Titik-titik api bersinar di sepanjang lorong yang tertutup oleh kanopi itu. Di berjalan menyusuri lorong itu dan menatap pemandangan yang memancarkan aura kematian serta kesedihan yang ada di depannya. Dia tersenyum sambil merapikan pakaiannya. Patung-patung batu terlihat meringkuk pada atap di kedua sisi lorong. Ketika langkah kaki Di mendekat, mata mereka yang kosong memancarkan cahaya spiritual. Namun, ketika melihat kedatangan Di, mata mereka kembali menjadi suram.