Ada banyak pejuang tingkat dewa yang akan memilih untuk menghindar untuk berhadapan dengan Banteng Purba Kejam. Bertarung melawan banteng itu sama saja dengan malapetaka.
Namun, ini adalah masa-masa kritis, jadi Luo Yunyang memutuskan untuk menuju ke arah banteng itu. Ia memang bukan orang suci, tetapi ia tidak bisa berdiri diam dan hanya menyaksikan bencana ini terjadi.
Siapa pun yang bergegas menghampiri Banteng Purba Kejam tanpa adanya kemampuan yang mumpuni pasti berkeinginan untuk mati. Namun, jika seseorang memiliki kemampuan yang cukup tetapi hanya menyaksikan banyak orang mati tanpa melakukan apa pun untuk membantu sama saja dengan berdarah dingin.
Ini adalah masa-masa genting, tetapi Luo Yunyang malah menghampiri malapetaka itu seperti harimau yang mengamuk.
Ketika mendengar berita itu, Luo Yunyang tidak pergi ke Jin'fu dengan pesawat. Sebaliknya, ia menunggangi Cakram Budha untuk bergegas menuju Kota Jin'fu seperti burung terbang di langit.