Chereads / Tate no Yuusha no Nariagari / Chapter 78 - Chapter 5 Filo Vs Fitoria

Chapter 78 - Chapter 5 Filo Vs Fitoria

Panas sekali.

"Gahhhh!"

Aku bisa mendengar sekelompok Filolial berteriak serempak, dan tubuhku terasa panas dan gak bisa bergerak.

Saat aku membuka mataku, aku menyadari aku sepenuhnya dikelilingi oleh para Filolial yang bersaing untuk mendekati aku.

"Ap...Apa yang terjadi?!"

"Hei! Master itu punyaku!"

Filo dengan serakah mendorong para Filolial lain menjauh dalam upaya untuk menguasai aku sendiri.

"Oh, ayolah..."

Saat aku akhirnya sepenuhnya sadar, aku menyadari sekarang sudah siang.

Kalau aku mulai masak dan bersantai, akankah hari ini akan berakhir sama seperti tadi malam?

"Hei, apa benar kau bertarung melawan Griffin King legendaris?"

"Yup. Memang. Lebih tepatnya, itu sebenarnya adalah seekor monster yang seorang manusia buat dengan mengubah para griffin biasa. Dia membuat begitu banyak Griffin King hingga semua Filolial terbang menghilang. Langit dipenuhi dengan kawanan griffin terbang."

"Oke, tapi apa kau mengalahkan Dragon King?"

"Iya. Aku merobek dia jadi kecil-kecil, tapi dia terus beregenerasi. Itu membuat pertarungan jadi sulit."

"Wow! Hei, apa benar Pedang Suci legendaris bersemayam di wilayah Filolial?"

"Ada sebuah pedang suci, tapi aku tidak tau tentang sebuah pedang legendaris. Kurasa tidak ada hal semacam itu. Meski beberapa senjata para Pahlawan lama masih disini."

Mata Melty berkilauan lagi, dan dia memgarahkan pertanyaan-pertanyaan seperti senapan mesin pada Fitoria.

Pada saat yang sama, Filo berdiri dibelakang dan melihat. Dia jelas-jelas cemburu.

Itu adalah sebuah adegan yang lucu. Kuharap hubungan mereka bisa bertahan.

Baiklah. Kami sudah selesai istirahat sekarang. Apa yang harus kami lakukan?

Aku memakan makanan ringan dan menoleh pada Fitoria. Kami betul-betul gak punya waktu untuk bersantai-santai.

Aku menyadari bahwa Fitoria mungkin cukup kuat untuk menteleport kami semua ke tempat sang ratu berada dimanapun itu. Aku harus menemukan cara untuk meyakinkan dia untuk membantu kami.

"Baiklah... Kalau begitu."

Fitoria berdiri dan mulai merapal sebuah mantra pada Melty. Angin berhembus dan membentuk semacam kerangkeng disekitar dia.

"Ap...Apa ini?!"

Melty meraih jerujinya dan mencoba kabur, tapi jeruji itu tajam dan melukai tangannya. Sedikit darah menetes pada jarinya.

"Apa yang kau lakukan?!"

Filo dipenuhi amarah menatap Fitoria.

"Mel-tan, kau akan menjadi sanderaku sekarang."

"Kenapa?"

"....."

Fitoria tidak menjawab dan hanya menatap kami. Udaranya dipenuhi dengan ketegangan.

Apa ini... Apa ini kelanjutan dari apa yang dia bicarakan tadi malam? Apa dia akan membunuh kami... dan kemudian pergi membunuh para pahlawan yang lain juga? Kami mungkin harus beranggapan begitu.

"Melty!"

Raphtalia berteriak memanggil Melty.

Sialan.... apa kami harus melawan Filolial raksasa itu disini?

Aku nggak bisa membayangkan suatu cara agar kami bisa menang.

Area ini penuhi suasana yang mencekam, tapi itu bukan berasal dariku. Apa aku punya pilihan lain selain menggunakan Shield of Rage?

"Kau tidak boleh menggunakan kekuatan terkutuk."

Cahaya muncul disekitar perisaiku.

—Karena adanya gangguan, perisai tidak bisa diganti.

...Muncul di bidang pandangku. Itu adalah hal yang sama yang terjadi kemarin.

"Tolong dengarkan aku."

"Kenapa juga aku harus mendengarkan seseorang yang berkelakuan sepertimu?"

"Kalau kau menolak mendengarkan, aku tidak punya pilihan selain membunuh para Pahlawan yang lain."

"Ap...."

Dia mungkin bisa melakukannya.

Dia sudah jelas jauh lebih kuat dibandingkan kami. Mengingat bahwa kami gak bisa memberi damage yang besar pada Tyrant Dragon Rex. Meski monster itu sangat kuat, Fitoria mengalahkannya bahkan tanpa meneteskan keringat.

Dan sekarang kami harus melawan dia?

Kami akan kalah.

"Nggak mungkin kami bisa akur."

"Apa yang kamu bicarakan?"

"Tadi malam cewek ini bilang bahwa dia akan membunuh kita semua kalau para Pahlawan gak mulai bekerjasama."

"Damai dengan para Pahlawan lain? Aku nggak yakin itu bisa dilakukan."

Raphtalia mengerutkan kening dan berpikir sejenak. Apa Fitoria paham apa yang kamu katakan? Bukankah itu akan lebih kasar kalau berbohong dan mengatakan bahwa kami akan berteman?

"Baiklah kalau begitu...."

Fitoria mengangkat jari telunjuknya dan mengarahkannya pada Filo.

"Kalau begitu aku meminta duel dengan Filolial yang kau besarkan. Kalau dia cukup kuat, maka aku akan melepaskan Melty, dan menawarkan penangguhan padamu."

"Apa maksudnya?"

"Kau akan mengetahuinya nanti."

Apa yang dia mau dariku?

"Aku akan bertarung dengan wujudku saat ini. Filo, aku minta kau juga melawanku dalam wujud ini."

Mereka harus bertarung dalam wujud manusia? Filo mungkin punya kesempatan...

Kalai mereka bertarung dalam wujud sejati mereka, Filo gak punya peluang. Tapi kalau mereka berdua bertarung dalam wujud manusia, mungkin Filo bisa menang. Untungnya lagi, kami punya senjata yang bisa Filo gunakan saat dia dalam wujud manusia.

"Oke!"

Filo mengulurkan tangannya ke sayap yang ada di punggungnya dan mengeluarkan sarung tangan.

Pak tua pemilik toko senjata sebenarnya membuat sarung tangan itu untuk aku agar aku bisa menarik kereta kalau memang perlu. Tapi sihir milik Filo telah mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih mirip cakar. Sarung tangan itu telah banyak membantu kami saat kami berhadapan dengan Motoyasu. Namun....

"Hei! Jangan seenaknya memulai sesukamu."

"Ya, Filo. Kau harus melakukan sesuai yang dikatakan Tuan Naofumi."

"Tapi Mel...!"

"Kalau kau tidak bertarung, maka semua orang akan mati. Kita betul-betul tidak punya pilihan."

"Sialan...."

Memang tampak seperti Fitoria berencana bertindak duluan.

Itu membuatku sangat cemas saat berpikir bahwa yang bisa kulakukan cuma berdiri di belakang dan menonton saja. Dia mungkin berencana mengalahkan Filo, lalu beralih pada kami dan membunuh kami. Aku merasa aku nggak akan bisa menghentikan dia.

Kami gak punya pilihan lain.

"...Baik."

"Kalau begitu mari kita mulai."

Fitoria mengangkat tangannya, dan suatu dinding terbentuk dari angin muncul diantara mereka dan kami. Memisahkan mereka sendiri, Fitoria dan Filo berdiri di semacam ring.

"Kau harus tetap dalam wujud manusiamu di dalam ring ini. Peraturannya tidak boleh dilanggar."

"Aku akan menyelamatkan Mel! Aku gak akan kalah dari Fitoria!"

Aku sangat cemas karena cuma bisa berdiri diam sambil menonton saja. Kalau terlihat Filo dalam masalah, aku akan melanggar peraturannya dan ikut campur.

"Aku datang!"

Filo mengangkat sarung tangannya dan memejamkan matanya untuk berkonsentrasi. Sarung tangan itu berubah menjadi cakar, dan mengacungkannya sebelum menyerbu kearah Fitoria.

"Hya!"

Filo yang pertama menyerang.

Dia melompat ke udara dan berputar untuk menendang Fitoria di bagian perut.

"Lambat."

Fitoria mengangkat tangannya dan dengan mudah menghentikan tendangan tersebut.

"Whoa!"

Filo berputar kembali karena serangan yang terblokir, tapi Fitoria yang berada di belakang dia mengarahkan pukulan demi pukulan.

Filo berhasil menahan serangan tersebut. Lalu tanah berguncang. Fitoria menghentakkan kakinya ke tanah dan membentuk sebuah retakan disekitar dia. Seberapa kuatnya cewek ini?

"Berjuanglah, Filo!"

Melty berteriak dari dalam kerangkeng.

"Aku nggak akan kalah!"

Filo berbalik pada Fitoria dan menyerang dia dengan cakarnya. Disaat yang sama, Filo tampak kabur.

"Lambat!"

"Clang!"

Terjadi suara dentuman yang menggetarkan, tapi Filo berhasil menghindari serangan tersebut dengan sebuah salto belakang yang lincah.

"A...Apa?!"

"Lambat."

"Ugh...."

Filo mengerang dengan suara yang jarang selalu dia gunakan.

"Dia begitu cepat. Tapi aku gak akan kalah."

Filo meluruskan posturnya dan menyilangkan tangannya sebelum menyerbu kedepan. Apa dia akan menggunakan serangan terbaiknya?

"Haikuikku!"

Tiba-tiba Filo terlihat kabur, dan udara dipenuhi dengan getaran dari serangan beruntun yang cepat.

"Sudah kubilang. Lambat."

Fitoria perlahan-lahan mengangkat dan menurunkan tangannya. Lalu dia memutarnya membentuk sebuah lingkaran.

Cuma itu yang dia lakukan, tapi....

"AHHHHHH!"

Filo terlempar ke belakang.

Filo berputar, dan sayap di punggungnya terbuka. Sayap itu mengumpulkan udara, dan dia mendarat dengan aman.

"Kau menangkis serangan terbaikku!"

"Mel adalah temanmu, kan? Kalau kau tidak mengerahkan segala kemampuanmu..."

Fitoria berdiri sambil berkacak pinggang, mengejek Filo. Dia tampak seperti dia kecewa terhadap kemampuan Filo.

Tiba-tiba kerangkeng Melty menyusut. Kerangkeng itu menekan dari segala sisi.

"Wa!"

Melty meringkuk agar jeruji itu nggak melukai dia. Filo menyaksikan sambil ketakutan, dan sesuatu tersentak.

"Mel! Uh...."

Sayap milik Filo terbuka, dan dia mengarahkan cakarnya pada Fitoria. Dia menyerang.

Fitoria gak bergerak. Dia gak menghindari serangan itu ataupun berupaya bertahan. Percikan api berhamburan saat serangan itu mengenai sasarannya, tapi dia tetap tak terluka.

Itu mengesankan. Apa dia segitu kuatnya sampai-sampai mengabaikan serangan Filo?

Aku bisa bilang apa? Sampai sejauh ini, Filo memiliki serangan terkuat dari semua orang di party kami. Kalau Fitoria cuma bermain-main dengan dia seperti ini.... Dia pasti memiliki pengalaman yang sangat banyak. Aku penasaran berapa levelnya dia.

"Kalau begitu, rasakan ini!"

Fitoria mengepalkan tangannya dan melakukan serangan balik pada Filo. Serangan itu nggak mengenai Filo ataupun menyerempet dia. Tapi pakaian Filo sepertinya robek karena serangan itu.

"Kurasa pakaian sihir seperti itu tidak bisa melindungimu."

Dia mengeluarkan pukulan bertubi-tubi, dan sekarang serangan-serangan itu nampaknya mengenai sasaran.

Sialan... Aku benci bahwa aku gak bisa ikut campur.

Apa yang dia maksudkan dengan pakaian sihir? Betul juga. Pakaian Filo dibuat di sebuah toko sihir. Mereka membentuk sihir milik Filo menjadi benang, dan kemudian mereka menggunakan material itu untuk membuat pakaiannya.

Pasti itulah yang dia maksudkan. Pakaian sihir adalah pakaian yang terbuat dari sihir.

Fitoria mengangkat tangannya, dan tiba-tiba di tangannya muncul cakar yang berkilauan. Dia mulai menyerang Filo dengan cakar itu.

Cakar itu meninggalkan jejak cahaya saat melintasi udara. Filo menunduk dibawah salah satu lintasan serangan itu. Cakar tersebut mengikis ujung kepalanya.

"Itu adalah serangan yang kau lakukan dalam wujud Filolial."

Fitoria menjelaskan dengan tenang.

Serangan itu sangat cepat hingga hampir mustahil menghindarinya. Dan itu merupakan sebuah serangan sihir.

"Aku gak akan kalah!"

Filo sekali lagi mulai menggerakkan tangannya naik turun.

"Aku adalah sumber dari segala kekuatan. Dengarkan kata-kataku dan patuhilah. Buatlah sebuah tornado angin dan hempaskan dia! Zweite Tornado!"

Sebuah tornado ganas muncul dari tangan Filo dan terbang ke arah Fitoria. Tapi....

"Aku adalah sumber dari segala kekuatan. Dengarkan kata-kataku dan patuhilah. Buat tornado miliknya tidak efektif! Anti-Zweite Tornado!"

Terdengar suara keras, dan sesuatu nampaknya menyelimuti Filo. Sihir tornado yang Filo keluarkan menghilang seolah nggak pernah ada.

"Sihir gangguan...."

Coba kuingat... Ya, kurasa di bagian awal buku sihir yang kumiliki telah menyebutkan sesuatu semacam itu.

Sihir gangguan. Ya, kurasa disebutkan bahwa itu bisa dilakukan dalam teori, tapi itu bergantung pada kemampuanmu untuk memahami sifat dari lawanmu, yang mana membutuhkan kekuatan yang besar.

Sepertinya itu bekerja dengan menganalisa dan memahami pola yang melekat pada sistem rangka sihir. Setelah polanya dipahami, kau harus mengeluarkan pola yang berlawanan dengan sangat cepat.

Mantra-mantra yang lebih tinggi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk digunakan, dan oleh sebab itu lebih mudah untuk di blokir. Tapi menggunakan sihir gangguan pada sihir tingkat menengah seharusnya sangat susah.

"Aku nggak akan kalah!"

Penuh tekad, Filo berlari kearah Fitoria. Tapi bagaimana caranya dia bisa mengetahui serangan ini berbeda dengan upaya-upaya yang sebelumnya? Fitoria bilang bahwa pakaian Filo merupakan sihir.

Ini adalah tentang pertahanan. Pertahanan yang merupakan spesialisasiku.

Pakaian Filo awalnya terbuat dari sihir. Memfokuskan sihir bisa memulihkan pakaian itu.

Jika demikian, maka itu artinya....

"Tunggu, Filo!"

"Ada apa, Master? Aku sibuk sekarang ini!"

"Gunakan sihirmu untuk memperbaiki pakaianmu! Fokuskan sihirmu pada pakaianmu. Cuma itu satu-satunya cara!"

"Oke!"

Filo melompat mundur untuk menjaga jarak sebelum menangkat tangannya dan berfokus pada pakaiannya. Pakaian itu mulai memperbaiki diri.

Lalu pakaian itu mulai bersinar samar-samar.

Aku punya perasaan bahwa ini akan meningkatkan pertahanannya saat dia dalam wujud manusia.

Fitoria berlari kearah Filo dan mulai memukul dia.

"Ha!"

Pukulan Fitoria cukup kuat untuk mengguncang tanah, tapi Filo menangkisnya dengan tangannya.

"Ugh... kuat... banget... Tapi..."

Aku bertanya-tanya.... akankah Filo bisa bertahan dari serangan bertubi-tubi kalau dia nggak memfokuskan sihirnya pada pakaiannya?

Filo menerima serangan itu lalu menepis tangan Fitoria sebelum menyerbu ke depan.

Ada celah yang terbuka pada Fitoria. Filo mengayunkan cakarnya.

Udara seolah bergetar. Dia pasti telah meningkatkan kecepatannya.

"Hiya!"

Dia mengerahkan segalanya pada serangan tersebut, dan serangan itu berhasil kena.

Atau begitulah yang kusangka. Tapi.....

"Lemah."

Ada hujan percikan api, tapi, Fitoria tampak tak terpengaruh.

Sudah kuduga. Mustahil menembus pertahanannya.

Ini buruk. Gimana kalau Filo kalah? Apa yang harus kulakukan?

Filo terus melihat kearahku. Aku gak punya saran untuk dia lagi.

Itulah yang kupikirkan, namun dia sebenarnya melihat kearah Melty, lalu aku, lalu Melty lagi.

...Jadi begitu rencana miliknya...

Aku menyelinap ke kerangkeng Melty dan menyentuhnya.

Ada suara tebasan saat pedang-pedang angin berusaha menebasku—tapi defense'ku cukup tinggi untuk menahannya.

Filo pasti ingin aku menghancurkan kerangkeng ini dan mengakhiri pertarungan.

Dan dia benar. Kalau Fitoria jauh lebih kuat daripada Filo, maka gak ada peluang menang.

"Melty."

"N...Naofumi?"

"Jangan bergerak."

Aku memasukkan tanganku kedalam kerangkeng dan mencoba menghancurkannya. Akan tetapi....

Angin yang kuat berhembus dari bawahku, dan aku terlempar.

"Aku tidak suka pada orang yang berbuat curang."

Tiba-tiba sebuah tornado muncul menghantam tubuhku. Rasanya seperti aku dipukul di ulu hati, dan terlempar ke belakang.

"Ugh...."

Apa dia baru saja menembus pertahananku?

"Tuan Naofumi!"

"Ugh!"

Aku terkapar di tanah kesakitan, dan pandanganku kabur.

Sialan.... Aku menatap armorku yang penyok. Aku mengalami pendarahan. Kalau aku gak fokus dan menggunakan sihir pemulihan, aku akan dalam masalah besar. Armornya bisa memperbaiki sendiri... tapi aku... sialan...

"Master!"

"Tetap fokus."

"Muh...."

"Bisakah kau bertarung setelah kau menggunakan sihirmu?"

"Ya!"

"Dasar ceroboh. Waktunya mengakhiri pertarungan ini."

Sayap Fitoria terbuka dan mengarah ke langit.

"Suuuuuuiu...."

Dia berhenti sejenak dan menarik nafas. Sesuatu terbang disekitar kami. Sepertinya dia sedang mengumpulkan elemen magis pada dirinya sendiri.

Apa yang gak bisa dia lakukan?

Kuharap aku bisa melakukan hal sama.... tapi aku baru bisa menggunakan mantra sihir sederhana. Tetap saja, kurasa cara terbaik untuk meningkatkan adalah dengan meniru seseorang yang bisa melakukannya.

Itu merupakan sesuatu seperti mencuri isi otak seseorang. Bahkan jika kau betul-betul ingin melakukan sampai sejauh itu, apa gunanya belajar, kalau tidak secara terus-menerus meniru orang-orang di masa lalu?

Pada dasarnya semua pencapaianmu nggak lebih dari meniru keberhasilan orang lain.

Ya. Suatu hari aku akan jadi cukup kuat untuk meniru apa yang dilakukan Fitoria. Saat aku bisa melakukannya, aku akan membuat sebuah arahan untuk mempelajarinya.

"Aku juga bisa melakukannya!"

Filo menirukan Fitoria, dan dia mulai mengumpulkan sihir untuk dirinya sendiri.

".....Lambat."

Masalahnya adalah bahwa Fitoria sudah selesai mengumpulkan semua sihirnya.

Fitoria menyerbu Filo dan memukul dia bertubi-tubi dengan tinjunya.

"U.... Mu... Ku...."

Tapi lengan Filo disilangkan, dan Fitoria belum menembus pertahanan Filo.

Fitoria melompat mundur dan kemudian berputar di udara, melakukan sebuah tendangan.

"Bisakah kau menghentikan ini?"

"Mkyaaaaaaaa!"

Dia nggak bisa memblokir tendangan itu, dan dia terlempar berputar-putar di udara sebelum menghantam dinding angin.

"Aku... Aku gak akan kalah...."

Dia bangkit dengan kaki gemetaran, lalu sekali lagi mengumpulkan sihir.

"Mu...."

Dia nampaknya sudah memulihkan cukup banyak sihirnya. Dia melepas konsentrasinya dan melakukan serangan.

"Hiya!"

Filo menggerakkan sayapnya naik turun. Dia menunduk begitu rendah, merentangkan sayapnya, dan mengacungkan cakarnya kedepan.

Dia mulai meluncur ke depan, disertai hembusan angin yang kencang. Kelihatan jelas sekali bagi yang melihat bahwa sihir miliknya terkonsentrasi penuh.

Itu pasti serangan terkuat milik Filo.

Sangat banyak persiapan yang diperlukan. Kutasa dia nggak akan bisa menggunakannya dalam pertempuran.

"Kuikku!"

Filo terbang ke arah Fitoria seperti sebuah peluru.

Cakatnya diulurkan ke depan. Dia terbang serta berputar-putar sangat rendah hingga nyaris menyentuh tanah. Itu adalah gerakannya yang tercepat yang pernah kulihat.

Gimana mendeskripsikannya? Itu seperti serangan terakhir untuk sebuah robot terbang dalam sebuah game strategi.

"Heh...."

Mata Fitoria terbelalak karena terkejut.

Pakaian Fitoria sedikit terpotong, meski begitu sedikit. Potongannya sangat rapi.

Lalu cakar Filo mengenai wajah Fitoria. Aku gak bisa mempercayainya, tapi ada goresan pada pipi Fitoria.

Darah merembes keluar pada pipi Fitoria.

Fitoria menatap darah yang Filo hasilkan dari wajahnya. Dia menatap kearah darah itu menetes. Dia tersenyum.

Saat itulah aku menyadarinya. Aku menoleh pada Raphtalia, dan dia menggangguk.

Fitoria cuma bermain-main dengan kami. Dia ingin melihat gimana Filo bereaksi saat menghadapi lawan yang jauh lebih kuat daripada dirinya sendiri. Itu sebabnya dia tersenyum saat dia terkena serangan yang tak terduga semacam itu.

Filolial Legendaris.

Deskripsi itu nampaknya sangat sesuai. Filo tau mustahil untuk menang, tapi dia membantahnya.

Kami tau bahwa pertarungannya gak akan mudah, tapi kami bahkan belum memutuskan pemenangnya.

"Mu...."

Filo menggerutu. Pada awalnya aku berpikir dia nggak puas, tapi sekarang dia terlihat jengkel.

"Apa sekarang giliranku?"

Fitoria melangkah maju dan mengeluarkan serangkaian serangan terbang yang cepat pada Filo.

Dia begitu cepat! Dia sudah lebih cepat daripada Filo sampai poin ini, tapi sekarang dia bergerak jauh lebih cepat lagi.

Dia nggak bergerak begitu cepat hingga dia tak bisa lihat, seperti ketika menggunakan Haikuikku, tapi dia terlihat buram—kemanapun kau melihat dia.

"Uh.... Ahhhh!"

Filo gak bisa memblokir serangan-serangan itu, dan dia terlempar ke udara.

Tapi sebelum dia mendarat, Fitoria sudah ada disana. Dia mendongak ke arah Filo yang jatuh....

"Ha!"

Dan dia menendang Filo, menghempaskan Filo kembali ke tempat sebelum dia terlempar.

"Ugh....."

Lalu Fitoria berdiam diri. Dia menatap Filo, menunggu gerakan berikutnya.

Filo memegang bagian tubuhnya yang terluka, dan cahaya magis muncul. Dia pasti menggunakan sihir pemulihan, karena lukanya sembuh dengan cepat. Tapi dia sudah nggak sangat kuat lagi. Dia nggak akan bisa menyembuhkan dirinya sendiri ke keadaan normal, sampai dia nggak berasa dalam bahaya.

"Ugh..."

Filo sangat lemah. Dia sekali lagi mulai mengumpulkan sihir.

"Perhatikan aku sekarang."

Filo selesai menyembuhkan dirinya sendiri. Lalu dia menyerbu kearah Fitoria.

Mungkin bayanganku saja. Tidak, bukan bayanganku. Filo bergerak jauh lebih cepat daripada yang dia lakukan sampai sekarang.

Filo mengumpulkan kekuatan pada cakarnya lalu menirukan serangan yang barusaja digunakan Fitoria.

"Ha!"

Setelah tiga serangan, dinding angin yang Fitoria buat tampak melemah. Dinding itu bergetar.

"Cuma itu kemampuanmu?"

Aku menyadarinya beberapa saat yang lalu, tapi Filo nampaknya belajar dan menyalin semua serangan Fitoria. Tidak.... Fitoria sedang mengajari dia. Dia tidak menahan diri, jadi butuh beberapa saat untuk menyadarinya.

Ya... Ini semua adalah latihan. Rasanya seperti Fitoria ingin melatih Filo... Dia ingin melatih Filo habis-habisan hingga dia nggak peduli kalau Filo terbunuh saat pelatihan.

"Lebih baik bergegaslah. Mel-tan dalam bahaya."

Fitoria menunjuk ke arah Melty.

Kerangkengnya semakin kecil, dan jerujinya memotong ujung rambutnya.

"Kya!"

"Mel! Ugh!"

Filo membuka sayapnya dan menggunakan serangan peluru lagi. Dia terbang kearah Fitoria, tapi kali ini dia lebih cepat dari sebelumnya.

"HIYAAAAAAAAA!"

"Hm... Bagus, ini adalah akhir dari ujiannya. Terus pertahankan seperti itu."

Fitoria menggunakan tangannya untuk memblokir serangan Filo. Saat Filo berputar menjauh untuk memulihkan diri, Fitoria menendang dia dari samping.

"Ahhhh!"

Dia terlempar kearah kerangkeng angin itu, lalu menghantamnya dan terus terlempar.

Terguling-guling di tanah, dia akhirnya berhenti, seperti sebuah boneka rusak yang dihajar habis-habisan.

Aku berlari kearah dia.

Tapi Filo mengangkat tangannya untuk menghentikan aku, dan berdiri dengan kaki gemetaran.

"Aku... Aku gak akan kalah."

Dia nggak mau aku bantu, seolah menerima bantuan akan mendiskualifikasi dia dari duel. Dia gemetaran, tapi dia melangkah maju.

Dia tampak begitu lemah. Itu seperti dia akan jatuh kapan saja. Dia segitunya ingin menang hingga dia menolak menerima kekalahan.

"Filo! Kalau kau kalah maka kita gak bisa mendapatkan Mel kembali!"

"Filo...."

"Filo! Nggak apa-apa! Nggak apa-apa."

"Tidak... Aku... Aku akam melindungimu, Mel."

Filo berjalan terhuyung-huyung ke arah Fitoria. Sarung tangan kekuatan itu telah kehilangan cakarnya, tapi dia mengepalkannya membentuk tinju dan memukul kearah Fitoria.

"Yaaaaaah!"

Tapi serangan itu sangat lemah, namun kehendaknya kuat.

Pukulan Filo mengenai perut Fitoria.

"...."

Tapi itu nggak cukup untuk melukai dia.

"Ya. Tidak apa-apa. Itu cukup."

Filo tumbang, tapi Fitoria bergegas ke depan dan memeluk dia. Kerangkeng angin yang mengurung Melty lenyap.

"Filo!"

"Mel...."

"Dia tidak apa-apa. Dia akan baik-baik saja."

Fitoria mulai merapal mantra pada Filo.

Didepan mata kami, luka-luka Filo mulai sembuh, dan semua robekan pada pakaiannya menghilang.

"Huh?"

Filo segera menepis tangan Fitoria dan kembali memasang kuda-kuda bertarungnya.

"Sudah selesai."

"Belum selesai! Aku harus melindungi Mel!"

"Aku tau. Tapi Mel-tan baik-baik saja. Lihat."

Fitoria memberi isyarat agar Melty mendekat.

Melty menatap dengan sangat cermat pada Tutorial sebelum berdiri di samping Filo.

"Apa kau paham? Ujiannya sudah selesai."

"Ujian?"

"Cuma ujian kecil. Aku juga pernah mengalaminya."

"Oh ya?"

Filo gak segera mempercayai dia namun dia memalingkan mukanya ke samping saat dia mendengarkan Fitoria.

Mereka baru saja bertarung dengan sengit, tapi semua ketegangannya nampaknya telah lenyap.

"Filo, dia cuma mengujimu."

Aku dan Raphtalia berjalan mendekat dan berusaha menjelaskan.

"Ya... Itu adalah sebuah ujian. Tapi aku benar-benar akan melakukan seperti yang kukatakan jika dia gagal melewatinya."

Fitoria menjelaskan dengan sederhana.

Aku gak tau kenapa dia merasa seperti dia harus melakukan ini. Tapi, karena bertarung melawan Fitoria, Filo telah mempelajari skill-skill hebat untuk bertarung dalam wujud manusia.

"Filo, kau harus memikirkan lawanmu. Kalau kau bertarung melawan manusia saat kau dalam wujud Filolial, itu seperti bertarung dengan sebuah target besar di belakangmu."

"Benarkah?"

Memang benar bahwa Filo sangat besar dalam wujud Filolialnya. Meskipun dia bisa bergerak sangat cepat, itu memberi sebuah target besar saat menghadapi musuh yang kuat.

Dan juga, saat dia bertarung dalam wujud Filolialnya, pada dasarnya dia harus mengubah semua serangannya menjadi tendangan.

Bukannya dia nggak bisa menggunakan sihir atau serangan serbuan, tapi akan lebih baik untuk memikirkan lawan seperti apa yang dia hadapi. Fitoria mencoba membuat Filo menyadari bahwa ada cara lain untuk bertarung.

Itu akan berguna untuk mengubah taktik di pertengahan pertarungan. Itu bisa membingungkan musuh.

Jadi pada dasarnya, Fitoria memberitahu Filo bahwa dia harus tetap fleksibel dengan pilihannya—dan Fitoria mengajari Filo beberapa teknik baru.

"Ini adalah bukti bahwa kau telah melewati ujianku."

Kata Fitoria sambil mengeluarkan sebuah mahkota. Dia memberikannya pada Filo.

"Apa? Apa ini?"

"Ini adalah hadiahmu karena melewati ujianku. Sekarang tundukkan kepalamu."

"Filo, kau harus nurut."

Melty meraih lengan Filo dan membuat dia menunduk.

Apa kau lihat itu? Melty bertindak layaknya seorang putri.

"Begini?"

"Ya, seperti itu."

Filo menunduk didepan Fitoria, yang memasang mahkota itu di kepalanya.

"Filo, kau akan menjadi penerusku."

"Apa itu?"

"Itu artinya kau akan menjadi Ratu agung dari para Filolial yang berikutnya."

"Oh...."

"Filo! Aku turut senang!"

Melty begitu gembira. Dia melompat-lompay. Filo sendiri gak kelihatan gembira.

Tiba-tiba mahkota yang ada di kepala Filo bersinar.

Mahkota itu memancarkan cahaya ke segala arah, dan kemudian....

Ping! Sebuah jambul muncul di kepala Filo. Satu untai rambut berdiri.

"....."

Aku dan Raphtalia terdiam.

Apa itu semacam hadiah?

"Huh?"

"Filo! Kau manis sekali!"

Melty sangat gembira dan menari-nari di tempat... Tapi Filo gak kelihatan paham dengan apa yang terjadi.

Melty nggak sadar.

Tunggu sebentar. Aku memganggap diriku sendiri seorang Otaku. Apa itu artinya aku harus gembira karena jambul itu?

Enggak... Aku gak merasa begitu.

"Apa yang terjadi?"

"Yah...."

Aku menunjuk kearah kepala Filo, dan Filo mengikuti tatapanku. Dia melihatnya dan...

"Apa itu? Ada sesuatu yang aneh di kepalaku!"

Filo berteriak dan hampir melompat. Dia meraih untaian rambut itu dan....

Rip!

"Wh?!"

Dia mencabutnya.

Filo betul-betul sesuatu. Itu tampak asri itu pasti sangat sakit.

"Aduh!"

Itu pasti sakit, tapi Filo tampak bangga karena telah mencabutnya.

Boing!

Tapi setelah dia mencabutnya, untaian rambut lain muncul menggantikannya.

"Ada lagi?!"

"Apa?!"

Mata Filo berlinang air mata ketika lagi dan lagi dia mencabut jambul itu dari kepalanya. Jambul baru selalu muncul menggantikan yang dicabut, dan dia pada akhirnya menyerah dan menundukkan kepalanya dengan lesu.

Itu adalah sebuah jambul yang aneh.

"Itu hanya akan terus tumbuh lagi, jadi lebih baik kau menyerah saja. Semakin kau tumbuh, semakin banyak jambul yang akan kau miliki."

"Apa? Tapi aku nggak mau..."

Filo menatap jambul yang ada di kepala Fitoria.

Apa yang dipikirkan Filolial Legendaris itu dengan memberi sesuatu seperti itu pada Filo?

Aku memutuskan untuk melihat layar status Filo.

Statistik miliknya telah meningkat.

Sepertinya mahkota itu telah memberi beberapa kemampuan dan peningkatan statistik.

Mengingat bahwa, untuk saat ini, Filo telah memaksimalkan tingkat potensialnya, itu adalah sebuah hadiah yang bagus.

"Dan untuk Pahlawan Perisai..."

"Huh? Aku dapat sesuatu juga?"

Fitoria menunjuk ke arahku, lalu melengkungkan jarinya dan memberi isyarat agar aku mendekat.

Tunggu sebentar. Kalau aku mendekat, apa dia akan memberiku jambul juga?

"Aku nggak perlu gaya rambut baru."

"Gaya rambut?"

Aku nggak menjelaskannya lebih lanjut. Itu cuma akan menyebabkan keributan kalau aku menjelaskannya.

"Ini lebih baik daripada itu. Dan ini akan menyembuhkan lukamu."

"Yah, kalau begitu...."

Aku gak tau apa yang akan dia berikan padaku, tapi kuharap itu bukanlah sesuatu yang aneh.

Lagian aku mungkin nggak bisa menolaknya, jadi aku berjalan mendekati dia. Dia mengulurkan tangannya dan menyentuh badanku, menyembuhkan lukaku. Aku nggak bisa sepenuhnya menyembuhkannya, jadi masih ada rasa sakit di beberapa tempat. Dia menghilangkan rasa sakit itu.

"Tunjukkan padaku Perisaimu."

Dia menunjuk pada perisaiku dan menyuruhku untuk mengangkatnya.

"Seperti ini?"

Aku mengangkat perisaiku. Fitoria mencabut jambulnya dan meletakkannya di tengah perisai.

Perisai itu segera bereaksi dan menyerap rambut itu.

Seri Filolial dibuka secara paksa!

"Terbuka secara paksa?"

Aku memeriksa pohon perisainya, dan ada sebuah "Filolial Shield" bersinar disana.

Perisai itu memiliki bonus equip yang banyak yang semuanya kelihatan berguna untuk para Filolial, seperti kekuatan dan penyesuaian pertumbuhan (besar, medium, kecil), penyesuaian pertumbuhan statistik (besar, medium, kecil), dan yang lainnya.

Kemampuan yang segera mengagetkan aku bernama Ability While Riding (besar, medium, kecil). Itu pasti berarti bahwa Filo akan bertarung lebih baik jika seseorang menunggangi dia.

Tetap saja, levelku nggak cukup tinggi untuk menggunakan sebagian besar dari kemampuan perisai itu. Untungnya perisai itu terbuka, jadi aku memenuhi persyaratan untuk menggunakan kekuatannya.

Sepertinya persyaratannya telah terpenuhi untuk membuka perisai apapun yang berkaitan dengan para Filolial.

"Makasih."

"Sama-sama. Akan tetapi aku masih punya sesuatu yang ingin kubahas denganmu."

"Apa itu?"

"Aku lebih suka membicarakannya secara pribadi."

Ini jadi sebuah hadiah yang agak aneh.

Hei—apa ini artinya semua kekuatan Filolial terkonsentrasi pada jambul-jambul itu?

Filo gak bisa naik level lagi, setidaknya untuk saat ini. Jadi kurasa itu adalah hal yang bagus.

"Um... Uh..."

Melty ragu-ragu, dan agak malu untuk berbicara pada Fitoria.

"Apa?"

"Itu hanya untuk menguji Filo, kan? Kau tidak... memanfaatkan aku?"

"Tentu saja tidak. Bukankah ada sesuatu yang kau inginkan, Mel-tan?"

"Um... Bisakah kau menjadi seekor Filolial yang sangat besar dan mengijinkan aku naik diatas kepalamu?"

Berbicara penuh gairah yang aneh, Melty mengatakan permintaannya.

"....Baiklah."

Fitoria tampak agak enggan, tapi saat dia menepuk kepala Melty, dia mulai membesar. Lalu dia tersenyum.

"Wow...."

Lalu, seperti yang dia janjikan, dia meletakkan Melty di kepalanya.

"Tinggi sekali!"

Melty betul-betul gembira.

"Pahlawan Perisai, mundurlah sedikit."

"Oke."

Aku melangkah mundur seperti yang dia minta.

Dan... Fitoria segera bertambah besat sekitar 18 meter tingginya. Sampai seberapa besar yang dia bisa? Dia separuh sebuah bangunan.

"Wow! Wow!"

Suara Melty terdengar jauh. Apa gak apa-apa membawa dia sampai setinggi itu?"

Tapi beneran deh, sampai seberapa besar Fitoria bisa tumbuh?

Atau mungkin itu adalah ukuran aslinya, dan dia nanya berubah wujud untuk menyesuaikan ukuran kami.

"Wow...."

Melty tampak sangat senang.

"Ini seperti sebuah mimpi..."

"Sayangnya ini bukan mimpi."

Filo sudah cukup kuat untuk mengalahkan seekor naga, dan cewek itu mempermainkan Filo seperti sebuah mainan.... itu bukanlah tanda yang bagus.

"Nah sekarang. Hari masih pagi. Aku ingin kalian semua beristirahat sedikit lagi."

"Tentu—kalau kau membawa kami ke tempat yang ingin kami datangi nanti."

"Kita akan membicarakannya nanti. Untuk saat ini bersantailah. Teman-temanku disini juga ingin menyapa."

"GAHH!"

"Apa? Perayaan kelahiran seorang ratu baru? Maksudmu aku?"

"Selamat Filo! Ah, ha, ha! Lihatlah seberapa bahagianya para Filolial!"

Para Filolial lain mengerumuni Filo dan mengangkat dia.

"A...Aku?"

Mereka juga mengangkat Raphtalia.

Apa yang terjadi? Kami tiba-tiba jadi sangat populer.

Kami menghabiskan hari ini dengan para Filolial. Itu merupakan suatu suasana yang seperti sebuah festival.

Jadi beginilah kami di pengasingan. Tapi setelah kami pergi, butuh berapa lama sampai seluruh dunia mempercayai kami juga?

***