Haitang melayang masuk ke halaman sebuah rumah yang berada di samping jalan dan dengan lembut menyentuh helaian rambut di pelipisnya. Dia melihat Pertapa itu belum pergi.
Orang-orang yang tinggal di kedua sisi jalan Restoran Jiangnan adalah para bangsawan atau orang-orang kaya. Setelah keributan itu, tuan dari rumah-rumah ini sudah lama terbangun dan bersembunyi, tidak berani menyalakan lampu. Cahaya lampu dari restoran di seberang jalan memasuki lubang di tembok, menerangi halaman. Cahaya itu juga menerangi wajah seseorang yang penuh luka dan mengerikan.
Haitang menatapnya dan bertanya dengan sedikit rasa kekhawatiran di dalam suaranya, "Apa alasanmu melakukannya?"
Pertapa itu menatapnya dengan tenang dan tidak menjawab.
Haitang tidak terburu-buru, meskipun suara dari pejabat-pejabat Suzhou yang bergerak bisa terdengar samar-samar dari kejauhan.