Setelah mengecek waktu, Yan Bingyun menutup jendela dan duduk di kursinya. Dia mengeluarkan sebuah kantong bersulam yang indah dari dalam bajunya. Dia mengambil beberapa biji labu dan membawanya ke mulutnya. Dia mengunyahnya dengan hati-hati dengan ekspresi wajah yang bosan. Ketika tatapan matanya mendarat di kantong kacang itu, tatapannya tampak lembut dan penuh perasaan. Kantung ini disulam oleh nona muda keluarga Shen.
Beberapa hari terakhir ini, Tuan Yan tidak sibuk. Dia tidak lagi harus memimpin urusan Dewan atau mengawasi pejabat dengan penuh perhatian seperti yang dilakukan para pejabat di Biro Pertama. Selain tugas sehari-hari di Biro Keempat, dia tidak punya banyak pekerjaan.