Namun, mereka malah mengejek ucapan Rasulullah dan menentang kami. "Ya Muhammad! Jangan biarkan dirimu terlena oleh kemenangan yang didapat bersama orang-orang miskin, tak tahu cara perang, dan tak memiliki kebiasaan yang bagus. Sesungguhnya kami lebih tahu cara berperang dari pada kaum Quraisy. Jika kau ingin perang melawan kami, kau pasti tahu apa yang kami maksud."
Dari kejadian ini turunlah ayat kepada Rasulullah yang memberi tahu cara menghadapi keadaan seperti ini. " Jika kamu khawatir akan (terjadi) penghianatan dari suatu golongan, kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat..." (Al-Anfal:58)
Piagam Madinah telah hancur. Kami berhadapan dengan pengkhianatan secara terbuka. Peristiwa yang telah menodai seorang wanita Muslim dan menyebabkan kematian seorang pemuda ini membuat Rasulullah sangat yakin dengan keputusannya. Di mata Rasulullah, kejadian ini merupakan masalah harga diri bersama masyarakat Muslim.
Setelah tantangan terbuka itu, Rasulullah segera menyiapkan segala sesuatu. Bersama teman-teman terpilih, Rasulullah menunggang kuda bergerak melaju daerah Bani Qaynuqa. Bani Qaynuqa yang melihat pesukan Muslim segera menutup pintu benteng dan membentuk formasi perang. Perang tak terhindarkan lagi. Dengan berbagai siasat, mereka berusaha menyerang dan mengalahkan, tapi pasukan Muslim juga tak kalah bertarung. Kami mengepung benteng itu selama lima belas hari, membuat mereka tak berkutik dan kesulitan bergerak kemana-mana, sampai akhirnya tak bisa berbuat apa-apa. Segera setelah itu kemudian mereka memutuskan untuk menyerahkan diri dan mematuhi keputusan yang diambil Rasulullah.
Hasil dari musyawarah dengan mereka, Rasulullah memberi waktu tiga hari kepada Bani Qaynuqa untuk meninggalkan Madinah. Keputusan untuk meminta mereka meninggalkan kota ini memang sungguh mengejutkan. Tapi ini bukan keinginan kami. Justru mereka sendiri yang mempersiapkan akhir buruk seperti ini. Ayat yang turun kepada Rasulullah berbunyi, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi bahan ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman." (Al-Maidah:57)
Islam tak bisa dijadikan sebagai bahan ejekan dan main-main. Rasulullah sangat peka dalam hal ini. Beliau sangat menjunjung tinggi harga diri wanita Muslimah di atas segalanya.