Tidak banyak pembuluh darah di dalam botol, mungkin hanya seperlima dari jumlah yang dikonsumsi oleh kucing putih di Desa Peti Mati. Setelah menelan 'obat penawar', Gunting diserang rasa sakit. Ia memegang kepalanya, kemudian terjatuh ke lantai. Berbagai wajah arwah yang meratap tampak muncul di matanya, dan ekspresi wajah pria itu terus berubah mengikuti wajah arwah yang muncul di matanya.
Untuk mengatasi rasa sakit, Gunting mencakar tubuhnya hingga terluka, dan hal yang paling menakutkan adalah di bawah luka segar itu terdapat banyak pembuluh darah tipis dan kecil yang merayap seperti ikan.
Rasa sakitnya bertahan sekitar sepuluh menit. Seluruh tubuh Gunting basah oleh keringat. Setelah gelombang rasa sakit terakhir memudar, ia berdiri dari lantai dengan gigi terkatup. Luka di wajahnya terus mengeluarkan darah, dan darah dari wajahnya mengalir membasahi kerah bajunya. Darah itu menambahkan aura unik pada penampilan Gunting.