Keadaan di Gunung Papan Catur itu begitu hening.
Tanpa ada seorang pun yang berbicara setelah Tong Yan menyelesaikan kalimatnya.
Sangat penting untuk bisa mendapatkan rasa hormat dan bersikap layaknya seorang pria terhormat, namun hasil akhir itu sendiri tetaplah menjadi hal yang terpenting.
Tong Yan lalu membuka matanya dan berpaling menghadap Jing Jiu. "Tidak benar bahwa aku tidak pernah kalah sebelumnya. Karena pada kenyataannya, aku justru mengalami tujuh belas kali kekalahan secara beruntun di tangan guruku ketika aku baru saja mulai belajar bagaimana cara bermain Go. Akan tetapi... Aku tidak ingin kalah olehmu." ujarnya.