Setelah si bocah laki-laki berkata demikian, suhu di dalam mobil turun hingga di bawah titik beku, dan wajah pengemudi berubah pucat.
"Hanya belum menemukan satu tangan?" si pengemudi menduga ia salah dengar. Ia sulit percaya bahwa ia akan mendengar kalimat seperti itu keluar dari mulut seorang anak laki-laki. Kedua pupilnya bergetar, dan ia melirik ponselnya. Berita tidak menuliskan penyebab kematian bocah tersebut, dan hanya menyebutkan secara sepintas bahwa ia telah dibunuh secara brutal. Karena satu komentarnya, suasana di dalam mobil berubah mencekam.
Tangan pengemudi yang mencengkeram kemudi menjadi licin karena keringat. Wanita di sebelahnya terdiam, dan anak laki-laki di kursi belakang mencengkram kantong plastik hitam dengan erat, wajahnya memerlihatkan senyum yang tidak sesuai dengan usianya yang masih kecil.