Luo Yunyang memutuskan untuk tidak menghindar saat menghadapi serbuan dari 12 balok cahaya berwarna putih yang bergejolak. Ia justru mengangkat lengan kanannya ke atas dan mendorongnya ke depan.
Begitu ia melakukan gerakan tersebut, rasa dingin yang luar biasa menembus langit. Balok cahaya itu langsung membeku dalam balutan es.
Bahkan ketika balok cahaya putih yang bergejolak itu sudah tak bisa berkutik, mereka masih tampak berusaha keras untuk keluar dari balutan es itu. Luo Yunyang mengepalkan tangan kirinya dan memukul lapisan es tersebut dengan keras.
Kobaran api berwarna merah keemasan segera menyerbu lapisan es tersebut dan menghancurkannya menjadi berkeping-keping. Pecahan api dan es yang hancur itu membentuk angin puyuh yang langsung melesat ke arah 13 Kultivator Sengit.