Chereads / Aisyah Wanita yang hadir dalam mimpi Rasulullah / Chapter 67 - Penghianatan Bani Qaynuqa Dan Perang Uhud (3)

Chapter 67 - Penghianatan Bani Qaynuqa Dan Perang Uhud (3)

Kaum musyrik rupanya selalu mengikuti semua peristiwa yang terjadi pada diri kami. Kekalahan dalam perang Badar membuat mereka sangat marah, khususnya kelompok perempuan yang dipimpin oleh hinduan. Mereka bahkan sampai bersumpah tak akan mengeluarkan air mata dan tak akan tidur bersama dengan suami-suami mereka sebelum bisa membalas perlakuan yang mereka terima di perang Badar. Kebencian mereka bertambah dari hari ke hari itu terdengar sampai telinga kami lewat perantara pedagang, para pembawa berita, para pengawas, dan mata-mata.

Dendam para wanita kaum musyrik berkobar-kobar untuk membalas apa yang telah mereka terima di perang Badar. Para lelakinya tak hanya menyimpan kebencian dan kemarahan. Mereka mengetahui bahwa kaum muslimin telah memutus jalur jalur perdagangan menuju Mekah khususnya dari jalur Syam. Keadaan ini membuat mereka perlahan-lahan mengeluh dan putus asa.

Sebagai kota yang hanya bisa bergantung pada perdagangan, perkara ini jadi sangat sulit bagi Mekah. Madinah telah memotong jalur napas kehidupan Mekah. Madinah dan kami kaum muslimin Madinah yang berhasil mengambil alih jalur utama perdagangan dari tangan Mekah merupakan ancaman besar bagi orang-orang Mekah. Keadaan itu membuat mereka semua jadi tertekan. Di samping itu, perjanjian perdamaian yang dilakukan Rasulullah dengan suku-suku lain di sekitar kawasan Madinah dan penyebaran agama Islam yang sangat cepat meluas membuat Mekah menjadi semakin terasing.

Bagi kaum musyrik hal ini berubah menjadi masalah hidup-mati. Maka dari itu mereka melakukan persiapan perang yang lebih matang dari sebelumnya, baik dari strategi, maupun perkebalan. Mereka menyiapkan tentara yang kuat untuk menghadapi kami. Selain itu mereka juga mengadakan pertemuan diplomatik dan memberikan tambahan uang kepada para tentara bayaran. Seluruh keuntungan dari rombongan dengan pimpinan Abu Syufyan yang berhasil selamat dari perang Badar dijatahkan untuk pembentukan pasukan baru ini.

Abbas, paman Rasulullah, secara rahasia mengirimkan surat kepada Rasulullah. Isinya mengabarkan bahwa kaum musyrik bersiap-siap melakukan perjalanan dengan tentara baru mereka. Setelah dapat surat rahasia itu, kemudian kami tak pernah lagi mendapat berita mengenai rencana keberangkatan tentara kaum musyrik. Setelah diselidiki oleh regu pengamat, tak tahunya mereka datang tiga ribu tentara dan jaraknya mungkin hanya tiga hari perjalanan dari kawasan tempat tinggal kami.

Kaum musyrik pergi bersama dengan para pejuang tangguh sari suku-suku seperti Ahabis, Kara, Dis, dan Adal. Mereka telah berjalan sampai kurang lebih berjarak satu-dua jam mendekati wilayah Uhud. Rasulullah awalnya beranggapan sebenarnya kami bisa mengalahkan pasukan dari Mekah dengan melakukan peperangan di Madinah. Tapi ketika bermusyawarah dengan sejumlah orang, para pemuda berpendapat bahwa berperang di luar wilayah Madinah dinilai sangat tepat untuk mengurangi kemungkinan tentara musuh bisa berlindung di rumah-rumah penduduk.