"Apa maksudmu? Coba pikir apa pekerjaan kami untuk mencari nafkah. Bila dirimu saja bisa menyadari keberadaan kami, maka kami lebih baik mengundurkan diri." Kakak Li tertawa dengan sopan dan menyerahkan kantong plastik hitam kepadanya. "Di sini berbahaya jadi pakailah rompi anti peluru ini. Saya harus membereskan segala seuatunya dan kemudian membawamu bersama saya. Kita akan pergi dari sini lebih awal."
"Apa yang sedang terjadi?" Gu Nianzhi mengambil rompi anti peluru itu, hatinya tenggelam. "Kenapa kita butuh ini?"
Saudara Li menjelaskan dengan pelan. "Apakah kamu ingat SUV hitam itu? Yang tiba tadi malam? Mereka mengikuti bus wisatamu."
"Kurasa aku melihatnya, tapi ada apa dengan itu?"