Huo Shaoheng menunduk menatap gadis di pelukannya. Kulit sang gadis yang seputih porselen samar-samar diwarnai rona alami, dan matanya tampak hidup dengan cahaya dan secerah air yang berkilauan. Sejak lama, ia sudah mengukir setiap senti kulitnya, setiap ekspresinya di dalam relung hatinya yang terdalam. Ia lebih mengenal gadis itu dari apapun. "...Aku akan meneleponmu ketika senggang mulai sekarang." Huo Shaoheng kembali mengalah karena ia dengan refleks tidak suka melihat Gu Nianzhi murung dan tidak senang.
"Kalau begitu lebih baik kau ingat, jangan lupa." Gu Nianzhi mengerutkam bibirnya yang mungil dan penuh sambil menatap Huo Shaoheng, matanya hanya memantulkan bayangan Huo Shaoheng. "Aku melihat teman-temanku yang lain yang menjalani hubungan jarak jauh, yang seperti hidup bergantung pada ponsel mereka, tapi kau bahkan tidak meneleponku sekali pun dalam beberapa hari terakhir."