Saat Xue Ying memasuki lorong spasial, ia merasa ruang di hadapannya berubah-ubah, sebelum akhirnya segalanya berubah menjadi gelap.
'Ini?' Sekarang Xue Ying berada di dalam aula istana kuno yang gelap gulita. Aula istana ini tidak terlalu besar—diameternya hanya sekitar 100 meter. Pintu-pintu aula yang berwarna abu-abu itu semuanya tertutup.
Ada aroma semerbak yang memenuhi seluruh aula istana.
'Apakah ini lantai ketiga dari ceruk harta karun?' Xue Ying melihat ke sekelilingnya. Aula istana ini terlihat sederhana. Aula ini kosong, dan hanya ada beberapa hiasan. Misalnya, beberapa hiasan yang menggantung di dinding aula, dan satu singgasana yang terletak di bagian paling depan. Di belakang singgasana itu, ada sebuah patung besar yang menggantung di dinding. Patung ini berbentuk awan hitam.
Mungkin awan hitam itu sekedar patung, namun rasanya patung itu seperti memancarkan tekanan tak kasat mata yang menyelimuti seluruh aula.