Malam damai yang menyenangkan itu berakhir saat cahaya fajar bersinar melalui jendela. Rhode duduk di atas tempat tidur sambil bersandar ke bingkai tempat tidur sedangkan Sonia yang telanjang terlentang dalam pelukannya sambil tersenyum dengan puas. Meskipun kulit putihnya dipenuhi oleh memar keunguan namun 'penderitaan manis' itu terasa sangat menyenangkan bagi Sonia. Selain itu, berbeda dengan wanita Rhode lainnya yang selalu ada di dekatnya, ini adalah kesempatan langka bagi Sonia. Karena itulah Sonia merasa lebih rindu. Pada akhirnya, dia mengidamkan cinta serta siksaan Rhode meskipun dia merasa bahwa dirinya hampir gila. Malam yang luar biasa itu akhirnya selesai setelah Sonia kehilangan kesadaran.
Saat ini, perasaan hampa dan kesepian Sonia telah tergantikan oleh rasa puas. Dia tersenyum dan menekan perutnya yang agak menonjol, dimana cairan kental putih mengalir dan menetes antara kedua kakinya.
"Kau ingat apa yang kubilang padamu, kan? Sonia?"