Begitu Fang Yuan memasuki pilar cahaya, tubuhnya terasa sangat ringan.
Ketika penglihatannya mulai jelas, ia menemukan dirinya sedang berdiri di sebuah alam liar.
Hal yang bisa ia lihat hanyalah langit berwarna putih keabuan.
Di tanah, bebatuan berwarna putih dan abu-abu membentuk gundukan-gundukan pendek – seperti batu nisan.
Tanah abu-abu ini tidak subur. Permukaannya keras dan kering. Rumput-rumput kuning tumbuh dari balik retakan-retakan yang ada.
Langitnya berwarna putih, tanahnya berwarna abu-abu, dan rumputnya berwarna kuning. Dunia ini mengandung tiga warna.
Selain itu, tidak ada warna lain.
Hal yang dapat Fang Yuan dengar hanyalah kesunyian – lebih tepatnya, kesunyian yang mencekam. Tidak ada angin, dedaunan pohon yang bergoyang, kicauan burung-burung, dan hewan buas.
Siapapun yang berdiri di sini akan merasa bahwa di dunia ini, hanya ia seorang yang bertahan hidup.
