Bani Qaynuqa yang hidup bersama kami di Madinah bersikap pura-pura lupa pada perjanjian piagam Madinah mengenai keamanan dan perlindungan yang dilakukan di bulan-bulan awal hijrah. Awalnya sembunyi-sembunyi, tapi kemudian secara terbuka melakukan semakin banyak perselisihan setelah perang Badar.
Sebenarnya Bani Qaynuqa adalah kaum pedagang kaya Madinah. Mereka banyak berkecimpung di dunia perhiasan dan dikenal karena seni kerajinan emas dan peraknya. Di samping perdagangan perhiasan, Bani Qaynuqa juga memiliki kekuatan dalam hal uang, seperti peminjaman uang, pasar, dan pajak-pajak.
Memang kelihatan Bani Qaynuqa tak pernah menyetujui kedatangan kami dari Mekah dan dalam waktu singkat bisa menjadi bagian kehidupan orang-orang di Madinah. Mereka juga sangat marah dengan keramahan dan kekerabatan yang ditunjukkan oleh kaum Anshar kepada kami. Setiap saat mereka mengeluhkan bahwa kami telah merusak tatanan kota.
Sesuatu telah terjadi pada hari itu. Sekelompok pedagang Qaynuqa yang tokonya saling berdampingan sengaja menyiapkan rencana buruk untuk seorang wanita Muslim yang sedang berbelanja. Tanpa dia sadari, diam-diam mereka telah melepaskan kancing baju di bagian punggungnya. Ketika wanita itu sibuk memperhatikan emas yang akan dibeli, teman-teman pedagang itu mengelem tempat duduknya. Jadi kalau dia berdiri untuk membayar perhiasan yang dibeli, roknya menempel kuat di tempat duduknya. Begitu wanita itu kerepotan menyelamatkan roknya, mereka bergerak cepat membuka baju bagian punggungnya sampai tersingkap lebar sampai akhirnya tubuhnya pun terpampang Jelas.
Para pedagang ini malah tambah semangat melakukan perbuatan tercela kepadanya, padahal wanita itu berusaha keras menutupi tubuhnya dengan rasa malu dan cemas. Kebetulan ada seorang pemuda Muslim melewati jalan itu, melihat kejadian itu, dan bergegas datang untuk menolong.
"Apa yang barusan kalian lakukan?!" teriak pemuda itu kepada para pengganggu. Namun, para pedagang malah mendorong-dorong pemuda itu dan keributan semakin parah, sampai akhirnya mereka membunuh pemuda itu disana.
Kejadian itu segera menyebar sampai ke wilayah kaum Muslimin. Kami sangat sedih mendengar kejadian tersebut. Orang-orang menyampaikan keberatan sampai ke titik batas kesabarannya. Rasulullah menilai kejadian ini sebagai tindakan kelewat batas. Segera Rasulullah mendatangi pasar Qaynuqa dan memperingatkan orang-orang Yahudi dengan suara lantang, "Hai kaum Yahudi! Jauhkanlah diri kalian dari kejadian yang telah menimpa kaum Quraisy di Badar. Kemarilah dan jadilah Muslim. Sesungguhnya kalian tahu bahwa aku adalah seorang Nabi yang diutus oleh Allah"