Bai Yuannan tak pernah menyangka dirinya akan menghadapi situasi seperti ini.
Di mana pun ia berada, orang macam apa pun yang ia temui, gelarnya sebagai murid Dewa ela Diri seperti papan nama berlapis emas yang membuat semua orang berpikir dua kali sebelum bertindak gegabah.
Oleh karena itu, ia tak segera pergi bahkan setelah Dewa Penjaga telah dibunuh dan Lu Fuyun melarikan diri.
Namun, sekarang ia menyadari bahwa dirinya terlalu naif dan keras hati.
Pemuda di hadapannya memiliki tatapan membunuh dan tampak tak peduli mengenai statusnya sebagai murid Dewa Bela Diri. Jika ia mengatakan hal yang salah, pemuda itu tak akan membiarkannya hidup.
Bai Yuannan tak peduli apakah gurunya akan membalas dendam untuknya atau tidak. Bahkan jika Dewa Bela Diri mencari keadilan dan membalas dendam untuknya, Bai Yuannan sudah mati pada saat itu. Jadi gurunya itu tak akan bisa mendapatkan apa pun selain menunjukkan kebenarannya.