Cahaya putih muncul di cakrawala. Kakek matahari masih menggosok matanya dan belum membukanya. Cahaya pagi samar-samar mulai menyelimuti padang rumput, tetapi cahaya itu masih belum meningkatkan penglihatan siapa pun. Setelah malam pesta pora yang liar, orang-orang suku masih berada dalam efek alkohol dan tertidur. Mereka mungkin tidak bisa merasakan panggilan sang mentari pagi. Perlahan-lahan, di tenda-tenda suku, samar-samar terdengar suara seolah-olah banyak orang telah terbangun.
Yang mengejutkan adalah orang-orang terbangun bukan karena matahari terbit. Namun karena suara gemuruh tapal kuda yang rapi yang datang dari belakang dan gemuruh tapal kuda yang kacau yang datang dari depan. Tampaknya di sekitar mereka ada banyak sekali pengendara kuda yang mendekat.