Sumpit Fan Xian masih memilah-milah lauk dan mengambil sepotong daging sapi yang dilumuri minyak wijen. Dia meletakkannya di atas nasi putihnya sebelum perlahan melahapnya. Dia mengunyahnya hingga halus, menikmati rasanya, dan masih tidak mengakui keberadaan Ming Qingda yang sedang berlutut di sampingnya.
Ming Qingda bukan orang yang sederhana. Pasti ada maksud di balik sikapnya berlutut seperti itu.
Fan Xian perlu waktu untuk berpikir.
Setelah Fan Xian selesai berpikir, dia dengan lembut meletakkan mangkuk dan sumpitnya, lalu mengatakan, "Tuan Ming, usiamu jauh lebih tua daripada usiaku. Mana mungkin aku bisa membiarkanmu berlutut seperti ini?"
Utusan istana mengangkat tangan Ming Qingda, dan Ming Qingda mau tidak mau bangkit berdiri.
Percakapan antara pejabat dan pedagang ini dimulai dengan tenang dan serius. Fan Xian menatapnya dan bertanya, "Apa yang ingin kamu sampaikan?"