Aiken berdiri di depan pintu dan melihat melalui jendela kecilnya. Sonia duduk di atas kursi dan menunduk dengan wajah yang murung. Aiken pun menggeleng pasrah. Meskipun dia tidak punya kesan baik terhadap Sonia, namun dia tidak tahan melihatnya dalam kondisi yang menyedihkan seperti ini. Tapi, Aiken tahu tidak ada gunanya memohon kepada Rhode. Dia hanya bisa menggeleng pasrah.
"Maaf karena telah merepotkanmu, Tuan Penguasa."
"Tidak apa-apa, Pendeta Aiken."
Rhode mengangkat bahu.
"Tidak, Tuan Penguasa. Meskipun ini bukan urusanku, namun parlemen Negara Cahaya akan….Haaahhh…"
