Gu Nianzhi mendongak dan mengacungkan tinjunya yang mungil dengan raut licik. Ia memukul bahu Huo Shaoheng pelan dan berbisik, "Kenapa itu sesuatu yang harus kubiasakan? Kembali untuk menciumku tidak sesulit itu."
Huo Shaoheng tidak bicara dan hanya memperhatikannya dengan diam. Matanya segelap batu obsidian, dan ketika ia memperhatikan Gu Nianzhi lekat-lekat, Gu Nianzhi merasa seakan Huo Shaoheng menanggung seluruh dunia di dalam matanya. Huo Shaoheng bersedia menawarkan dunia pada Gu Nianzhi, namun ia justru tetap diam. Tatapan Huo Shaoheng menyihir Gu Nianzhi, dan Gu Nianzhi pun berangsur memperhalus pendiriannya. Dua suara terus bertengkar di dalam kepalanya. Satu suara mengatakan, 'Tidak apa-apa kalau seperti ini. Kenapa ia harus berubah untukmu?' Suara yang lain membalas, 'Tapi ia mencintaiku, kan? Kenapa ia tidak bisa melakukan perubahan kecil yang remeh untukku?' Pada akhirnya, Gu Nianzhi menunduk untuk menghindari pandangan Huo Shaoheng.