Tanah tempat Da Alliance berada masih tandus. Seekor Elang-Alap dengan bentangan sayap lebih dari 100 meter merentangkan sayapnya dan terbang ke langit.
Sebagai pemimpin tanah tandus ini, Elang-Alap dengan dasar kultivasi Tingkat Planet itu jauh lebih cerdas dibandingkan manusia biasa.
Binatang tersebut memandang semua manusia dengan rendah. Binatang tersebut tersenyum pada dirinya saat semua manusia tersebut bergegas untuk bersembunyi.
Binatang tersebut tidak akan pernah lupa bahwa sebelumnya ia hanyalah seekor elang kecil yang berjuang keras untuk bertahan hidup di alam liar, sementara Suku Manusia telah menjadi penguasa tanah ini setahun yang lalu.
Tepat ketika ia berpikir bahwa ia akan hidup di bawah kendali Suku Manusia sepanjang hidupnya, sebuah suara yang keras dan agung bergema di kehampaan.
Ia belum pernah mendengar bahasa ini sebelumnya, tetapi entah bagaimana ia bisa memahami apa yang dikatakan suara tersebut.
Cabut, cabut, cabut!