Aura berwarna putih dan abu-abu yang terpancar dari tubuh Lu Xinlong mulai memadat menjadi sebuah papan catur raksasa. Papan catur itu tercipta karena teknik kultivasinya dan bisa mendatangkan malapetaka tiada akhir.
Teknik tersebut dianggap sangat kuat hingga pejuang yang setara dengannya bisa terserap ke tengah malapetaka tiada akhir jika ia tidak berhati-hati.
Teknik kultivasi itu jugalah yang membuat Lu Xinlong mendapatkan rasa hormat dari gurunya dan dianggap sangat berharga bagi Leluhur Ilahi Tertinggi Ras Manusia.
Karena merasa dirinya sangat berharga, ia selalu bersikap dengan percaya diri dan merendahkan semua orang lainnya.
Walaupun Lu Xinlong tidak membeda-bedakan Ras Manusia, yang statusnya berada di bawah Alam Tianding, ia masih merasa bahwa anggota Ras Manusia memiliki kasta yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tinggal di Alam Tianding.