Huo Shaoheng menarik tangannya dan memeluk Gu Nianzhi dengan erat dari belakang. Kemudian, ia berbisik dengan suara dalam, "Ayo makan siang dulu."
Gu Nianzhi ingin mengangguk, namun menyadari bahwa bahkan lehernya terasa kaku. Huo Shaoheng seakan telah memantrainya, membuatnya kaku. Tak bisa bergerak, ia hanya berhasil menggumamkan, "Um," dengan lirih, nada akhirnya naik serta gemetar. Kedengarannya seperti akor yang dimainkan dari sebuah alat musik dengan gema yang berulang, mendekap orang yang mendengarkannya.