Tiga hari kemudian, di lokasi yang berselimut kabut...
Xue Ying terlihat sedang menikmati anggur seorang diri di paviliun pinggir danau. Sebuah tombak terletak di atas pangkuannya. Karena saat ini inkarnasi Leluhur Ying Shan masih berada di Kota Ardent Fire, Xue Ying tidak berani mempraktikkan jurus-jurusnya sedikit pun. Justru, ia hanya sekedar memahami misteri mendalam di balik batang tombaknya.
Saat ia sedang menikmati anggur, pelayan perempuan bernama Yan Yu itu terus mengisi kembali cangkir anggurnya.
"Xue Ying." Terdengar suara memanggil.
Seorang pria berambut merah—Marquis Ardent Fire, terbang menghampirinya bersama seorang remaja berwajah bengis dan berjubah hitam.
Xue Ying menyimpan tombaknya dan langsung berdiri.
"Kakek Marquis," sapa Xue Ying. Tatapannya langsung mendarat pada sosok remaja berjubah hitam itu. Remaja itu membawa kipas dan mengipasi dirinya sendiri. Auranya juga terasa menyeramkan.