Kelas yang Tersegel adalah tempat yang bahkan Chen Ge sekalipun tidak ingin berlama-lama di dalamnya. Tetapi, Fei Youliang dan Zhu Jianing memasuki kelas itu dengan mudah. Bau aneh tercium di udara saat mereka memasuki ruangan. Memasuki ruangan tersebut membuat mereka seperti berada bawah air. Terdapat tekanan misterius yang menghimpit mereka, membuat napas mereka menjadi sedikit tidak beraturan.
"Youliang, haruskah aku menunggumu di luar?" cahaya di dalam ruang kelas lebih suram dibandingkan di koridor. Zhu Jianing, yang berdiri di belakang Fei Youliang, meringis ketakutan dan dahinya dipenuhi dengan keringat.
"Apa janji kita sebelum memasuki rumah hantu? Kita berjanji untuk tidak saling meninggalkan, tapi sekarang kau sudah ingin menyerah?" Fei Youliang semakin gelisah. Seragam yang diletakkan di ruangan tidak seperti alat peraga yang digunakan dalam film horror. Entah kenapa, ia tidak ingin mendekatinya.
Zhu Jianing tidak menyadari bahwa keberanian rekan timnya perlahan mulai hancur. Ia berbisik dari belakangnya, "Menurutmu dimana pekerja rumah hantu akan bersembunyi? Apakah mereka akan melompat dari balik seragam?"
"Entahlah, tetapi biasanya mereka memang melakukan hal seperti itu." Fei Youliang mulai berjalan ke depan kelas. Ia mengepalkan kedua tangannya erat-erat saat berjalan melalui deretan meja. Tapi, tidak ada hal menakutkan yang terjadi. "Sepertinya tidak ada orang yang bersembunyi di sini."
"Tapi, jika tidak ada orang yang bersembunyi di sini, mengapa membuang begitu banyak uang untuk membangun set yang begitu besar dan terperinci? Ada tulisan yang berwarna seperti darah di atas meja dan semua seragam tua ini sengaja diletakkan di dalam ruangan." Zhu Jianing melirik ke belakang. "Lalu, pintu pun terbuka sendiri sebelumnya seperti mengundang kita untuk masuk."
"Mungkin karena angin." Fei Youliang berbalik untuk menatap Zhu Jianing. "Daripada kau terus menggumamkan omong kosong, lebih baik kau kemari dan membantuku mencari trik tersembunyi di sini."
"Jangan tersinggung, aku hanya membantumu menganalisis situasi ..." Zhu Jianing berjalan ke arah yang berlawanan dari rekannya. Karena tubuhnya yang besar, ketika ia berjalan melewati salah satu meja, ia tidak sengaja menjatuhkan salah satu seragam ke lantai. Ia terlihat tak acuh dan sepertinya tidak berniat mengembalikan seragam ke tempatnya semula. Ia menginjak seragam tadi dan terus berjalan sampai pintu belakang ruang kelas. "Memang tidak ada yang perlu ditakuti; aku menduga sesuatu akan menerkamku ketika aku melewati meja ..."
Suara Zhu Jianing tiba-tiba menghilang. Ia berbalik dan menyadari bahwa ruang kelas telah kembali rapi seperti semula.
"Ketika aku berjalan melewati barisan meja tadi, aku ingat kalau aku menjatuhkan salah satu seragam. Youliang, apakah kau yang memungut seragam dari lantai?"
"Sebuah seragam yang jatuh ke lantai? Kenapa aku tidak menyadarinya?" Fei Youliang berdiri di ujung kelas, jaraknya beberapa meja dari seragam itu.
"Apa mungkin hanya khayalanku saja?" Zhu Jianing kembali berjalan melewati barisan meja. Ia berdiri di samping meja yang terletak di tengah ruangan. "Aku ingat seragam inilah yang jatuh ke lantai."
Ia mengambil seragam tersebut dan melambaikannya sekali. Baunya aneh, seperti ikan busuk.
"Aneh." Zhu Jianing menjatuhkan seragam ke atas meja dan berjongkok untuk memeriksa meja dan kursi untuk mencari mekanisme tersembunyi. Ia mengguncang meja, dan semuanya tampak normal. Tepat saat ia akan melangkah menjauhi meja, suara kelereng terdengar dari dalam laci.
"Ada sesuatu di dalam?" Zhu Jianing membungkuk untuk melihat ke dalam laci. Laci itu dipenuhi kertas ujian dan buku teks.
"Kenapa ada bunyi kelereng? Apa mungkin ada alat tersembunyi di dalam laci?" ia berusaha mencari di dalam kegelapan dan mengeluarkan kertas dari dalam laci. Ia baru mengeluarkan sebuah buku ketika melihat dua mata bulat menatapnya dari balik kertas.
"Sialan!" kejutan yang tiba-tiba itu membuat Zhu Jianing, yang setengah jongkok, terjatuh ke belakang dan menabrak dua meja di belakangnya hingga berantakan.
"Ada apa?!" keributan itu mengejutkan Fei Youliang berada di ruangan yang sama.
"Ada seseorang di dalam laci!" Zhu Jianing mencoba berdiri tetapi seluruh tubuhnya terlalu lemah karena kejutan tadi dan wajahnya benar-benar pucat.
"Apakah kau gila?! Bagaimana mungkin seseorang bisa masuk ke dalam laci?" Fei Youliang mengutuk saat ia bergegas untuk membantu rekannya. "Mungkin mereka menggunakan properti khusus."
Ia mengeluarkan kertas dan buku pelajaran dari dalam laci dan menjatuhkannya ke lantai. "Lihatlah. Jangan jadi penakut, tidak ada apa-apa di dalam laci."
Setelah menenangkan diri selama sepuluh detik, Zhu Jianing akhirnya dapat berdiri dari lantai. "Tapi aku benar-benar melihat sepasang mata ... aku tidak berbohong! Aku bersumpah demi hidupku!"
"Bahkan jika kau benar-benar melihatnya, kedua mata tersebut hanyalah tipuan rumah hantu. Kenapa kau begitu ketakutan?" Fei Youliang awalnya tidak begitu takut, tetapi setelah mendengar perkataan Zhu Jianing, ia menjadi sedikit gelisah. "Baiklah, ayo tinggalkan ruangan ini untuk sekarang."
Mereka melarikan diri dengan tergesa-gesa, meninggalkan kekacauan di ruang kelas.
"Apakah kita perlu melanjutkan pencarian?" Zhu Jianing bertanya. Melihat koridor yang tak berujung itu membuat hatinya bergetar.
"Kau akan menyerah dalam waktu kurang dari lima menit? Kita berada di sini untuk menghancurkan, bukan untuk melakukan promosi untuk rumah hantu." Fei Youliang benar-benar ingin menendang Zhu Jianing. "Tenangkan dirimu! Kenapa kau sangat ketakutan seperti seorang gadis kecil? Apa gunanya otot-ototmu?"
Kemudian, ia terus bergerak maju. Meskipun Zhu Jianing merasa ketakutan, akan lebih buruk jika ditinggalkan atau dicap sebagai pengkhianat studio Qin Guang. Jadi, ia berusaha untuk tetap bersemangat.
Sambil terus berjalan, ia menoleh ke belakang dan melihat pintu ke ruang kelas yang tersegel perlahan-lahan kembali terbuka. Ia dengan cepat mengejar Fei Youliang dan mendesis, "Ayo pergi, rasanya ada sesuatu yang keluar dari ruang kelas!"
Mereka berlari ke depan dengan tergesa-gesa. Mereka mengabaikan toilet dan tiba di persimpangan pertama.
"Sebenarnya, seberapa besar skenario ini? Bahkan ada jalan bercabang?"
Zhu Jianing benar-benar menyerah dan Fei Youliang mengerutkan kening dalam-dalam. Ia menyukai film horror dan telah mengunjungi banyak rumah hantu dalam hidupnya, tetapi ini adalah pertama kalinya ia menemukan rumah hantu yang begitu menyeramkan. Mereka belum melihat seorangpun pekerja rumah hantu dalam balutan kostum hantu, tetapi perasaan takut tidak meninggalkan pikiran mereka. Semakin lama mereka berada di sana, semakin kuat rasa takut di hati mereka.
Di rumah hantu yang pernah dikunjunginya sebelumnya, ia masih melihat beberapa 'hantu', yang berpenampilan 'hantu'. Ia akan merasa jauh lebih baik karena semua 'hantu' adalah pekerja. Para pekerja lah yang menyadarkannya bahwa tempat tersebut hanyalah buatan dan merupakan hasil ciptaan manusia.
Namun, rumah hantu ini benar-benar menjungkirbalikkan pengertiannya tentang rumah hantu. Sampai sekarang, tidak ada pekerja yang muncul dan menakuti mereka, tetapi telah berhasil menciptakan perasaan takut yang tidak dapat dijelaskan — seperti sesuatu yang sangat menakutkan bisa terjadi kapan saja.
"Ayo lewat sini."
Koridor pun perlahan mulai menyempit ketika Fei Youliang dan Zhu Jianing berjalan menuju ke asrama perempuan.
Beberapa kamar depan tidak menyeramkan dan ketakutan mereka perlahan-lahan mulai menghilang. Kemudian, mereka memasuki ruangan dengan permainan Arwah Pena.
Di kamar tidur perempuan yang diatur seperti TKP, empat kursi diletakan berjejeran, dan beberapa lembar kertas putih serta pena yang direkatkan dengan selotip pun terletak di salah satu kursi.