"Ah!"
Si kepala pasukan patroli terjatuh. Wajahnya terlihat pucat. Bau darah yang tajam menusuk hidungnya. Dia terus menggertakkan giginya saat melihat tungkai-tungkai yang terpotong dan perut yang robek. Dia sekarat setelah duri-duri cambuk Celestina yang tajam merobek kulitnya.
Semua anak buahku dihabisi dalam waktu kurang dari 20 menit. Siapa sebenarnya wanita muda ini?
Ketika si kepala pasukan patroli itu gemetar dan menunggu kematiannya, sebuah sosok hitam muncul entah dari mana. Rhode menatap si kepala pasukan patroli melalui topeng putihnya. Dia melirik lapangan yang penuh darah itu. "Sepertinya kau sedang bersenang-senang, Celestina."
"Fiuh…" Celestina terkekeh sambil mendongak angkuh. "Hmph. Budak adalah hiburan bagi majikan. Meskipun kepuasanku menghajar makhluk-makhluk rendahan ini tidak terlalu besar, namun aku senang ketika mendengarkan jeritan kesakitan dan juga permohonan ampun…"