

"Saat ini, satu-satunya Pahlawan yang memelihara seekor Filolial adalah Pahlawan Perisai. Aku sudah menjumpainya sendiri. Dia tampak seperti orang yang baik."

"Benarkah?"

"Filolial itu berwarna pink?"

"Apa dia punya banyak kepala dan tangan?"

"Tidak, jumlahnya normal."

Ampun deh, para bawahan geblek itu sudah salah!

"Apa kau tau kemana perginya mereka?"

"Tidak."

"Baiklah. Yah, terimakasih."

"Lain kali mampir lagi!"

Dia meninggalkan Filolial tua itu dan berkumpul lagi dengan para bawahannya.

Mereka juga telah mengumpulkan informasi. Kedengarannya seperti sesuatu yang aneh terjadi di barat daya.

Jadi Fitoria memutuskan untuk pergi ke barat daya.

Dimana itu barat daya?

Dia sedang memikirkan hal itu, lalu....

"GYAOOOOOOOOOOO!"

Bulu-bulunya berdiri tegak. Nalurinya memberitahu dia bahwa itu adalah raungan seekor naga.

Dia berbalik dan melihat seekor monster ganas yang memiliki Dragon King's Fragment menabrak dinding kota manusia.

Didepan monster itu adalah... seekor Filolial Queen berwarna pink. Dan seorang pria membawa sebuah perisai menunggangi dia.

Dia menemukan mereka. Tanpa berhenti berpikir, Fitoria berlari di belakang mereka.

Berlari mengikuti mereka, dia merasa sangat nostalgia.

Ya, itu adalah hari saat dia lahir. Sang Pahlawan menatap dia dan tersenyum.

Dia merasa bahwa itu hangat, kehangatan yang mencakup segalanya.

Gak diragukan lagi. Pria yang memegang Perisai itu adalah seorang Pahlawan.

Tapi Fitoria bisa merasakan sesuatu yang lain. Pria itu memiliki kesedihan dan kemarahan yang mendalam dalam dirinya. Dia pasti telah menggunakan Curse Series.

Kutukan dari senjata seorang Pahlawan sangatlah kuat. Fitoria sudah melihatnya berkali-kali.

Tapi mereka harus melakukan banyak pengorbanan untuk menggunakannya. Mereka berakhir melukai diri mereka sendiri.

Tak ada keraguan dalam benaknya. Kesedihan dan penderitaan yang mendalam yang dia pendam telah membuka Curse Series.

Dia ingin menyembuhkan penderitaan pahlawan itu. Fitoria ingin membantu dia.

Sesaat, dia menjadi sentimental. Dia segera berkedip dan menghilangkan perasaan itu. Dia sedingin es.

Dunia ini gak punya waktu untuk sentimen.

Dia memperhatikan dari kejauhan saat sang Pahlawan Perisai, partynya, dan Filolial pink miliknya menghadapi monster naga itu.

Gadis pink itu pasti si kandidat ratu.

Tentu saja, dia cuma punya satu kepala. Mereka berbeda ukuran dan warna, tapi kandidat itu betul-betul mirip Fitoria.

Tapi, melihat pertarungannya, Fitoria berpikir bahwa dia tidak tampak sangat kuat.

Itu membuat Fitoria gugup.

"Sanctuary."

Dia mengeluarkan sebuah sihir yang akan mencegah siapapun pergi dari medan pertempuran.

Dia memiliki begitu banyak pertanyaan.

Kenapa Pahlawan itu tidak membantu melawan gelombang yang terjadi diseluruh dunia? Apa yang dilakukan para Pahlawan yang lain?

Dunia membutuhan para Pahlawan. Gak ada waktu bagi mereka untuk mengelilingi satu negeri saja.

Dalam skenario terburuk... Tidak, dia gak mau melakukannya—tapi dia bisa. Dia bisa mengotori tangannya demi dunia.

Karena Fitoria telah berjanji... dahulu sekali, Fitoria berjanji pada Pahlawan-nya....

***