Chereads / Tuan Xue Ying / Chapter 3 - Perpisahan

Chapter 3 - Perpisahan

Di sampingnya, Xue Ying masih menggendong adik laki-lakinya dengan erat. Ia tampak tercengang dan gugup. 'Laki-laki itu adalah kakak Ibu?'

"Kakak, bertahun-tahun sudah berlalu." Mo Yang membiarkan senyuman menghiasi wajahnya. "Aku senang bisa melihatmu lagi. Kau sudah mencapai tingkat Star, penyihir Silver Moon, kan?"

"Ya," Pria berjubah abu-abu itu mengangguk.

Penyihir dengan tingkat Star memiliki tiga peringkat: Meteor, Silver Moon, dan Legend.

Pria berjubah abu-abu itu merupakan penyihir Silver Moon yang sangat mengagumkan.

Bahkan dalam keluarganya, statusnya lumayan tinggi.

"Untuk bisa menjadi penyihir Silver Moon tanpa bantuan, kau pasti menempati posisi tiga terbaik di generasi muda keluarga kita." kata Mo Yang dengan rasa iri. "Kakak, jika kau menjadi penyihir Legend, maka kau akan menjadi sangat fenomenal."

"Sampai sekarang, bahkan tidak ada penyihir Legend di keluarga kita. Karena memang terlalu sulit untuk melewati tahap terakhir menuju level Legend," keluh pria berjubah abu-abu tersebut.

Level Legend...

Level itu dipandang hebat karena di kekaisaran Dragon Mountain hanya ada satu orang yang berhasil mencapai peringkat Legend. Orang yang memiliki peringkat Legend menuntut penghormatan dari para manusia karena dia telah mencapai batas kemortalitasannya. Namun, peringkat Transenden masih lebih tinggi.

Meskipun penyihir Silver Moon itu terlihat sangat kuat karena telah menghancurkan satu batalyon prajurit, namun apabila harus menghadapi penyihir Legend... ia bahkan tidak akan mampu mengucapkan satu mantra.

"Kau telah melanggar peraturan klan kita. Kau harus tahu bahwa peraturan itu sudah berlaku sejak beribu-ribu tahun yang lalu!" kata pria berjubah abu-abu itu. "Tanpa adanya peraturan, bahkan klan yang sedang berjaya pun bisa jatuh. Dulu, klan kita mengalami masa-masa yang sulit, namun sekarang kita mulai bangkit lagi. Ini semua karena peraturan klan. Namun jika kau melanggarnya, kau harus dihukum."

"Apa keputusanmu?" ujar pemuda berjubah abu-abu itu.

Seketika itu juga, suasana di sana membeku. Di samping Mo Yang Yu, berdiri Dong Bo Lie, si manusia singa, dan Xue Ying, yang sedang menggendong adiknya. Mereka semua tampak tegang.

"Aku adalah seorang bangsawan. Karena itu, aku berada di bawah perlindungan hukum kekaisaran! Kau tidak bisa melanggar hukum kekaisaran dengan menangkap kami. Meskipun kau sulit dikalahkan, jika kau melanggar hukum kekaisaran…Kau bahkan akan mati." Mo Yang Yu menatap kakak laki-lakinya.

"Bangsawan?"

Pria berjubah abu-abu itu menggelengkan kepalanya. "Bahkan pada akhirnya kau masih tidak mau menyerah. Lupakan itu. Kali ini, aku benar-benar membawa surat perintah."

Raut wajah Mo Yang Yu, Dong Bo Lie, dan manusia singa itu seketika berubah drastis.

Pemuda berjubah abu-abu itu mengangkat tangan kanannya, dan sebuah gulungan berwarna emas muncul di depannya. Saat ia membuka gulungan itu, sebuah kekuatan misterius membumbung di udara. Xue Ying, yang masih menggendong adiknya, merasakan bahwa kekuatan yang keluar dari gulungan itu sangatlah misterius. Dalam hati kecilnya, ia sebenarnya kagum melihat kekuatan itu.

"Dekrit kekaisaran. Klan Mo Yang telah memerintahkan hukuman atas Mo Yang Yu, yang merupakan generasi termuda. Hukuman tersebut berupa pengasingan selama satu abad. Baron Dong Bo Lie, telah dijatuhi hukuman untuk melakukan kerja paksa selama satu abad! Mo Yang Chen adalah pembuat keputusan ini!" Suara pemuda berjubah abu-abu itu menggema ke seluruh kastil.

Pasangan suami istri itu saling memandang dengan sedikit perasaan lega.

"Seratus tahun pengasingan? Seratus tahun kerja paksa? Ini terlalu lama." Manusia singa yang berdiri di samping mereka mulai cemas. "Umur manusia kira-kira hanya bisa mencapai satu abad. Bahkan setelah mencapai peringkat Star, manusia hanya bisa hidup sekitar satu abad. Mereka berdua sudah tua. Pengasingan dan kerja paksa… bukankah itu sama saja pengasingan dan kerja paksa sampai mati?"

"Jangan, Paman. Bukankah kau yang membuat keputusan? Tolong selamatkan orangtuaku. Tolong selamatkan mereka." Sambil menggendong adiknya, Xue Ying berteriak memohon.

Tubuh pemuda itu bergetar saat ia mendengar panggilan 'Paman'..

Pemuda berjubah abu-abu itu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak bisa menyelamatkan orangtuamu. Tidak seorang pun yang bisa melakukannya. Peraturan klan Mo Yang merupakan peraturan mutlak. Tidak ada satu pun yang bisa mengubahnya."

"Hu..hu..hu..hu.." Qing Shi menangis di gendongan Xue Ying. Qing Shi masih berusia dua tahun, dan meskipun dia belum bisa memahami banyak hal, namun dia sudah bisa memahami suasana yang emosional seperti itu.

Xue Ying juga ingin menangis.

Namun, ia semakin khawatir. Dia sudah berumur delapan tahun, dan dia merupakan bocah yang sensitif. Orangtuanya akan diasingkan dan melakukan kerja paksa selama seabad. Itu benar-benar hukuman mati! Ayah dan ibunya sendiri! Anggota keluarganya yang paling penting!

"Selamatkan orangtuaku. Aku mohon, selamatkan mereka." Bocah laki-laki itu pun menangis. "Paman, kau pasti tahu caranya. Kau pasti tahu!"

"Xue Ying, jangan menangis. Pebble, kau juga. Tolong jangan menangis." Mo Yang Yu berjalan mendekati kedua bocah itu dan berjongkok. Sambil memeluk kedua anaknya, dia menoleh dan memandang pria berjubah abu-abu itu, "Bisakah kau memberikan kami waktu sebentar saja?"

"Baiklah." Pria itu mengangguk.

Di atas wilayah pegunungan tanpa nama di wilayah Xue Ying, terdapat sebuah rumah kayu.

Dong dong dong...

Tiba-tiba, jalan di pegunungan itu bergetar.

Si manusia singa, Tong San, mengendarai seekor Frost Pegasus dengan perasaan gelisah. Frost Pegasus berlari dengan kecepatan penuh karena kali ini ia tidak dibebani dengan baju zirah. Dari kastil Snow Rock, dia bisa mengendarai kuda itu dengan sangat cepat — secepat meminum secangkir teh.

"Zong Ling! Zong Ling!" teriak manusia singa itu tak sabar.

Pintu kabin itu terbuka, dan seorang laki-laki berambut perak keluar dari kabin itu. Ia mengenakan jubah hitam dan menunjukkan ekor ular sepanjang dua meter. Ekor ular itu sebesar paha manusia. Ekor ular itu menunjukkan siapa dia sebenarnya — seorang manusia ular. Selebihnya, dia memiliki wajah khas manusia ular berdarah bangsawan. Ia adalah Iblis Ular Berlengan Enam!

Karena memiliki enam lengan, biasanya ia akan menyembunyikannya di dalam jubah hitamnya, sehingga orang lain tidak akan memperhatikannya.

"Tong San, ada apa?" tanya Zong Ling.

"Klan master akhirnya telah menangkap mereka. Mereka juga membawa surat perintah." kata manusia singa itu hampir menangis. "Kau merupakan makhluk paling cerdik di antara kita semua. Cepat, cari jalan keluarnya."

Tubuh Zong Ling gemetar. Ia menggelengkan kepalanya. "Kali ini, Klan Mo Yang membawa surat perintah. Tidak ada seorang pun yang bisa menyelamatkan mereka sekarang. Hanya kekuatan makhluk Transenden saja yang bisa melepaskan mereka."

"Jadi, jadi.. tidak ada yang bisa kita lakukan?" kata Tong San lirih.

Dia tidak bisa melupakan peristiwa itu.

Di masa-masa sulitnya, ketika ia menderita selama bertahun-tahun, wanita muda itulah yang membawanya keluar untuk bermain. Hingga akhirnya mereka melarikan diri dari Klan Mo Yang. Semenjak wanita muda itu membawanya keluar untuk pertama kali, ia selalu setia mengikuti wanita itu. Ia menghadapi berbagai situasi hidup dan mati berkali-kali demi wanita itu. Baginya… hidup masternya lebih penting daripada hidupnya sendiri.

"Tidak ada yang bisa kita lakukan. Apakah Ah Yu yang menyuruhmu kemari?" tanya Zong Lin.

"Master membiarkanku datang kemari." jawab Tong San.

"Kalau begitu, pergilah. Bagaimanapun juga, kau harus mengucapkan selamat tinggal pada mereka." Di balik jubah hitamnya, Zong Ling mengepalkan kedua tinjunya, hingga kuku-kukunya yang panjang melukai telapak tangannya. Baik Dong Bo maupun Ah Yu, mereka berdua merupakan sahabat yang sudah menghadapi banyak situasi hidup dan mati dengannya. Pada saat seperti itu, mana mungkin ia tidak merasa sedih? Namun, tetap saja tidak ada yang bisa dia lakukan. Ia pun tak biasa menunjukkan emosinya. Dia bahkan hampir selalu tenang.

"Pergilah."

Zong Ling menunggangi Frost Pegasus lain di samping kabinnya. Mereka pun cepat-cepat kembali ke kastil.

Di dalam kastil Snowrock.

Pasangan Dong Bo sedang menjelaskan banyak hal yang mereka percayakan kepada anak tertua mereka, Xue Ying.

"Xue Ying, benda ini merupakan kalung sihir yang bisa menyimpan benda apa pun. Benda ini sangat berharga, bahkan melebihi harga wilayah Xue Ying." Mo Yang Yu menjelaskannya sembari melepas kalung itu dari lehernya. "Mulai hari ini dan seterusnya, kalung ini milikmu. Kecuali paman Tong San dan paman Zong Li, tidak ada seorang pun yang boleh tahu. Kau bahkan tidak bisa memberitahu adikmu. Lagipula, adikmu masih kecil. Ia bisa saja tidak sengaja menceritakannya ke orang lain."

Wilayah itu tidak bisa direbut dari mereka.

Namun, jika keberadaan kalung ini dibeberkan, maka mudah bagi orang lain untuk mencurinya.

"Ibu simpan saja kalung ini," balas Xue Ying.

"Ibu dan Ayah akan pergi, jadi semua harta benda kami juga akan diambil." Kuku jari Mo Yong Yu perlahan menusuk jari Xue Ying. Setetes darah pun keluar dari jari bocah itu. Mo Yang Yu membacakan mantra dalam hati. Tetesan darah itu membentuk sebuah simbol kecil di atas kalung itu. Seketika itu juga, Xue Ying merasa bahwa jiwanya terhubung dengan kalung itu.

Selain barang-barang lain dan koin emas, kalung itu juga menyimpan sebuah gulungan.

"Semua harta yang paling berharga dari kastil ini ada di dalam kalung itu. Oh, ya, ayahmu masih memiliki benda lain." Mo Yang Yu menoleh ke samping dan memandang suaminya.

Dong Bo Lie mengeluarkan buku berwarna emas dari dalam jubahnya.

Seluruh buku itu terbuat dari dedaunan emas. Emas bisa disimpan selama bertahun-tahun tanpa mengalami kerusakan sedikit pun, jadi hanya buku yang berharga saja yang dibuat dari emas.

"Ini adalah teknik menombak yang ditinggalkan oleh seorang Transenden." kata Dong Bo Lie sambil tersenyum. "Dasar yang sudah aku ajarkan padamu sama seperti buku ini. Hampir semua bangsawan kuno memiliki tiga atau empat buku yang ditulis oleh makhluk Transenden, akan tetapi klan kita tidak memiliki banyak buku seperti ini. Kita hanya punya satu buku tentang teknik menombak. Kau harus mempelajarinya dengan benar. Ingat, jangan beberkan isi buku ini ke siapa pun kecuali Paman Zong dan Paman Tong San. Mereka sudah tahu tentang buku ini."

Setelah mengambil buku emas itu, Xue Ying merasakan aliran kekuatan yang aneh datang dari buku itu. Ia segera menyimpan buku itu di dalam kalungnya.

"Mari kita pergi dan tunggu kedatangan Paman Zong dan Paman Tong San."

….

Pasangan Dong Bo membawa kedua putranya, Xue Ying dan Qing Shi, untuk menunggu di aula. Tak lama kemudian, dua sosok muncul dari pintu aula.

Kedua sosok itu adalah Tong San dan Zong Ling.

"Dong Bo, Ah Yu." Zong Ling ingin mengucapkan sesuatu, namun tak sepatah kata pun keluar dari bibirnya.

"Maaf, kami akan sedikit merepotkan kalian berdua sebelum kami pergi." kata Mo Yang Yu sambil tersenyum. "Watak keras Tong San tidak sesuai untuk mengatur wilayah ini. Zong Li, tolong atur semuanya dan ajarkan putra-putraku untuk menggantikan kami. Maaf telah merepotkanmu."

"Tenang saja." Zong Li mengangguk. "Serahkan itu padaku."

"Xue Ying, ingat, semua masalah tentang wilayah ini sudah Ibu serahkan kepada Paman Zong Li. Saat kau sudah berumur 18 tahun, kau yang akan mengambil alih." Mo Yang Yu memandang putra tertuanya itu. Ia takut jika tidak ada seorang pun yang akan membantu kedua putranya. Dua bocah laki-laki itu bisa saja dimanfaatkan orang lain.

"Baik." kata Xue Ying sambil memegang adik laki-lakinya.

Ia memeluk adik laki-lakinya, Qing Shi. Qing Shi sudah tidak menangis lagi, namun ia merasa ketakutan. Ia takut pada Zong Ling dan Tong San.

Lagipula, umurnya masih dua tahun. Ia takut pada segala hal yang berhubungan dengan si manusia singa, Tong San, dan manusia ular, Zong Ling.

"Ibu, katakan padaku, di mana Klan Mo Yang berada? Bagaimana aku harus menyelamatkan kalian berdua?" Xue Ying tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya.

"Menyelamatkan kami?"

Mo Yang Yu dan Dong Bo Lie saling bertukar pandang.

"Lupakan semua itu dan hiduplah dengan baik. Kau paham? Selama kalian berdua baik-baik saja, Ibu dan Ayah akan merasa bahagia," kata Mo Yang Yu. 'Menyelamatkan mereka?' Hukum Klan Mo Yang sangatlah ketat. Mereka harus menjadi makhluk Transenden untuk bisa membuat Klan Mo Yang melanggar peraturan mereka sendiri. Putra-putranya menjadi makhluk Transenden? Bahkan membayangkannya saja mereka tidak berani.

"Katakan padaku apa yang harus aku lakukan. Pasti ada caranya." jawab Xue Ying dengan penuh kecemasan.

"Tunggu sampai kau menerima Orde Black Iron dari manor Dragon Mountain. Aku akan menjelaskannya padamu dengan rinci. Pada saat itu, kau akan tahu bagaimana cara menyelamatkan kedua orangtuamu," kata Zong Ling.

Mo Yang Yu dan Dong Bo Lie hanya bisa menatap Zong Ling dengan tatapan kosong.

"Beri dia sedikit harapan," kata Zong Ling.

Dong Bo Lie menganggukkan kepalanya. Xue Ying memang anak yang cerdas di umurnya yang masih delapan tahun. Dia tidak mungkin melupakan hal ini, jadi mungkin lebih baik untuk memberinya target seperti itu. Dong Bo Lie berkata dengan nada tinggi, "Itu benar. Tunggu sampai kau mendapatkan Orde Black Iron dari manor Dragon Mountain. Paman Zong Li akan menjelaskan semuanya kepadamu!"

"Orde Black Iron dari manor Dragon Mountain?" Xue Ying mengingat hal itu di dalam hatinya.

Malam semakin larut.

Jembatan gantung kastil Snowrock diturunkan.

Pria berbaju zirah dan pemuda berjubah abu-abu itu berdiri di luar kastil. Pasangan Dong Bo mengucapkan selamat tinggal kepada kedua putranya.

"Xue Ying, jaga adikmu, ya?" kata Mo Yang Su. Ia mempercayakan semuanya kepada putra tertuanya.

"Iya," Xue Ying mengangguk dengan air mata mengalir membasahi pipinya.

"Hua, hua…" Xue Ying memegang tangan adiknya, namun tiba-tiba adiknya menangis kencang.

Mo Yang Yu berjongkok dan membawa kedua putranya ke dalam pelukannya. Ia menghujani kedua bocah itu dengan ciuman. Dong Bo Lie hanya bisa berdiri di sampingnya dengan mata berkaca-kaca.

"Kami pergi." Mo Yang Yu menggertakkan giginya. Mo Yang Yu dan Dong Bo Lie pergi menuju ke sebuah tempat yang jauh bersama pemuda berjubah abu-abu itu.

Mereka berbalik saat mereka mulai berjalan menjauh.

"Hua~~~ Jangan pergi, jangan pergi, jangan pergi!" teriak Qing Shi. Ia menangis melihat kedua orangtuanya pergi.

Air mata Xue Ying membasahi kedua pipinya. Ia mengeratkan genggaman di tangan adiknya. Dia berteriak, "Ayah, Ibu, aku, Dong Bo Xue Ying… akan menyelamatkan kalian berdua! Keluarga kita pasti akan bersatu! Pasti!

"Aku berjanji!"

"Aku berjanji, aku pasti akan menyelamatkan kalian! Tidak ada yang bisa menghentikanku!"

Teriakan Xue Ying bergema di atas kesunyian langit malam.

Mo Yang Yu tidak bisa menahan air matanya. Ia pun menutup bibirnya dengan kedua tangannya. Tubuh Dong Bo Lie mulai bergetar saat mereka menaiki burung Hering bersayap empat itu.

"Kita pergi." Pemuda berjubah abu-abu itu mengangguk pelan.

Menyelamatkan mereka.

Bagaimana bisa bocah itu menyelamatkan orangtuanya? Bahkan sebagai seorang kakak, pemuda itu juga ingin menyelamatkan mereka dari nasib seperti itu. Namun, peraturan klan tidak bisa diganggu gugat. Emosi merupakan hal yang sia-sia dalam menghadapi peraturan Klan Mo Yang. Hanya kekuatan makhluk Transenden yang bisa menyelamatkan mereka.

Bukan hanya dia yang berpikir seperti itu, pasangan Dong Bo itu juga tidak pernah berpikir bahwa putranya akan menjadi seorang Transenden. Ia tidak bermaksud untuk meremehkan putranya, tapi menyelamatkan mereka bukanlah hal mudah. Putranya harus menjadi seorang Transenden. Makhluk Transenden merupakan makhluk legenda.

"Ha!" burung Hering bersayap empat itu mengepakkan sayapnya dan terbang menembus langit hanya dalam sekejap.

Dong Bo Lie dan Mo Yang Yu melihat ke bawah dari punggung burung raksasa itu. Kedua bocah laki-laki itu terlihat kurus dan lemah. Hati pasangan itu sakit. Mereka sungguh tidak ingin meninggalkan putra mereka.

"Hiduplah dengan baik, hiduplah dengan baik, anak-anakku." Mo Yang Yu mengulanginya berkali-kali di dalam hati. Ia mendoakan keselamatan dan kedamaian untuk kedua putranya.

Xue Ying mendongak ke atas sambil mengeratkan genggaman di tangan adiknya.

Burung Hering itu terbang dengan kecepatan tinggi menuju cakrawala, hingga semakin mengecil dan mengecil…

"Jangan pergi, jangan pergi," Qing Shi masih terus menangis.

Dong Bo Xue Ying memeluk adiknya. "Pebble, jangan menangis, tolong jangan menangis lagi. Ayah dan Ibu akan segera kembali. Mereka hanya melakukan perjalanan kecil. Kakak akan membawa mereka pulang. Aku berjanji, mereka pasti akan kembali."